Agustina Dewi

Guru Kimia tapi nulisnya novel? Kenapa tidak? GALANG THE SCOUT dan REPIHAN TERAKHIR buktinya. No Problem 😎...

Selengkapnya
Navigasi Web
HOROR ITU BERNAMA JAKARTA
horor, jakarta, simposiumgtk2016

HOROR ITU BERNAMA JAKARTA

Masih catatan kenangan perjalanan 5 hari Simposium GTK 2016 di Jakarta.

Pada tulisan sebelumnya, tentang support system, saya tuliskan bahwa kebahagiaan menjadi finalis Simposium hanya berlangsung sesaat. Yang ada berikutnya adalah perasaan horor.

Menurut KBBI luring versi 1.5.1, horor adalah sesuatu yang menimbulkan perasaan ngeri atau takut yang amat sangat.

Bukan masalah simposiumnya. Simposium sih, sejauh saya mendapat cerita dari Bunda, kita presentasikan tulisan di depan penguji dan teman-teman. Lalu tanya jawab. Selesai.

Horor saya lebih pada kenyataan bahwa saya sendirian. Dalam bayangan, akan banyak teman seperjalanan yang sudah lebih kenal Jakarta. Saya tinggal ngikut saja. Bagaimana caranya naik pesawat. Bagaimana jika nyasar di bandara. Check in itu seperti apa. Juga tentang bagaimana dari SuHat menuju hotel. Kalau disasarkan sama sopir taxi bagaimana? Pokoknya malam itu saya hanya tidur 1 jam. Demi menikmati berbagai horor yang muncul di kepala. Syukurnya, saya sudah membuat catatan. Ternyata saat ditagih tulisan oleh pak Komandan begini, sangat berguna.

Menjelang pagi, saya insyaf. Mungkin lebih tepatnya lelah. Walau horor, toh saya mendapat ijin berangkat, baik dari keluarga dan dari sekolah. Jadi ya sudahlah. Apa yang terjadi, terjadilah.

Hari itu saya habiskan untuk mengurus tiket, Surat Tugas, SPPD, packing, juga stok makanan dan baju bersih untuk junior. Mereka bakal saya tinggal selama 5 hari. Setidaknya mereka tidak perlu terlalu banyak merepotkan neneknya.

Tiba di bandara Abdul Rahman Saleh, masih jam 6 pagi. Saya sampai tidak yakin itu bandara yang benar. Sebab yang ada hanya saya dan petugas Cleaning Service. Satu jam kemudian baru ramai.

Syukurlah, di bandara ARS, melalui metode SKSD, saya dapat rekan satu pesawat, yang juga peserta Simposium. Lucunya, meskipun sudah dapat teman, horor saya belum berakhir lho. Masih ada horor naik pesawat. Begitu horornya, sedari tiba sampai benar-benar take off, ada 8 kali ke toilet. He he he. #Jaditengsin

Beneran, itu penerbangan pertama saya. Kenapa nekad naik pesawat? Alasan pertama, karena saya ingat support dari pak Eryun "wings to fly". Alasan berikutnya, saya memerlukan pengalaman pertama naik pesawat. Untuk apa? Agar bisa ditulis.

Saat di pesawat, saya berusaha benar-benar menikmati setiap detiknya. Getaran menjelang take off. Getaran tiap menembus awan. Penampakan permukaan tanah dan laut. Sayangnya tidak duduk di dekat jendela. Tapi dari tempat saya, masih kelihatan lah. Satu hal lagi yang terpikir: "Sepi. Tidak ada pedagang asongan." Untuk yang terakhir ini, ternyata saya salah.

Tiba di Sukarno Hatta, saat dievakuasi dengan bis menuju gate, saya mengirim WA. "My first flight, done."

Jawabnya: "First? Ha ha"

Lho, apa masalahnya? #purapuratidakmerasandeso

Tiba di pintu keluar, kami disambut seorang teman yang telah menanti dengan mobil. Alhamdulillah. Benar-benar diantar sampai depan hotel pula.

Fiuhhh. Ternyata horor saya berlalu dengan manis. Terima kasih untuk semua teman yang meringankan horor saya, menjadikannya sebuah kenangan indah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post