Ahmad

Pegiat literasi di STAI YPBWI Surabaya, setiap tarikan napas adalah anugerah tak ternilai, tiap goresan pena adalah kurnia tak terhingga, siar segala bajik, ra...

Selengkapnya
Navigasi Web
Dawamil wudhu, Satu Strategi Hadapi Covid-19
sumber gambar: muslimah.co.id

Dawamil wudhu, Satu Strategi Hadapi Covid-19

Dawamil wudhu', Satu Strategi Hadapi Covid-19. Hari ke-5

Sekarang ini Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) benar-benar menjadi trending topic. Di jagad maya, virus bernama seksi ini banyak dibincang netizen.

Di Jawa Timur, semenjak dikeluarkannya Surat Edaran Gubernur Jawa Timur tentang Peningkatan Kewaspadaan terhadap Covid-19 yang ditindaklanjuti instansi terkait, semua sekolah kini menerapkan belajar di rumah selama 14 hari. Terhitung mulai 16 – 29 Maret 2020. Guna mereduksi persebaran virus tersebut, sekaligus memutus mata rantai penularannya.

Dengan surat edaran itu Pemerintah Propinsi juga mewajibkan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS).

Dari sudut pandang agama, ini bukan hal baru. Berabad yang lalu Rasulullah SAW telah menyampaikan:

النظافة من الإيمان

Kebersihan adalah bagian dari keimanan. Hadis ini (meski ada perbedaan pandangan atas kedudukan hadis tersebut, tapi semua sepakat kebenaran isi serta kesesuaiannya dengan syariat Islam) sudah sangat terkenal. Namun, esensinya sering terlupa. Islam memandang kebersihan, kesucian bukan hanya pelengkap ibadah, tapi ia bagian tak terpisah dari ibadah.

Coba kita renungkan, sehari semalam tiap muslim wajib melaksanakan shalat lima waktu. Salah satu syarat sahnya adalah harus dalam keadaan suci dari hadas. Kecil maupun besar. Hadas besar dengan mandi wajib. Hadas kecil dengan berwudhu.

Dalam kaidah fiqih disebutkan “Sesuatu yang tanpanya perkara wajib tidak sempurna, maka hukumnya wajib pula”

ما لا يتم الواجب الا به فهو واجب

Wudhu yang sempurna, yang memenuhi kaidah syar’i menjadi prasyarat dilaksanakannya shalat, dengan demikian wudhu hukumnya wajib karena dengannya shalat bisa dilaksanakan.

Setiap syari’at Islam, di samping untuk memenuhi kewajiban sebagai hamba, juga mengandung ribuan hikmah. Mari kita kaji hikmah wudhu! Yang pertama dilakukan ketika berwudhu adalah niat. Menyengaja. Suatu amal yang dilakukan tanpa kesadaran, tanpa kesengajaan untuk melaksanakannya maka ia jadi tak bermakna, karena tidak terbit dari kesadaran. Ibadah semu. Penghambaan kepada Yang Maha Kuasa sepenuh kesadaran adalah penghambaan hakiki.

Berkumur adalah bagian kedua. Perintah wudhu ini diterapkan pertama kali di Arab, di sana, waktu itu, air merupakan komoditas sangat berharga. Di tengah gurun tandus, air kadang lebih berharga dari permata. Nah, di lingkungan yang demikian Rasulullah mengajarkan berkumur. Menjaga kesucian mulut.

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَخَلَّلُوْا فَإِنَّهُ نَظَافَةٌ وَالنَّظَافَةُ تَدْعُوْ إِلَى الْإِيْمَانِ وَالْإِيْمَانُ مَعَ صَاحِبِهِ فِى الْجَنَّةِ

Buanglah sisa-sisa makanan di gigimu, karena perbuatan itu adalah kebersihan, dan kebersihan itu akan mengajak (menggiring) kepada iman, dan iman itu akan bersama orang yang memilikinya dalam surga. (HR. At-Thabrani)

Disunahkan untuk menghirup sedikit air ke lubang hidung, lalu mengeluarkannya. Kini banyak orang mengetahui manfaat membersihkan dua lubang hidung. Pintu masuk oksigen yang sangat kita butuhkan, serta pintu keluar gas karbondioksida serta gas lain yang tidak diperlukan tubuh. Penyaring ini perlu dibersihkan dari sisa-sisa kotoran yang masih melekat.

Membasuh muka dengan air mutlaq, air suci dan yang mensucikan. Tak semua air bisa dipakai untuk berwudlu. Harus dengan kriteria serta takaran sesuai kaidah. Air wudlu segar ini mengguyur wajah. Segala kotoran yang melekat di wajah segera terkikis oleh kucuran air wudhu.

Membasuh kedua tangan sampai siku-siku. Tak hanya telapak atau pergelangan tangan, tapi juga seluruh tangan hingga siku-siku. Muslim juga disadarkan, bersamaan dengan ia membasuh kotoran yang melekat di tangan ia juga bertaubat segala dosa yang telah diperbuat oleh “tangan”. Ajaran yang demikian indah telah diterapkan berabad yang lalu.

Mengusap sebagian kepala, setelah membasuh kedua tangan. Kita semua mengetahui, pusat pengendali aktifitas manusia adalah otak. Ia ada di kepala. Berpikir keras, memaksa ia untuk bekerja keras. Ibarat mesin, tak bisa diforsir tanpa istirahat. Demikian pula otak, beri ia waktu untuk mendapat penyegaran. Usapan lembut ke sebagian kepala setidaknya memberi kesejukan bagian tubuh itu ikut sejenak merasakan kesegaran.

Mengusap daun telinga. Telinga adalah bagian tubuh yang penting bagi manusia. Ia merupakan pintu masuk segala informasi berbentuk suara. Islam memberi perhatian pada anggota tubuh ini, dengan mewajibkan pemeluknya untuk mengusap kedua daun telinga ketika berwudhu. Bersamaan dengan itu, muslim menggiring kesadarannya untuk bertaubat atas segala khilaf yang telah dilakukan indra pendengaran tersebut.

Membasuh kaki sampai mata kaki. Siapapun sepakat, bahwa kaki telah mengantarkan kita berjalan menuju harapan. Tak terhitung langkah kaki sehari semalam. Pekerja keras ini perlu kesegaran. Guyuran air wudhu pada anggota tubuh ini menjadikan kaki merasa rileks setelah penat oleh segala aktifitas mengantarkan tubuh.

Wudhu tak hanya mengajarkan muslim menjaga kesucian fisik semata, tapi juga kesucian batin, setiap basuhan serta usapan disertai kesadaran diri memohon ampun atas segala khilaf yang telah dilakukan oleh anggota tubuh tersebut. “Hasibuu anfusakum qobla an tuhaasabuu” benar-benar telah dipraktikkan.

Bertahun yang lalu, ketika mau masuk pesantren, ada satu syarat yang harus saya penuhi. Syarat itu adalah saya harus melaksanakan Dawamil wudhu’. Yakni senantiasa melanggengkan wudhu. Jika batal, segera berwudhu lagi. Demikian harus saya lakukan selama empat puluh hari. Pembiasaan yang menjadikan saya nantinya melihatnya bukan sebagai kewajiban semata, tapi sudah menjadi kebutuhan. Hingga kini, rasanya risih tanpa wudhu. Manfaat yang saya rasa, bisa melaksanakan shalat kapanpun karena sudah “membawa” wudhu. Membasuh anggota wudhu jadi tak terhitung, selama sehari. Secara otomatis, kesucian serta kebersihan diri senantiasa terjaga.

Saat ini, ketika banyak orang dikhawatirkan penularan virus yang menjadi pandemik dunia ini, umat Islam lebih tenang. Paling tidak, kebersihan dirinya terjaga lima kali dalam kurun waktu sehari semalam.

Gresik, 16 03 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hebat. Solusi yang tak diragukanTerima kasih.Sukses dan salam literasi

16 Mar
Balas

Njih, Bu Anik. Islam solutif. Terima kasih sudi singgah. Barakallah

16 Mar

Excelent ..lanjutkan pak semakin bermutu tulisan njenemgan

16 Mar
Balas

Alhamdulillah, terima kasih, Bu. Giat berlatih, suatu saat kita akan menuai hasil. Barakallahu lak

17 Mar



search

New Post