SEPI ( Puisi )
Saat detak rasa pilu membiru
Dan waktu terus berlalu
Sementara angin enggan membawa rasaku
Adakah disana oase yang layak kudapatkan airnya baru
Saat kehendak bertalu mematut inginku
Menahan angin agar arahkan ke mari
Dan bentangkan kepak burung membawaku berlari
Menemuimu dalam angin dan gemericik air pegunungan
Saat angan tak kuasa menahan detak jantungku
Maka kembalikanlah segera berita yang lama tak terkabar
Agar aku bisa dengarkan suara itu lembut ditelingaku
Dan bertahtalah sang waktu dengan sombongnya di hadapanku
Saat ku tak mampu lagi berbagi
Maka itu artinya segala yang kunanti jadi sepi
Dan pagi tak sanggup lagi serukan seruni
Membawakan rinduku tak bertepi
Dan aku tak akan peduli
Kepadamu suaraku akan memenuhi janji
Menjalani kekeuhnya rasa sepi
Dalam termaram ombak pagi yang kesiangan mentari
Biarlah sekedar daun lontar menuliskan puisi
Atau batu datar penyimpan rindu yang sepi
Mencatat semua kejadian petang sampai pagi
Dan semut pun pernah jadi saksi
Betapa setiap daun yang terdampar
Bisa jadi akar dari yang terlempar
Terlempar jauh di telaga sunyi
Bersama rindunya yang murni
Ini saja sudah cukup mengobati
Ini saja sudah menjadi api abadi
Menahan pletiknya dalam sekam
Menahan baranya jauh ke dalam
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar