Agus Suryadi, SDN Rengasdengklok Ut

Masih belajar menulis dan merangaki kata....

Selengkapnya
Navigasi Web
TOBI YANG SOMBONG (Dongeng Anak)

TOBI YANG SOMBONG (Dongeng Anak)

TOBI YANG SOMBONG

“Selamat pagi, Tobi. Apa kabarmu pagi ini?” tanya Tary, si pipit mungil dengan senyumnya yang lucu. Menyapa Tobi, si boneka sawah.

“Apa? Tidak usah beramah-ramah denganku! Ayo kalian semua pergi! ... jangan mencari makan di sini! Pergi sana!” kata Tobi, dengan wajah seram dan matanya yang melotot.

“Ah, tak usahlah kau jahat seperti itu, Tobi. Tidak kau suruh pun, kami tidak akan mencari makan di sawah ini. lagi pula, kami lebih nyaman dan tenang mencari makan di tempat lain,” jawab Tary. Lalu mereka terbang meningalkan Tobi sendirian.

“Dasar boneka sawah yang sombong!” kata Dery, si burung pipit gendut, dengan wajah yang cemberut.

“Huh! Dasar burung-burung pengacau. Hobinya hanya mengganggu ketenanganku saja!” gerutu Tobi, dalam hatinya.

Memang, sejak Pak Broto, si pemilik sawah memasang Tobi, burung-burung pipit selalu di buat takut. Baru saja mereka hinggap di atas pohon padi, maka suara kaleng yang terpasang akan berbunyi, klontang! ... klontang! ... klontang!.

Dan senyum puas Tobi, akan terlihat sangat puas setelah melihat Tary dan kawan-kawannya terbang berhamburan dan ketakutan.

Ini adalah hari ke-5 Tobi, terpasang di sawah milik Pak Broto. Sikap sombongnya tetap tidak berubah. Malah semakin menjadi. Burung-burung pipit mencoba hinggap di batang padi milik Pak Broto. Belum saja mereka hinggap, teriakan Tobi, sudah terdengar memekakan telinga. Disusul dengan bunyi kaleng yang sangat tidak enak di dengar oleh para burung pipit.

Klontang! ... klontang! ... klontang! ....

“Rasakan! Pergi jauh sana! ... jangan mencari makan di sini!” teriak Tobi.

“Padahal kami hanya memakan beberapa bulir biji padi, tidak banyak kok Tobi. Kamu memang jahat! Awas ya, suatu saat, kamu pasti butuh bantuan kami!” teriak Dery, dengan wajah yang sangat kesal.

“Tak mungkin aku meminta pertolongan kalian, tubuh kalian kecil! Mana mungkin bisa memberikan pertolongan padaku? Hahahaha .... sudah, pergi sana!” teriak Tobi, dengan wajah yang menyeramkan.

-----oooo----00000-----ooooo0000ooooo------00000----oooo---

Para burung pipit pulang lebih awal. Mereka merasa ada yang aneh denga cuaca hari ini. angin bertiup lebih kencang. Di sebelah utara terlihat awan mendung yang tebal. Sepertinya akan terjadi hujan yang sangat lebat.

“Ayo kawan-kawan kita pulang. Cuaca sungguh tidak bersahabat hari ini, mungkin sebentar lagi akan turun hujan lebat!” teriak Tary, kepada kawan-kawannya.

Rombongan burung pipit-pun hinggap di ranting-ranting pohon tempat biasa mereka menghabiskan malam untuk beristirahat. Dari tempat mereka beristirahat, terlihat jelas tubuh Tobi, baju dan topi kusamnya melambai tertiup angin.

Makin lama angin bertambah kencang. Tak lama kemudian hujan turun dengan derasnya. Suasana semakin menakutkan dengan terdengarnya suara petir yang bergemuruh.

Burung-burung pipit bersembunyi di balik dedaunan. Cakar-cakar mereka telah terlatih mencengkeram batang pohon untuk menghindari terjatuh dari ketinggian.

“Tolong ....! tolong aku ... aku takut! Toloooong ....!”

Terdengar suara yang meminta tolong di antara suara hujan dan angin.

Tary memasang telinga mungilnya. Mencari-cari sumber suara.

“Dery! Apakah kamu mendengar ada yang meminta tolong?” teriak Tary. Suaranya hampir samar dengan suara hujan.

“Yap! Aku mendengar. Itu adalah suara Tobi, si pemarah dan sombong! Sepertinya dia sangat ketakutan! Biarkan saja ... jangan di tolong!” teriak Dery.

Benar saja. Itu adalah suara Tobi, yang sangat ketakutan dengan suara petir dan angin kencang.

“Kawan-kawan, ayo kita tolong Tobi. Bagaimanapun juga, kita wajib menolong siapapun yang membutuhkan pertolongan. Ayo? Tunggu apalagi?” Tari melepaskan cengkeraman kakinya dari batang pohon.

“Buat apa kita menolong Tobi? selama ini dia tidak pernah ramah kepada kita. Selalu jahat dan mengusir kita jika hinggap di batang padi. Biarkan saja dia ketakutan sendiri,” kata Desy. Si pipit cantik.

“Kalian semua, dengarkan! Kita tidak boleh mempunyai hati yang dengki. Biarkan saja Tobi jahat kepada kita, tapi kita tidak boleh membalas kejahatan Tobi dengan kejahatan lagi. Saat ini Tobi butuh bantuan, kita wajib menolongnya. Ayo cepat! Kita tolong Tobi, kita angkat tubuh Tobi secara beramai-ramai ke gubuk yang ada di pingir sawah! Cepat!” perintah Tary.

Akhirnya burung-burung pipit terbang dari dahan menuju ke tengah sawah. Ada yang menggigit tali yang mengikat tubuh Tobi, ada juga yang memeutuskan tali yang mengikat kaleng-kaleng. Mereka bekerja bersama-sama. Tubuh Tobi yang lumayan besar, mereka angkat secara beramai-ramai.

Tary dan puluhan temannya behasil mengangkat tubuh Tobi ke gubuk yang ada di pinggir sawah.

“Oh, terima kasih teman-teman. Kalian telah sudi membantuku. Sungguh aku sangat takut dengan suara petir dan angin yang begitu besar dan memekakkan telinga,” kata Tobi.

Air mata Tobi menetes.

“Tidak apa-apa Tobi. Bagaimanapun juga kamu adalah sahabat kami. Sebagai sahabat, kita wajib saling membantu,” kata Dery,.

“Tapi selama ini aku selalu jahat kepada kalian. Tapi kalian begitu baik padaku. Aku sungguh malu dengan perbuatanku selama ini. maafkan aku ya teman-teman,” kata Tobi. Wajahnya terlihat sangat menyesal.

“Sudahlah, sekarang kamu tidur, biar untuk malam ini, kami menemani tidurmu,” kata Desy.

Akhirnya Tobi bisa tertidur lelap. Burung pipit satu persatu kembali terbang ke atas pohon untuk melanjutkan tidurnya. Tinggal Tari, Desi dan Dery yang tetap menemani Tobi di dalam gubuk.

0000-----oooo----oooo---0000

Mentari bersinar cerah. Tobi telah terpasang kembali di tengah sawah dengan bantuan para burung pipit. Burung-burung pipit pun terbang rendah di sawah milik Pak Broto.

“Ssttttt ... kalian boleh mengambil padi dari sawah ini secukupnya ... ingat secukupnya! Ayo, sebelum Pak Broto datang!” bisik Tobi.

Para pipit tersenyum. Mereka memakan biji padi secukupnya. Lalu terbang tinggi.

“Terima kasih kawan ...!” kata Dery, matanya mengedip manja ke arah Tobi.

Selesai.

Agus Suryadi, S.Pd

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Inspiratif,pak

14 Oct
Balas



search

New Post