Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 2.2 ( Pembelajaran Sosial Emosional )
Assalamualaikum wr. Wb
Salam guru penggerak!
Bergerak, tergerak dan menggerakan
Perkenalkan kembali Saya Ahmad Hadi Mashuri,S.Kom Calon Guru Penggerak Angkatan 9 Kab. Pasuruan - Jawa Timur, Guru SMAN 1 Purwosari Kec. Purwosari Kab. Pasuruan Prov. Jawa Timur.
Sahabat pembaca yang hebat, kali ini saya akan sharing pengalaman dalam melaksanakan program pendidikan guru penggerak yang semoga saja sudah hampir pada setengah perjalanan dari program ini. Jadi kami sudah belajar menjalani laku M-E-R-D-E-K-A (Mulai dari diri, Elaborasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata) serta sudah setengah dari keseluruhan modul yang kurang lebih berjumlah 10 modul dalam program guru penggerak ini.
Pada modul ini kami mempelajari tentang well-being (kesejahteraan psikologis) apa pentingnya, apa revelansinya pada kegiatan pembelajaran kita dewasa ini, bagaimana caranya, bagaimana implementasinya dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, dan lain sebagainya.
Dan lebih paktisnya kami belajar tentang bagaimana menghadirkan mindfulness ditengah-tengah warga sekolah secara konsisten. Kami juga mempelajari dan praktik implementasi penguatan KSE (kompetensi sosial emosional) bagi keseluruhan warga sekolah dengan menghadirkan PSE (pembelajaran sosial emosional), baik melalui pembelajaran eksplisit, integrasi ke dalam kurikulum, dan lain sebagainya. Selanjutnya, setelah melakukan praktik baik tersebut lalu kami mendiseminasikannya kepada rekan sejawat/guru-guru yang ada di satuan pendidikan / sekolah kami.
Kali ini saya akan sharing pengalaman pada jurnal refleksi dwi mingguan modul 2.2 yaitu tentang Pembelajaran Sosial Emosional dengan model refleksi 4F (Fact, Feeling, Finding, Future) konsep dari Robert Greenaway.
Model ini lalu diadaptasi kedalam bahasa Indonesia menjadi 4P yaitu: Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, Penerapan). Sehingga, kemudian yang kami jadikan pertanyaan pemantik dalam membuat refleksi ini adalah :
1. Apa yang kami (CGP) lihat dalam proses tersebut? (Peristiwa)
2. Apa yang kami (CGP) rasakan sehubungan dengan proses yang Anda alami? (Perasaan)
3. Apa hal yang bermanfaat dari proses tersebut? (Pembelajaran)
4. Apa umpan balik yang kami (CGP) dapatkan? (Pembelajaran)
5. Apa yang ingin kami (CGP) perbaiki atau tingkatkan, agar ini berdampak lebih luas? (Penerapan)
Fact (fakta)
Alhamdulillahirabbil 'aalamiin saya ucapkan terimakasih kepada Allah SWT karena atas karunia-Nya saya telah dapat menyelesaikan dan mempelajari modul 2.2 dengan bantuan Bapak Harmizul sebagai fasilitator saya dan Ibu Tsalist Arifiyani sebagai Pengajar Praktiknya.
Sesuai tahapan MERDEKA yang dilaksanakan, pembelajaran Modul 2.2 ini dimulai dengan mulai dari diri, kami disuguhi materi dan video yang ada di LMS serta diberikan beberapa pertanyaan tentang pengalaman yang pernah kami alami yang berhubungan dengan tugas kami sebagai pendidik yang berkaitan dengan sosial dan emosional. Bagaimana kami mengahadapi krisis tersebut, bagaimana kami bisa bangkit dari krisis tersebut, serta apa yang kami pelajari dari krisis tersebut. Kemudian kami disuguhi dengan eksplorasi konsep yang berisi materi-materi tentang Kompetensi Sosial Emosional, Pembelajarannya serta Implementasinya di sekolah. Selain itu juga diselingi dengan tugas-tugas yang berisi refleksi dari tiap-tiap materi yang telah kami pelajari. Dengan mempelajari Pembelajaran Sosial Emosional ini diharapkan agar :
1. Kami dapat menjelaskan urgensi Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.
2. Dapat menjelaskan konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
3. Dapat mendemonstrasikan pemahaman tentang konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar pengembangan 5 kompetensi sosial emosional (KSE).
4. Dapat menjelaskan bagaimana implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktik mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.
Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran Sosial Emosional ini dapat diimplementasikan di kelas atau sekolah dengan 4 indikator yaitu, pembelajaran eksplisit, integrasi dalam pembelajaran guru dan kuirkulum akademik, melalui proses menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah, serta penguatan KSE Tenaga pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Untuk menambah pemahaman kami dalam mendalami modul tentang pembelajaran berdifernsiasi, kami juga melakukan tatap maya dengan fasilitator dalam ruang kolaborasi yang terbagi atas 2 sesi, yaitu sesi diskusi dan sesi presentasi. Pada hari selasa tanggal 28 Februari 2023, Bapak Muhtarom, M.Pd selaku fasilitator kami memberikan pemantapan tentang modul pembelajaran sosial emosional yang kemudian kami diminta untuk melakukan diskusi dengan menaganalisis tentang implementasi KSE. Pada hari berikutnya, 1 Maret 2023 kami melakukan presentasi hasil dari diskusi kelompok yang sudah kami kerjakan.
Feeling (perasaan)
Selama kurang lebih dua minggu mempelajari modul 2.2 ini, banyak sekali hal yang dirasakan. senang, sedih, bahagia, semua bercampur aduk dengan keinginan dan tekad yang kuat untuk dapat menyelesaikan Program Guru. Banyak sekali perasaan yang timbul dari diri saya, seperti perasaan senang, karena bertambah lagi ilmu saya terutama bagaimana tentang bagaimana saya mampu mengenali emosi yang sedang saya rasan serta bagaimana saya mampu mengelola emosi tersebut agar tidak melakukan tindakan yang mungkin akan berdampak negatif bagi murid saya. Karena ketidakmampuan saya mengelola emosi tersebut, murid saya yang akan menerima akibatnya. Selama ini saya merasa, apapun perasaan yang sedang saya rasakan itu tidak akan mempengaruhi diri saya ataupun orang lain dalam pelaksanaan tugas saya sebagai guru.
Selain itu, perasaan cemas juga sedikit mengahampiri saya setelah mempelajari modul ini, saya cemas jika saya tidak mampu memahami perasaan murid saya. Dan perasaan yang sedang dialami mereka tentunya akan berpengaruh terhadap proses melaksanakan dan menerima pelajaran. Saya tidak ingin, ketidakmampuan saya memahami perasaan mereka, akan mengurangi kualitas hasil dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Sebenarnya sebelum mempelajari modul 2.2 rata-rata CGP sudah menerapkan pembelajaran Sosial Emosional di sekolahnya masing-masing, namun memang belum spesifik dan belum mengerti istilah pembelajaran sosial emosional, dan bagaimana mengatur pembelajaran sosial emosional tersebut dengan baik.
Banyak ilmu Pengetahuan yang saya dapatkan selama menjalani proses ini, bagaimana menjadi guru yang seharusnya dapat memanjemen sosial emosional, bagaimana menerapkan pembelajaran sosial emosional di sekolah.
Finding (pembelajaran)
Dalam modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional banyak ilmu baru yang bisa saya dapatkan. Dari modul ini saya mendapatkan pelajaran bahwa mengenali emosi diri sebelum melakukan setiap tindakan itu harus, agar tindakan tersebut tidak berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain. Selain mengenali emosi diri, kita juga dituntut untuk mampu mengelola emosi tersebut agar kita kembali ke keadaan semula yaitu dalam keadaan yang bahagia. Selain itu, banyak lagi ilmu yang saya dapatkan di modul ini seperti kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Semua materi tersebut bertujuan untuk menciptakan hubungan yang baik dan positif dengan sesama rekan kerja, dengan murid maupun dengan masyarakat disekitar kita.
Beberapa kesimpulan dalam mempelajari modul ini antara lain:
Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah yang memungkinkan anak dan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai 5 Kompetensi Sosial dan Emosional.
5 Kompetensi Sosial Emosianal diantaranya sebagai berikut :
1. Kesadaran Diri (Self Awareness),
2. Pengelolaan Diri (Self Management),
3. Kesadaran Sosial (Social Awareness),
4. Kemampuan Berinteraksi Sosial (Relationship Skills),
5. Pengambilan Keputusan Bertanggung Jawab (Responsible Decision-Making).
Kompetensi sosial emosional ini juga dapat diterapkan di kelas maupun disekolah. Penerapan PSE di kelas bisa dilakukan dengan pembelajaran secara eksplisit maupun terintegrasi dalam proses belajar guru dan kurikulum akademik. Juga dapat dilakukan dengan membentuk iklim kelas dan budaya sekolah serta dengan melakukan penguatan pada Tenaga pendidik maupun tenaga kepedidikan.
Implementasi PSE dengan pengajaran eksplisit memastikan murid memiliki kesempatan yang konsisten untuk menumbuhkan, melatih, dan berefleksi tentang kompetensi sosial dan emosional dengan cara yang sesuai dan terbuka dengan keragaman budaya. Pengajaran eksplisit KSE dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Pendidik dapat menggunakan berbagai proyek, acara atau kegiatan sekolah yang rutin untuk mengajarkan kompetensi sosial dan emosional secara eksplisit.
Untuk mengintegrasikan KSE dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, tujuan Kompetensi Sosial Emosional dapat diintegrasikan ke dalam konten pembelajaran dan strategi pembelajaran pada materi akademik, serta musik, seni, dan pendidikan jasmani.
Indikator ketiga dalam implementasi pembelajaran sosial dan emosional adalah menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah. Lingkungan yang memprioritaskan kualitas relasi antara guru dan murid adalah salah satu indikator utama dalam penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah. Kualitas relasi guru dan murid yang tercermin dalam sikap saling percaya akan berdampak pada ketertarikan dan keterlibatan murid dalam pembelajaran. Sikap saling percaya akan menumbuhkan perasaan aman dan nyaman bagi murid dalam mengekspresikan dirinya. murid-murid akan lebih berani bertanya, mencari tahu, berpendapat, mencoba, berkolaborasi sehingga mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya secara lebih optimal. Selain kualitas relasi guru dan murid, lingkungan kelas yang aman dan positif juga dapat diciptakan melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang dapat merangkul keberagaman dan perbedaan, melibatkan murid, dan menumbuhkan optimisme.
Adapun tujuan utama PSE itu sendiri adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.
Future (penerapan)
Dari pendalaman materi PSE pada modul 2.2 ini saya berencana untuk menerapkannya terlebih dahulu dalam lingkup kelas saya disekolah seperti melakukan Bernafas dengan kesadaran penuh sebelum memulai pembelajaran dengan teknik STOP, kemudian juga mengintegrasikan kompetensi tersebut dalam pembelajaran saya seperti menerapkan kompetensi kesadaran sosial dalam kegiatan diskusi di kelas, kemudian menerapkan keterampilan berelasi pada saat melakukan refleksi ataupun memberikan umpan balik terhadap hasil kerja teman maupun penjelasan guru dengan menggunakan kata-kata yang positif dan mudah dimengerti.
Inilah sedikit hasil refleksi dwi mingguan saya pada modul 2.2 tentang pembelajaran sosial dan emosional pendidikan guru penggerak angkatan 9 Kab. Pasuruan dari guru Informatika, Guru SMA N 1 Purwosari Kab. Pasuruan - Jawa Timur.
Salam guru penggerak dan salam bahagia selalu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar