Sang surya mulai kembali ke peraduanya. Langit yang tadinya biru kini telah berubah kemerah-merahan menandakan waktu telah petang. Burung-burung serwiti berterbangan kesana kemari menuju sarangnya. Suara anak-anak kecil yang bercanda dengan temanya terdengar dengan jelas di lantai 2 asramaku. Senang sekali rasanya jika membayangkan waktu kecil. Bermain dengan bebas, bercanda, tertawa, berlari-larian kesana-kemari seakan tiada beban dalam hidupnya. Yang ada adalah bersenang-senang dengan teman-temanya.

Suara adzan maghrib terdengar dari segala penjuru arah. Seketika itu menyadarkanku dari lamunan di masa kecil. Kulangkahkan kakiku menuju mushola yang berada di lantai 1 untuk segera melaksanakan sholat maghrib berjama’ah. Ada yang berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Jamaah maghrib kali ini lebih banyak jumlahnya. Dalam hati ini berkata inilah berkahnya datangnya bulan ramadhan. Orang-orang yang tadinya sibuk dengan urusan duniawinya, seakan menyampingkanya demi menyambut datangnya bulan ramadhan dengan sholat di awal waktu secara berjamaah.

Usai sholat, Aku langsung menuju ke lantai 2 asramaku. Biasanya ba’da maghrib jika tidak ada urusan di luar Aku dan teman se asrama yakni Ka Arsyudin, Ka Holik mengajari anak-anak kecil mengaji dengan metode Ummi. Kadang juga Ka Heri, Ka Dwi, Ka Hasan, Ka Ilham dan hampir semuanya ketika tidak sibuk mereka pun ikut membantu mengajari. Tapi malam ini kegiatan mengaji anak-anak TPA mulai diliburkan karena malam ini adalah malam ramadhan pertama. Sudah hal yang rutin setiap ramadhan kegiatan belajar mengaji santri, baik santri kabir, sighor, dan anak-anak TPA di liburkan agar para santri lebih fokus dalam menjalankan puasa ramadhan. Sebenarnya tidak sepenuhnya libur, hanya saja kegiatan belajar mengaji diganti dengan tilawah dan tahfidz Qur’an. Untuk tahun ini di Pesantren Daarul Mubarok sendiri program tilawah selama ramadhan adalah 2 X khatam. Sedangkan untuk tahfidnya target adalah 2 juz.

Ku ambil mushaf Al Quranku yang berwarna merah. Masih teringat kenangan 5 tahun lalu ketika pertama kali ku beli Mushaf ini bersama Kakaku di Surabaya dengan harga Rp. 30.000,00. Hal yang sangat menyenangkan, pasalnya Aku membeli Al Quran dengan hasil kerja sendiri, meskipun Aku pada saat itu kerja hanya sekedar bantu-bantu Kakaku yakni mengedit data dan gambar-gambar. Itupun Aku belum terlalu bisa sehingga masih sering bertanya ketika tidak tahu.

Ku buka Al Quranku di juz 10 untuk menyelesaikan target One Day One Juz ( ODOJ ) hari ini. Aku sendiri mengikuti Komunitas One Day One Juz baru berjalan selama 1 tahun. Awal-awal bergabung dengan komunitas ini memang terasa sangat berat. Pasalnya Aku yang biasanya seharian hanya membaca 2 – 3 lembar Al Qur’an harus menyesuaikan sehari semalam wajib tilawah 1 juz. Tapi dengan berjalanya waktu Aku pun bisa menyesuaikan dan menargetkan setiap hari wajib tilawah 1 juz. Itu hal yang luar biasa dalam hidup saya berkat hidayah dari Allah atas perantara teman saya yang aktif di Relawan Rumah Zakat yang bernama mas Slamet. Saya di ajak mas Slamet ketika satu bulan menjelang ramadhan tahun sebelumnya. Sebenarnya saya juga sempat vakum ikut Komunitas ODOJ selama 2 bulan karena berbagai alasan. Mulai dari merasa terlalu mengejar-ngejar dalam membaca, malu ketika membaca Al Qur’an di kelas, di mobil, atau di tempat umum. Takut dibilang sama teman atau orang sok suci, sok alim, pamer, riya dan sebagainya. Tapi berkat nasehat dan ajakan mas Slamet akhirnya saya merasa mendapatkan motivasi untuk terus lanjut ikut di Komunitas ODOJ. Intinya semua tergantung niat kita seperti apa. Jika kita memang niatnya karena Allah pasti akan mengabaikan terserah tanggapan dan komentar orang-orang terhadap kita. Mau dicap sok alim, sok suci, terserah. Yang penting niat kita baik. Karena sebaik-baik penilaian adalah penilaian Allah. Allah yang lebih mengetahui isi hati manusia.

Adzan I’sa telah berkumandang. Cepat-cepat kuambil air wudhu dibelakang. Kulangkahkan kaki menuju ke Mushola untuk melaksanakan sholat I’sya dilanjut dengan shalat Trawih. Subhanalloh... Shaf shaf sudah hampir penuh sampai belakang. Inilah berkahnya bulan Ramadhan. Orang yang tadinya tidak pernah kelihatanpun berjamaah di hari-hari biasa sekarang berlomba-lomba dalam melakukan amal kebaikan di bulan Ramadhan. Kulihat masih ada beberapa shaf yang kosong sehingga saya bisa masuk ke shaf depan untuk melaksanakan sholat Qobliyah I’sya dilanjut Shalat Isya, tarawih dan witir.

Pukul 03.00 Aku bangun dari tidurku. Kulihat sebagian teman-temanku masih ada yang terlelap tidur dan sudah ada yang bergegas di mushola melaksanakan Shalat Tahajud. Kubasuh mukaku dengan air wudhu. Kugelar sajadahku yang berwarna putih yang kudapatkan dari pemberian wali murid ketika sepulang umroh dari Madinah. 6 rakaat telah kuselesaikan dan kulanjutkan dengan tilawah Qur’an beberapa lembar. Setelah selesai kubangunkan beberapa temanku yang masih terlelap tidur untuk melaksanakan shalat tahajud dan dilanjut dengan makan sahur bersama yang telah tersedia. Momen kebersamaan saat sahur bersama teman-teman setidaknya bisa mengobati rasa rindu keluarga. Karena mereka adalah sudah seperti keluarga kedua bagiku. Meskipun terkadang dalam keseharian selalu saja ada hal-hal yang kurang sesuai dengan sikap dan keinginan kita.Terkadang kita masih egois dengan pendirian kita. Tapi sudah hal yang wajar karena toh manusia memang diciptakan berbeda-beda untuk saling melengkapi, saling menasehati, dan saling mengasihi sehingga dengan begitu akan terciptanya hubungan yang harmonis antara sesama teman.