Agus Suryadi

Anak bawang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cerita Bersambung DUNIA DI BALIK TIRAI Bagian IV

Cerita Bersambung DUNIA DI BALIK TIRAI Bagian IV

CORETAN TANGAN LAISA

Aku baru tahu jika keberadaan Laisa di kelas ini hanya sebagai anak bawang.

Artinya, Laisa hanya ikut belajar saja tanpa harus dibebani dengan berbagai mata pelajaran. Ada keistimewaan untuk Laisa. Jelas saja, usia Laisa bukan seharusnya berada di kelas tiga. Tetapi Laisa harus berada di kelas enam. Tetapi karena ada kekurangan secara fisik dan mental, Laisa tetap berada di kelas tiga. Mungkin untuk jangka waktu seterusnya.

Berawal dari bu Dina yang melihat betapa repotnya mbok Darmi mengurus Laisa.

Rumah Mbok Darmi yang tepat di belakang rumah bu Dina. Bagaiman tidak repot? Mbok Darmi, seorang janda, harus merawat anak kecil yang belakangan diketahui oleh bu Dina mempunyai cacat mental. Walau tidak parah, harus tinggal di rumah sendirian.

Sementara, Mbok Darmi, sibuk di sawah atau ladang sekedar menjadi buruh tani. Untuk mencari sekolah yang cocok bagi Laisa, tidaklah mudah. Hanya ada di kota Kabupaten yang jaraknya puluhan kilometer. Hal yang mustahil bagi Mbok Darmi untuk memasukan Laisa ke Sekolah tersebut.

Aku selalu memperhatikan gerak-gerik Laisa. Kadang ada saja kelucuan-kelucuan yang Laisa lakukan. Dengan percaya diri, Laisa mengangkat tangan tinggi-tinggi ketika aku meminta seorang anak untuk maju ke depan dan menyanyikan lagu daerah.

Laisa bernyanyi, tapi entahlah ia menyanyikan lagu apa. Yang aku dengar hanya kata yang di ulang-ulang tanpa henti. Seisi kelas tertawa. Tapi Laisa tetap tersenyum.

Sepertinya, Laisa sangat menyenangi pelajaran menggambar. Itu terlihat ketika aku memberikan tugas menggambar. Dengan antusias sekali, Laisa melakukannya. Tangannya sibuk mencipkan garis-garis di buku gambarnya. Coretan-coretan pensil warnanya begitu tegas dan berenergi. Walaupun terkesan abstrak dan tanpa tema. Tapi aku tahu maksud Laisa. Dari beberapa kali pelajaran menggambar, ternyata selalu bentuk yang sama yang Laisa buat. Sosok sepasang wajah manusia.

“Wah ... gambarnya bagus sekali, Laisa? Ini gambar siapa?” tanyaku suatu ketika.

Laisa tersenyum. Dia mengangkat gambarnya. dan memberikannya padaku.

“I .... bu ...a... yah ... “

Jawab Laisa terbata-bata. Matanya bersinar. Terlihat rona bahagia di garis bibirnya.

Aku hanya tersenyum getir. Betapa getar yang aku rasakan di dalam dada begitu dahsyat ketika Laisa mengatan kata Ibu dan ayah? Sebegitu hebatnya kata yang diucapkan Laisa hingga hampir tumpah air mata yang mulai menggelayut di kelopak mataku.

Kurasakan betapa Laisa merindukan sosok ayah dan ibunya. Setiap gores dan warna yang ia ciptakan begitu bermakna baginya. Goresan yang menurut mata normal adalah hal yang biasa dan tak berarti. Tetapi untuk tangan Laisa dan keistimewaan yang dimiliki Laisa, goresan itu penuh rindu yang membara.

“Gambarmu bagus Laisa, ada gambar ibu dan ayahmu. Coba sekarang kamu gambar bentuk yang lain ya, nanti bapak kembali lagi ke sini,” kataku.

Aku berkeliling kelas. Tak lama Laisa berlari ke arahku dan membawa buku gambarnya.

“pa .. ni ... pa ... nii ...” ucap Laisa.

“Oh, sudah selesai? Coba sini bapak mau lihat gambarnya,” kataku.

Aku mengambil buku gambar dari tangan Laisa. Gambar yang sama seperti tadi, hanya beda warna. Kubuka lagi halaman yang lain. Sama juga, hanya ada gambar wajah manusia dengan tulisan yang nyaris tidak terbaca --- ayah ibu ---.

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

ditunggu cerita selanjutnya pak

07 Dec
Balas

Mantul, ahhh

07 Dec
Balas



search

New Post