AH BURHANUDIN

Karena bukan orang kaya, bukan pula anak raja. Sebab itu aku menulis...

Selengkapnya
Navigasi Web
Separuh Hatiku Tertinggal di Yogya

Separuh Hatiku Tertinggal di Yogya

Yogyakarta, mempunyai sebutan sebagai kota pelajar. Menawarkan berbagai destinasi keindahan bagi siapa saja yang datang. Lingkungan asri menambah kenyamanan hidup. Masyarakatnya tata, tentrem, kartarahardja.

Memang, beberapa tahun silam diri ini pernah menginjakkan kaki di kota indah ini, tetapi hanya sebagai penikmat keindahan destinasi wisatanya.

Berbeda dengan perjalanan kali ini, berbekal tulisan dan ide seadanya, Alhamdulillah dapat terpanggil untuk mengikuti sebuah event luar biasa yang digelar oleh P4TK Matematika.

Sejak pertama kali menginjakkan kaki di kota indah ini, pada Senin 13 November 2017, aura kedahsyatan kegiatan sudah terasa. Wajah-wajah profesional dan terlatih tampak dimiliki oleh sebagian besar peserta. yaitu 34 guru-guru terpilih dari seluruh wilayah Indonesia.

Sampai akhirnya lima hari telah terlampaui, Balutan berbagai situasi menghiasi hari. Cemas, gembira, keceriaan, dan beraneka warna rasa mewarnai waktu demi waktu. sungguh sebuah aktivitas yang jauh di luar aktifitas biasanya.

Jalinan persaudaraan dan kasih sayang sebagai sesama insan lambat laun tertanam di antara kesibukan kegiatan. Lomba yang dimensi tantangannya terasa lain, karena kami disini saling berbagi, saling memberi, serta tidak ada rasa untuk saling menyaingi. Hilang sudah rasa sombong di hati semua peserta, sehingga hari-hari dilalui dengan saling bantu dan diskusi.

Musim hujan membuat jalinan kekeluargaan di antara kami semakin akrab. Rasa sayang layaknya sebuah keluarga yang harmonis tertaut dalam benak sanubari semua peserta.

Ada kalanya episode hidup dilalui dengan malam-malam berlarian menghindari hujan, candaan di tempat makan, dan saling mengalahkan dalam pembicaraan. Bahkan dalam keadaan hujan, saling berebut mengejar spot yang bagus untuk berswafoto, Sungguh saat-saat indah yang tidak dapat terulang.

Namun, layaknya kehidupan, Setiap perjalanan pasti ada akhir, setiap kereta pasti ada stasiunnya. Begitu pula dalam setiap kegiatan pasti ada pertemuan dan perpisahan, sebab tiada yang abadi di dunia ini.

Hari ini, sejak pagi hujan kembali membasahi kota pelajar ini. Seakan langit tahu dan ikut merasakan kesedihan hatiku. Namun, kesedihan bukanlah sebuah alasan yang tepat untuk tinggal, sebab amanah hidup harus terus dijalankan. Pukul 08.30 WIB dengan berat hati kutinggalkan Yogyakarta, dan seakan separuh hatiku masih tertinggal disana.

Hidup harus terus berjalan, dan inilah taqdir Tuhan. Harapan itu pasti ada, namun amanah hidup adalah suatu yang harus dipertanggungjawabkan. Selamat tinggal Yogja dan semua kenangan di dalamnya. Jika Tuhan mengijinkan, kita pasti akan bertemu kembali.

Yogyakarta, 19 November 2017 08.38 WIB

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post