AGUS SUTONO

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KANGEN PASAR NDESO,,,

KANGEN PASAR NDESO,,,

Oleh : Agus Sutono

Guru SMK Muhammadiyah Bobotsari, Purbalingga

_________________

Masa kecil saya sebagai anak desa sungguh menyenangkan. Bermain disawah, “ciblon” disungai, bermain layangan, gobak sodor adalah semua kenangan yang tidak akan pernah dilupakan. Berbaur dan bersenggolan dengan banyak orang dipasar juga kenangan lain yang hingga sekarang masih terngiang. Ketika menerawang menelusuri jejak masa kecil menjadikan saya senyum-senyum sendiri.

Pasar tradisional didesaku atau yang terkenal dengan pasar “krempyeng” adalah satu tempat yang hampir setiap pagi saya singgahi untuk berdesakan dengan banyak orang disana. Dinamakan krempyeng karena pasar ini hanya sebentar saja, mulai beraktifitas pukul 05.00 hingga pukul 07.00 sudah usai semua kegiatan dan penjual sudah kembali kedaerah atau rumah masing-masing. Pasar krempyeng ini hanya memenuhi kebutuhan hidup untuk satu hari itu.

Becek, berbagai aroma tidak sedap, berhimpitan itulah yang terjadi setiap harinya dipasar tradisional ini. Ketika hujan datang secara tiba-tiba semua penjual akan berhamburan berlari mencari tempat berteduh karena pasar ini tidak dilengkapi kios-kios untuk berjualan. Hanya dipinggir jalan besar dan diarea terbuka, bahkan ketika hujan turun lebat dari dini hari banyak penjual yang memutuskan diri untuk tidak berjualan.

Begitu asyik menyusur pasar ndeso seperti ini, banyak makanan pasar yang sekarang sudah tidak saya jumpai. Ondol yang renyah, petis, klendo, jiwel, getuk boled, onde-onde, cenil, grontol dan masih banyak lagi yang sudah terlupakan namanya karena sudah sangat lama tidak menikmati. Ondol mbok Jenab asli Mrebung-Tamansari sungguh renyah pyur dilidah, gurih sungguh belum pernah saya jumpai tandingannya sampai saat ini. Jiwel nini Tum yang “kesed” menul-menul akan sangat nendang ketika dimakan berbarengan dengan klendo berwarna cokelat merona. Mendoan mbekayu Kursinah yang nylekamin akan ber-chemistry ketika untuk sarapan pagi dipadukan dengan ketupat janur. Masih ada beberapa nama yang melegenda namun sudah terlupa karena lamanya tidak bersentuhan lagi.

Masa kecil nan indah akan sangat jauh berbeda dengan keadaan anak jaman sekarang yang kata orang jaman milenial. Anak milenial dilahirkan di jaman “tul…tul…” serba andoid serba cepat, sehingga tidak akan mengalami kenangan seperti yang saya alami. Anak milenial akan sangat senang ketika berbelanja di pasar modern. Bersih, dingin, wangi, pokoknya serba memanjakan ketika datang kesana. Ingin berlama-lama bahkan seharian bertahan ditempat seperti ini walau hanya sekedar muter-muter tanpa arah yang jelas.

Di Purbalingga masih ada pasar sejenis krempyeng namun keadaanya jauh berbeda dengan yang dahulu saya alami. Pasar yang sangat terkenal bahkan ada satu musisi yang mengabadikannya dalam sebuah lagu “Pasar Badog”. Berada di daerah Bancar Purbalingga arah Desa Toyareka masih banyak dijumpai makanan ndeso walaupun rasa sangat berbeda. Sangat saya maklumi rasa yang berbeda karena lain koki jelas lain masakan, namun setidaknya dapat mengobati kerinduan pada makanan ndeso yang sudah mulai langka. Masih banyak camilan khas disana yang dijajakan hampir semua jenis makanan ndeso.

Beberapa titik di Purbalingga saat ini banyak kita jumpai penjaja snack dan dapat kita temukan beberapa makanan tradisional walau sudah dikemas sedemikian rupa hingga hilang nuansa ndesonya. Semua dikemas dengan plastik atau kertas minyak semua serba kemasan pabrikan. Jiwel, onde-onde, grontol yang terbungkus daun pisang sudah jarang kita temui saat ini. Suasana, kemasan, dan apa saja yang ndesani mungkin banyak dirindukan banyak orang di era milenial seperti saat ini. Settingan ndeso yang sudah langka dapat dijadikan peluang bisnis dan akan terlihat unik ketika dimunculkan di era yang sudah serba modern.

_________________

Bobotsari, 13 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post