Perjalan hidup tak bisa dilepaskan dari ujian. Bila hidup sudah tidak ada hambatan? semacam sayur tanpa bumbu. Hambar dan tidak ada sensasi rasa di dalamnya. Dulu, saat belum punya nyawa, kita manusia sudah diuji dengan berjuang untuk hidup. Diuji dengan sulitnya mencapai indung telur yang ditempati. Luar biasa perjuangan yang dilakukan.

.

Namun, saat ini banyak dan bahkan hampir sebagian dari kita telah lupa, bahwa sejak proses awal kehidupan, sepertinya mahkluk yang bernama manusia memang sudah di setting untuk berjuang. menggerakkan seluruh upaya untuk melewati beberapa fase kehidupan. Di mulai dari alam ruh, alam kandungan, dan sekarang alam dunia.

.

Terkadang terjadi sebuah fenomena yang mengherankan, melihat orang yang menyerah menghadapi taqdir hidup. Dengan berbagai alasannya. Bahkan, terkadang putus asa dengan keadaan.

.

Alhasil muncul manusia munafik yang tidak mau menerima kegagalan. Bahkan kejadian yang tidak sesuai rencana dan angan-angan dibilang nasib. apa salah nasib sehingga jadi kambing hitam atas kegagalan seseorang? Terkadang kasihan juga pada nasib, tiap hari dituduh sebagai alasan atas hilangnya rejeki, atas matinya seseorang, dan tidak tercapainya tujuan.

.

Fase perjalanan hidup manusia di dunia tidak ada yang tahu. skenarionya tersimpan rapat dalam lembaran-lembaran rahasia Ilahi. Biarkan saja. Toh, tidak ada gunanya juga kita tahu. Sebab, film yang bagus itu apabila plot dan jalan cerita tidak diketahui oleh orang.

.

Perihal manusia lemah yang selalu menyalahkan nasib dan keadaan, pada hakekatnya yang lemah dan membuat rapuh itu bukan nasib dan keadaan. Yang rapuh itu pikiran dan hati. Jika memang begitu, maka sedikit kegagalan yang diterima serasa seluruh dunia ini akan hancur dalam waktu semalam.

.

Terlebih, kelakuan ini bisa dilihat pada "Kids and Man Jaman Now" generasi manusia Gombal Mukiyo. Kasihan, hidup terasa sangat menderita. Raungan kesusahannya diperdengarkan pada semua orang. Semacam tidak ada satupun kisah dalam hidup yang enak. Generasi yang begini ini disebut generasi susah dan menyusahkan. Mereka umumnya mengukur sukses dan keberhasilan pada uang dan jabatan.

.

Sebenarnya ada kehendak untuk mengingatkan ttapi apa daya, saya bagaikan remukan rengginang dalam toples Konghuan. Mana mungkin dipercaya. Yang pasti jawabnya, "urus saja hidup, You! Ngapain ikut campur urusan I," jika jawabannya begitu, sebuah jawaban secapat kilat pasti akan kulontarkan, "Bukan begitu maksutku, Blok! apa You tidak ingat? bahwa sejak dulu kita ini sudah terlatih dan terbiasa dengan ujian, serta persaingan dan target. kenapa sekarang kok malah jadi generasi yang lemah?"

.

Selanjutnya, belum sempat mereka balas dengan jawaban, omonganku akan terus nyerocos, "Yang lemah itu bukan ragamu, tetapi kelemahan hatimu menghadapi persoalan hidup adalah penyakit yang lambat laun membunuh semangat hidup. menghilangkan harapan pada Allah. Akhirnya menjadi pribadi lemah yang berharap belas kasih sesama hidup. ah, benar-benar gombal mukiyo hidupmu."

.

Kuatkan hati kita kawan, tidak selamanya mendung itu hujan. Pejamkan mata, tarik nafas perlahan. Rasakan bahwa dirimu masih hidup di dunia. Jangan batasi kekuasaan Allah, percayalah! selama masih bisa merasakan masuk dan keluarnya udara segar, itu artinya kita masih di dunia. Dan artinya selama itu pula hidup manusia masih bisa berubah.

.

Jangan sekali-kali gantungkan hidupmu pada manusia, karena bisa apa mereka? makhluk yang butuh uang, makan, dan hiburan. Jadilah Kids Jaman Now yang kuat, hebat, dan bermartabat. Jangan lemah dan tidak punya pendirian layaknya remukan rengginang dalam toples Konghuan.

Mlg, 211017

#abn