Sudah dua kali Karjo patah hati. Kedua wanita yang membuatnya patah hati adalah anak majikannya. Yang Pertama membuatnya patah hati adalah Putri. Anak pertama majikannya. Teman sekolahnya mulai dari SD sampai Kuliah. Karjo disekolahkan majikannya. Karjo juga diberi tempat tinggal di samping rumah majikannya. Hal itu sebagai bentuk apresiasi orang tua Karjo yang telah lama bekerja. Hubungan Karjo dan putri sangat dekat. Melebihi hubungan seorang sahabat. Walau begitu Karjo tidak berani mengungkapkan perasaannya. Dia sungkan. Ungkapan rasa cinta itu tak juga mampu keluar dari mulut Karjo. Sampai ada seorang pengusaha yang melamar Putri.

Patah hati dengan Putri hilang setelah Sinta anak kedua majikannya mulai dekat dengannya. Sikap yang penuh perhatian membuat rasa patah hati itu cepat hilang. Karjo merasa cocok dengan sosok Sinta. Sinta selalu perhatian sama Karjo. Jika tak terlihat selalu saja dicarinya. Bisa lewat karyawan yang lain. Atau diungkapkan saat ketemu Karjo langsung. Setiap Karjo pergi keluar kota, Sinta selalu berpesan agar tidak lama-lama. Tak ingin patah hati lagi, Karjo memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya kepada majikannya. Namun, sebelum Karjo mengungkapkan perasaannya, Majikannya lebih dulu minta tolong agar dirinya mempersiapkan diri untuk menyiapkan keperluan pernikahan putri keduanya.

Kini harapan terakhirnya adalah Fani. Putri ketiga majikannya. Karjo mulai melupakan kedua patah hatinya. Sikap manja dan humoris Fani mengobatinya. Namun sebelum niatnya itu diutarakan, Fani terlebih dahulu membuatnya patah hati lagi. Fani meminta Karjo untuk menuliskan surat pada pujaan hatinya. Karjo merasa kehilangan semangat. Walau begitu dia tetap mengurus keperluan pernikahan Fani. Apalagi Pak Faisal majikannya agak sakit-sakitan. Wajahnya terlihat pucat saat acara pernikahan itu. Setelah acara pernikahan itu Karjo jarang kelihatan lagi. Baru setelah beberapa bulan, terdengar kabar bahwa Karjo akan menikah dengan Bu Faisal. Pak Faisal wafat beberapa hari setelah acara pernikahan Fani.