Ahmad

Pegiat literasi di STAI YPBWI Surabaya, setiap tarikan napas adalah anugerah tak ternilai, tiap goresan pena adalah kurnia tak terhingga, siar segala bajik, ra...

Selengkapnya
Navigasi Web

Dilema Musuh Tak Kasat Mata

Dilema Musuh Tak Kasat Mata

Musuh bersama warga sedunia itu bernama Corona. Kini banyak anjuran untuk tak lagi membincang pandemi dunia ini. Di tengah sengkarut informasi yang beredar, seharusnya diperlukan pelurusan maupun edukasi tentang virus menakutkan ini.

Pada rilis pengumuman pemerintah, Menteri Kesehatan dengan gamblang menjelaskan bahwa virus ini tak perlu dikhawatirkan. Sebagaimana virus yang lain, serangannya akan berhenti manakala tubuh kita mampu melawan. Secara otomatis, tak perlu obat, tubuh bisa melawan dengan antibodi yang dimiliki, hanya perlu menjaga tubuh tetap bugar. Jutaan virus ada di sekitar kita. Masyarakat sedikit tenang, percaya pada pejabat pemerintah yang membidangi kesehatan.

Namun, kenyataan berbicara lain. Serangan virus ini begitu masif. Perkembangannya tak bisa dipandang sebelah mata. Pemerintah “terpaksa” mengambil beberapa langkah pencegahan untuk membendung laju penyebaran virus ini. Dicetuskannya ide untuk menerapkan belajar di rumah selama dua pekan, salah satunya. Masyarakat kembali dibuat bertanya-tanya. Akankah diterapkan lockdown seperti yang telah dilakukan beberapa negara yang terlebih dahulu terpapar? Keresahan yang tak menemukan jawaban menjadikan masyarakat lebih gamang. Apalagi gempuran pemberitaan hoaks semakin merajalela.

Kalaupun virus ini tidak begitu berbahaya, mengapa dalam banyak tayangan, para petugas medis memakai pakaian layaknya astronot? Alat Perlindungan Diri (APD) bak menghadapi serangan alien dari luar angkasa, tak dapat dimungkiri ikut andil meningkatkan keresahan masyarakat.

Kini tampak nyata. Jalanan lengang. Tak ada kesibukan seperti hari-hari biasa. Deru mesin kendaraan, asap yang dikeluarkannya pun jauh berkurang. Pusat keramaian yang biasanya tak pernah sepi pengunjung kini hanya beberapa orang saja yang tampak lalu-lalang. Di tengah kegelisahan ini, ada sesuatu yang layak disyukuri. Udara terlihat semakin jernih. Mungkin ini cara ibu pertiwi menyembuhkan diri, setelah dieksploitasi, sejenak beristirahat dari bising penghuni jagad raya.

Setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Tinggal kepekaan kita memaknai setiap fenomena. Virus ini “memaksa” kita untuk lebih care pada kebersihan diri, higienitas, serta lebih menghargai orang lain. WFH, Work from Home, aktivitas yang bisa dilakukan di rumah diupayakan tanpa keluar rumah. Setiap kejadian tergantung kaca mata mana yang kita pakai. Optimisme, pesimisme, sinisme ataukah empati? Semua terserah pilihan kita. Lebih arif kita memandang fenomena ini sebagai upaya Allah untuk menyadarkan umat-Nya akan Kemahakuasaan Allah.

Saya teringat, dalam suatu kelas jurnalistik semasa kuliah, Yunan, seorang jurnalis Harian Sore Surabaya Post yang menjadi pemateri bercerita, ada seorang calon jurnalis yang ditugaskan untuk mewawancarai seorang artis ternama. Berbagai pertanyaan disiapkan. Betapa kecewanya jurnalis muda tersebut ketika mendapati, artis yang akan diwawancarainya tersebut telah meninggal. Bunuh diri. Iapun kembali menghadap atasannya dengan tangan hampa.

“Kenapa kamu kembali begitu cepat. Apa hasil wawancaramu?”

“Saya tak mendapat apapun. Artis yang akan saya wawancarai bunuh diri. Jadi saya gagal. Tak menulis apapun,” jawab jurnalis lugu itu.

“Bodoh, Kamu! Artis bunuh diri itu seharusnya menjadi berita menarik untuk ditulis.”

Demikian Pak Yunan memberi gambaran akan pentingnya kepekaan menyikapi situasi apapun.

Corona tak usah dimungkiri keberadaannya. Kita hanya butuh kearifan menyikapinya. Jaga kebersihan diri, perilaku hidup sehat, berpikir positif, taati anjuran pemerintah, perbanyak istighfar serta doa serta meyakini Allah Maha Pengasih.

Gresik, 18 03 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post