Ahmad

Pegiat literasi di STAI YPBWI Surabaya, setiap tarikan napas adalah anugerah tak ternilai, tiap goresan pena adalah kurnia tak terhingga, siar segala bajik, ra...

Selengkapnya
Navigasi Web
Asiknya Belajar Bahasa Negeri Panser

Asiknya Belajar Bahasa Negeri Panser

"Guten Morgen!"

demikian sapaan selamat pagi dalam Bahasa Jerman.

"Guten Nachmittag."

Kini kami, peserta kelas Bahasa Jerman telah berkarib dengan beberapa potong sapaan tersebut.

Materi yang sedang kami pelajari adalah 'Sich Vorstellen' memperkenalkan diri sendiri. Di bawah bimbingan Frau Rini para peserta antusias mengikuti. Berlatar lidah berbagai daerah di Nusantara, aneka ragam dialek pun muncul. Ada pelafalan versi Jawa, Minang, Dayak dan lain sesuai bahasa ibu masing-masing peserta.

"Ngapain capek-capek belajar bahasa? udah tua!"

Cibiran yang mesti dijawab dengan kesungguhan. Zaman sekarang yang lebih penting adalah pembuktian diri, bukan membalas hujatan dengan ucapan.

Bila kita literat, bisa ditemukan fakta dalam Alqur'an, bahwa pada sejarah penciptaan manusia pertama., aktifitas awal Adam setelah tercipta adalah belajar nama benda. Belajar bahasa, 'kan?

Adam dicipta setelah terlebih dahulu Allah menciptakan para malaikat, lalu Allah mengajarkan Adam nama segala benda.

"Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia memperlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama semua (benda) ini jika kamu yang benar!" QS Al-Baqarah: 31

Setelahnya para malaikat pun diperintah Allah untuk bersujud kepada Adam. Bukan sebagai bentuk penyembahan, tapi penghormatan pada ilmu, serta pembuktian ketaatan kepada perintah Allah. Para malaikat pun bersujud, kecuali iblis.

Nah, penting banget mengetahui nama segala sesuatu, itu maknanya kita harus belajar bahasa. Bahasa adalah piranti kita berkomunikasi, pun suatu fenomena manusia, untuk menunjukkan maksud, memahami dan memaknai dari maksud yang ingin disampaikan. Apapun bahasanya tak jadi soal.

Kenapa Bahasa Jerman? Bukankah ia bahasa yang sangat sulit?

Inilah uniknya. Frau Rini. Perempuan bersuara khas asal Papua, menginspirasi; memotivasi peserta yang telah 'matang usia' untuk tetap gigih belajar.

"Bahasa Jerman itu mudah, karena tulisan dan pengucapannya sama," ucapnya membesarkan hati kami. padahal kami juga mafhum, bahasa Jerman cukup sulit untuk ukuran lidah penyuka rujak ini.

Kami adalah pembelajar gigih. Apalagi sebagai penulis, amat penting menguasai banyak bahasa untuk bekal menulis yang crispy.

"Vielen Dank, Frau"

Gresik, 12 10 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post