Kolom:

KISAH UNIK DI SEKOLAH BARU

Oleh: Agus Sumarno, S.Pd.,MM ,M.Pd.

Pada hari Senin, 17 Oktober 2022 pukul 18.30 saya datang ke sekolah baru di SMP Negeri 1 Manyaran. Malam itu saya ketemu dengan seorang penjaga sekolah dan dua orang tukang kebun. Penjaga sekolah bernama Slamet. Dua orang tukang kebun bernama Aris dan Agung.

Kedatangan kepala sekolah baru tentu surprise bagi mereka bertiga. Ada rasa penasaran dan dag-dig-dug di dada. Dari raut mukanya, tampak mereka sangat antusias saat berdialog santai di ruang kepala sekolah. Mereka jujur menceritakan apa adanya tentang kondisi sekolah.

Dalam ngobrol rileks itu sesekali muncul humor dan gelak tawa. Suasana sangat cair dan tak ada rasa tegang. Kami bicara apa saja tentang pekerjaan, suka-duka, dan keluh-kesah. Kadang muncul curhat di antara mereka sebagai tenaga wiyata bakti di sekolah itu. Pendapatan mereka pas-pasan dan disambi kesana-kemari untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Aspirasi mereka saya simpan sebagai catatan. Saya suka kejujurannya. Mereka ngomong apa adanya seolah tanpa jarak antara atasan dan bawahan. Mereka tidak merasa di-interview oleh kepala sekolah, namun seperti ngobrol di warung kopi dengan rileks apa adanya. Hal ini tentu jarang terjadi sebelumnya.

Ada kisah seputar tugas mereka. Misalnya mereka menyapu halaman dan kebun sejak usai Subuh hingga pukul 07.00. Karena masih gelap, mereka memakai lampu senter yang menempel di kepala. Apalagi kalau sedang gerimis atau hujan, mereka harus mengenakan mantol agar tidak basah.

Pekerjaan menyapu dilakukan dengan tulus ikhlas sebagai pengabdian. Mereka menyapu tak kenal lelah karena besarnya rasa tanggung jawab. Prinsipnya, kalau siswa sudah masuk kelas, tugas menyapu halaman dan kebun sekolah harus sudah selesai.

***