AH BURHANUDIN

Karena bukan orang kaya, bukan pula anak raja. Sebab itu aku menulis...

Selengkapnya
Navigasi Web

GURUKU SAYANG GURUKU MALANG

Di tengah gencarnya usaha pemerintah untuk membuat Sekolah Ramah Anak, beberapa bulan yang telah lalu kita saksikan dan dengar kejadian yang sangat bertentangan dengan hal tersebut, yaitu seorang guru yang masuk bui karena mencubit salah satu anak muridnya dan juga ada seorang guru yang masuk hotel Prodeo karena dilaporkan mencukur rambut siswa. Sebenarnya ngeri melihat dan mendengar fenomena ini.

Aneh memang, sebuah negeri yang terkenal beradab dan mengagung-agungkan profesi pendidik seakan tidak berdaya untuk melindungi hak dan kehormatan seorang guru. Ulasan saya kali ini bukan bermaksud untuk mencari kambing hitam siapa yang patut untuk salah dan diperslahkan, tetapi lebih kepada sudah matikah nurani bangsa ini? Mencoba mengurai benang kusut sumber kekacauan, menurut saya penyebab utama kejadian adalah tidak adanya kesepahaman antara orang tua siswa dan guru mengenai metode pendidikan dan cara mendidik.

Sebagai seorang orang tua dalam memiih pendidikan untuk anak, yang pertama kali terpikir pastilah sebuah lembaga pendidikan yang dapat mengantar seorang anak kepada prestasi dan kesuksesan. Sebuah lembaga pendidikan yang sempurna dan tiada cela baik dari segi fasilitas, sarana, prasarana, maupun pendidik, dan staffnya. Memang tidaklah berlebihan bila para orangtua mempertimbangkan semua hal tersebut. Serasa tak mau kalah, begitu pula sebuah lembaga pendidikan pasti tidak ada yang bertujuan negatif. Hampir seluruh lembaga pendidikan yang ada pasti mempunyai visi dan misi yang baik serta bertujuan untuk mengantar anak pada sebuah prestasi dan kesuksesan siswanya. Melihat kemiripan dan kesamaan tujuan antara orang tua dan lembaga pendidikan ini seharusnya proses belajar mengajar di sekolah berjalan harmonis, karena tujuan mereka sama yaitu untuk keberhasilan anak didik.

Ibarat pepatah, manusia hanya berencana tetapi tuhanlah yang menentukan segalanya. Keadaan yang berlangsung dalam proses pendidikan tidak serta merta semuanya mulus dan tiada hambatan. Hal ini terjadi karena dalam sebuah lembaga pendidikan berlangsung interaksi antara guru, murid, staf, dan orangtua serta lingkungan. Di mulai dari siswa, dalam satu kelas saja mempunyai latar belakang yang berbeda, apalagi dalam sebuah lembaga pendidikan yang terdiri dari siswa yang banyak. tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini dapat menjadi salah satu pemicu permasalahan di sebuah sekolah. Belum lagi nanti guru yang mempunyai watak dan tipikal serta lingkungan sekolah yang berbeda. Semua ini dapat menjadi pemicu adanya mis-komunikasi dan permasalahan di sekolah.

Untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan ini, sebagai seorang pendidik kita harus bisa lebih elegan dalam usaha mencerdaskan siswa. Karena sebagian guru dan pendidik pasti sudah tahu bahwa tidak semua siswa bisa dididik dengan cara yang halus, terkadang juga perlu dengan cara yang saat ini dianggap sebagai sebuah kekerasan walaupun menurut hati kecil saya tidak ada seorang pendidik pun yang berniat untuk mencederai siswanya, umpama sebuah hukuman itu mencederai pasti tidak ada niat dalam hati dengan sengaja untuk mencederai, tetapi lebih kepada memberi efek jera kepada siswa yang melakukan tindakan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang siswa semisal dengan mencubit.

Menurut hemat saya, demi keselamatan dan kenyamanan semua pihak harus ada kesepakatan dan kekompakan tertulis antara orang tua dan guru yang disaksikan oleh komite sekolah dan kepala sekolah tentang apa saja yang boleh dilakukan oleh guru kepada siswa dalam usaha menertibkan dan memperlancar usaha sebuah lembaga untuk mencapai tujuan bersama yaitu mengantar anak kepada prestasi dan kesuksesan. Sehingga suatu hari apabila ada hal-hal yang tidak diinginkan, maka semua pihak saling menyadari bahwa tindakan seorang guru yang sebenarnya bertujuan untuk kebaikan sehingga tidak menjadi bumerang bagi seorang guru yang ingin mendidik kebaikan pada siswanya.

Selain membuat kebijakan tentang sekolah ramah anak, mestinya pemerintah juga membuat sebuah kebijakan yang melindungi pendidik dalam usahanya mencerdaskan anak didiknya. Sehingga imbang dan tidak berat sebelah dan tidak akan adalagi tujuan yang baik seorang guru menjadi bulan-bulanan orang tua siswa dan akhirnya masuk penjarang. Semoga semua pihak saling menyadari dan mawas diri agar kejadian-kejadian kelam yang dialami para pendidik di negeri ini tidak terjadi lagi, demi kemajuan dan kehormatan bangsa. bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya, dan ingat bahwa guru adalah salah satu pahlawan bangsa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post