Agus Suryadi

Anak bawang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cerita Bersambung DUNIA DI BALIK TIRAI Bagian VI

Cerita Bersambung DUNIA DI BALIK TIRAI Bagian VI

MENGUAK TABIR LAISA

Pertengkaran kecil kembali terjadi di keluarga Harun. Lagi-lagi masalah yang sama yang mereka ributkan. Anak.

“Sudah aku bilang berkali-kali, kita harus sabar. Tapi sepertinya Papa tidak pernah mau mengerti dengan keadaan mama. Mama sudah capek, Pa, selalu saja mama yang disalahkan. Seharusnya Papa sadar, mama tidak mandul! Mungkin belum waktunya saja mama hamil lagi,” kata Bu Hesti.

Kata-kata yang nyaris pelan dan berganti dengan tangis.

“Ah! Papa sudah bosan menunggu. Coba kalau dulu mama tidak ...”-- “tidak apa? Jadi Papa mau menyalahkan mama? Begitu? Papah egois!” ibu Hesti begitu marah.

“Sudah! Aku pusing! Aku mau pergi saja ....!” Pak Harun berlalu dari hadapan istrinya yang terus menangis.

“Ya Tuhan, apakah ini karma yang Engkau berikan untukku atas perbuatan-perbuatan yang telah aku lakukan dahulu? Ampuni aku ya Tuhan, aku benar-benar menyesal.” Bisik hati bu Hesti.

Telah banyak cara yang dilakukan keluarga Harun untuk dapat hamil kembali, tetapi hasil yang didapat selalu jauh dari harapan. Berbagai metode dan terapi hanya berakhir dengan harapan sia-sia. Sudah sepuluh tahun, bukan penantian yang sebentar untuk menanti kehadiran si buah hati.

Bukan untuk yang pertama. Mereka akui jika ini adalah kehamilan yang kedua, jika saja kehamilan yang mereka harapkan menjadi kenyataan.

Laisa salsabila Putri. Adalah anak yang telah mereka campakan kehadirannya di dunia ini. Anak yang tidak berdosa dan harus menanggung beban berat dengan ketidakperdulian pasangan yang tidak bertanggung jawab. Mereka lebih baik membuang dan menghilangkan jejak keberadaan Laisa dari silsilah keluarga. Sungguh hal yang sangat terpuji.

Sekarang mereka baru menyadarinya setelah betapa sulit untuk mendapatkan lagi buah hati. Kesalahan terbesar yang telah mereka lakukan adalah tidak mengetahui keberadaan mbok Darmi. Ya, mbok Darmi yang dulu membawa Laisa, tidak pernah mereka tahu di mana mbok Darmi tinggal.

“Kenapa ‘ga kita cari saja rumah mbok Darmi, Ma. Papa yakin, jika Laisa sampai saat ini masih tinggal dengan mbok Darmi,” ucap tuan Harun suatu ketika.

“Itulah, Pa, mama tidak tahu di mana Mbok Darmi tinggal. Dulu mama ambil Mbok Darmi lewat tangan pembantu rumah tangga bu Rosi. Sekarang keluarga bu Rosi sudah pindah rumah. Mama ‘ga tau bu Rosi sekarang tinggal di mana,” kata bu Hesti dengan mata berkaca-kaca.

“Terus? Kita hanya diam saja? Begitu?” pertanyaan tuan Harun begitu memburu.

“Lho? Kok papa jadi menyalahkan Mama sih? Bukannya papa juga setuju dengan tindakan Mama, menyuruh mbok Darmi membawa Laisa jauh-jauh dari keluarga ini? Papa lupa?” bu Hesti balik bertanya.

“Aku tak bisa menolak keinginanmu waktu itu. Karena aku tahu bagaimana amarahmu jika keinginanmu tidak aku penuhi. Aku diam bukan berarti aku setuju! Aku sama sekali tidak setuju! Tapi aku tidak mampu untuk menolak keinginanmu untuk menjauhkan Laisa dari keluarga kita, sebenarnya siapa yang egois? Aku? Atau kamu?!” kembali tuan Harun tersulut emosinya.

“Terus saja menyalahkan aku! aku sudah tidak tahan dengan kemarahan Papa yang selalu berujung dengan menumpahkan semua kesalahan padaku. Papa yang egois!” bu Hesti menjerit.

Sementara bik Darti, pembantu rumah tangga keluarga Harun hanya bisa membisu di dapur. Darti tidak berani menampakan dirinya. Ia mungkin sudah terbiasa dengan letupan amarah antara pasangan suami istri ini. Selalu saja berakhir dengan kepergian Pak Harun dan tangis bu Hesti yang pecah dan penuh amarah.

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post