Ahmad Hanapiyah

Guru di MTsN 2 Tangerang, Banten. Penulis buku "Madrasah Literasi: Best Practice Literasi Sekolah". www.madrasahliterasi.blogspot.co.id (buku lite...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengelola Budaya Baca

Mengelola Budaya Baca

Mengelola Program Budaya Baca di Sekolah: Bagaimana Caranya?

oleh Ahmad Hanapiyah

MTsN 2 Tangerang adalah salah satu madrasah yang secara serius mengembangkan minat baca siswa-siswinya. Sejak tahun 2007 telah memulai pembinaan minat baca siswa dengan pengadaan koleksi bahan bacaan, program promosi perpustakaan, dan hadiah pembaca buku terbanyak. Lalu pada 2014 setelah bekerja sama dengan USAID Prioritas, pengembangan program budaya baca semakin ditingkatkan. Saat ini, kebiasaan dan kecintaan membaca para siswa-siswi telah mulai tumbuh. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya siswa-siswi yang menggunakan waktu luangnya di sekolah dengan membaca buku-buku yang tersedia di sudut baca di kelas, buku-buku yang diletakkan di lorong-lorong sekolah, dan di perpustakaan.

Mengelola program budaya baca tidaklah mudah. Program ini tidak bisa dilakukan secara instan. Pengalaman kami, program budaya baca harus disiapkan dengan baik, dilaksanakan secara cermat dan dikembangkan terus menerus. Berikut ini adalah pengalaman kami dalam mengelola program budaya baca di MTsN 2 Tangerang.

Perencanaan

Program dilakukan secara bertahap dan berkala. Tahap pertama berupa penyiapan tim, program, sarana, dan buku dengan melibatkan kerja sama semua komponen. Tim program budaya baca terdiri dari pembina program (kepala madrasah), ketua, sekretaris, koordinator sarana, kegiatan, dan publikasi,. Semua pihak seperti siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, hingga instansi dan lembaga-lembaga harus terlibat dalam proses perencanaan. Tim inilah yang mengkoordinir keterlibatan semua pihak, menyusun rencana kegiatan dan memasukkan kebutuhan dana ke anggaran sekolah.

Setelah tim terbentuk, tim segera belajar dari berbagai sekolah yang telah lebih dulu menerapkan budaya baca. Sekolah kami belajar dari sekolah lain, diantaranya adalah "Pak Kumis Membaca" (pagiku kamis membaca) dari SDN 04 Ciruas Serang Banten, pojok baca di sudut sekolah SMPN 3 Tigaraksa, mobil baca pribadi milik Ibu Sri Hartati guru SMPN 1 Cisoka. Kami juga belajar bagaimana mengelola karya tulis siswa seperti portofolio, resensi, ular baca, tirai baca yang dapat dipakai untuk mengkreasi karya siswa dari hasil membaca.

Kami membahas apa saja yang perlu disiapkan sebelum program budaya baca dilakukan, seperti kebutuhan sudut baca, ketersediaan buku, penjadwalan kegiatan membaca dan sebagainya. Penjadwalan kegiatan disesuaikan dengan kalender akademik. Pelaksanaan gerakan membaca ini dilakukan berkala dalam dua semester dan satu tahun pelajaran.

Memulai

Tahap kedua adalah memulai pelaksanaan program. Kami mulai dengan pengadaan sudut baca dengan sumber buku dari siswa bekerja sama dengan wali kelas. Kami membuat 30 sudut baca di 18 kelas dan di teras sekolah. Pembiasaan membaca senyap 15 menit di awal pembelajaran segera diterapkan. Pembiasaan membaca ini melibatkan partisipasi guru dan kepala madrasah. Kami juga meminta kepada orangtua untuk terlibat dalam pembiasaan membaca di rumah. Dalam hal ini, sistem koordinasi dan pengawasan semua pihak sangat penting dalam merealisasikan program.

Kami menambah koleksi buku melalui kerjasama dengan orangtua siswa. Orangtua siswa menyumbangkan buku ke madrasah untuk dibaca oleh anak mereka sendiri. Kami mendapatkan buku 400 buku dari siswa baru dan alumni, guru, orang tua. Kami juga mendapatkan hibah 150 buku dari USAID PRIORITAS. Untuk meningkatkan akses buku, kami juga bekerjasama dengan Perpustakaan Daerah (Perpusda). Kami minta supaya layanan Perpustakaan keliling dari Perpusda bisa secara rutin mengunjungi madrasah kami. Perpusda setuju untuk setiap satu bulan datang ke madrasah kami. Kami juga meminjam buku dari Perpusda yang bisa kami pakai selama 1 semester. Pada semester berikutnya, kami mendapatkan penggantian judul buku dari Perpusda.

Setelah perencanaan siap dan sudut baca serta bukunya sudah siap, kami melakukan Peluncuran Gerakan MTsN Tigaraksa Membaca pada 2 Oktober 2015. Kegiatan dilaksanakan dari pukul 07.00-09.00 WIB, setelah salat duha di lapangan dengan hamparan terpal yang tersaji. Para pejabat terkait menyampaikan sambutan dukungan sekaligus meluncurkan gerakan. Instansi yang hadir dari Kementerian Agama Kabupaten Tangerang, Perpustakaan Kabupaten Tangerang, Prioritas Banten, Dewan Kesenian Kabupaten Tangerang, dan Komunitas Baca Tangerang. Hadir juga Mobil Pelayanan Perpustakaan Keliling dari Perpusda pada acara peluncuran ini. Kehadiran para pejabat dari berbagai instansi ini diharapkan bisa menjadi penambah semangat kami untuk menjalankan program budaya baca. Kami juga membuat pameran koleksi perpustakaan madrasah koleksi buku sumbangan siswa dan guru, serta hibah buku USAID Prioritas Banten.

Pelaksanaan Program dan Pengembangan

Setelah kegiatan pembiasaan membaca dilakukan, kami mulai membenahi perpustakaan. Kami bekerjasama dengan Kemenag, Balai Diklat Keagamaan untuk memberi pelatihan kepada pustakawan kami. Kami juga bekerjasama dengan Perpusda Kabupaten Tangerang untuk peningkatan sarana perpustakaan.

Setelah kegiatan membaca senyap berjalan satu bulan, kami mulai meminta siswa untuk meresensi buku yang dibaca. Kami juga secara rutin meminta beberapa siswa untuk presentasi resensi buku (Jumat, setelah solat duha bersama). Resensi yang dibuat oleh siswa kami kumpulkan dan terbitkan.

Untuk menjaga konsistensi siswa dalam kegemaran membaca kami membentuk klub baca dan sanggar sastra, pemilihan duta baca, hadiah pembaca terbanyak. Kami juga secara berkala mengadakan kegiatan membaca senyap kolosal.

Terus belajar

Supaya program budaya baca di madrasah kami terus berkembang, tim selalu belajar hal-hal baru dalam mengembangkan program. Kami mengikuti seminar-seminar seperti pada Maret 2016, kami mengikuti seminar pembelajaran sastra dan gerakan literasi sekolah oleh HISKI Banten di Rumah Dunia. Kami mengikuti pencanangan Gerakan Indonesia Membaca di Rangkasbitung yang dihadiri Menteri Anies Baswedan. Kami mengikuti Jambore Perpustakaan Kabupaten Tangerang ke-2 pada Mei 2016 yang mendeklarasikan gerakan literasi sekolah.

Kami juga mendatangi Book Fair di BPAD Provinsi Banten pada Mei 2016 untuk menambah koleksi buku. Pada acara book fair ini kami mengajak siswa.

Kami belajar dari Rumah Dunia di Serang yang dikelola oleh Gol A Gong yang telah lama menjadi inspirator dan lokomotif penggerak literasi di Banten. Apa yang kami dapat dari Rumah Dunia kami adaptasi untuk lingkungan madrasah kami.

Selain belajar secara langsung, kami juga belajar melalui sosial media. Kami belajar bagaimana pengalaman keberhasilan literasi sekolah dan masyarakat di Surabaya dari unggahan facebook Bapak Satria Darma seorang pegiat literasi sekolah. Kami juga belajar tentang mengunggah resensi buku di laman facebook (note) seperti yang dilakukan Handoko Widagdo.

Dari sedikit pengalaman di madrasah kami dan berbagai model literasi di berbagai sekolah dan daerah lain, ada refleksi yang patut kita dalami. Pembinaan gerakan membaca di sekolah harus menyasar pada bergeraknya seluruh komponen sekolah dan madrasah serta jejaring literasi untuk menciptakan budaya baca. Gerak literasi tidak hanya dilakukan di kelas dan di lingkungan sekolah, tetapi juga di rumah dan di masyarakat demi peningkatan kualitas membaca, menulis, dan prestasi akademik. Tanpa gerak bersama dan bertahap, program budaya baca hanya terasa hangatnya di awal. Komitmen dan teladan guru serta kepala sekolah merupakan kunci pembuka gerbang literasi sekolah. Ia harus berdiri terdepan dan menunjukkan ia membaca dan menulis. Tentu, niat geraknya bukan hanya karena memenuhi tuntutan Permendikbud nomor 23 tahun 2015 tentang pembiasaan membaca pada siswa, tetapi lebih kepada niat investasi pendidikan siswa melalui pembiasaan membaca.

* Tulisan pernah dimuat di Majalah Kandaga Kantor Bahasa Banten dan Buku Praktik Budaya Baca USAID Prioritas, 2017

** Penulis Guru bahasa Indonesia di MTsN 2 Tangerang

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Program yang sangat bagus, Pak. Mudah-mudahan menjadi sumber inspirasi bagi sekolah/madrasah lainnya.

09 Jul
Balas

Terimakasih Pak Ruba. Ini juga masih berproses dan belajar dari sekolah-sekolah yang lain. Amin, mudah-mudahan bermanfaat.

09 Jul

Subhanallah, sangat menginspirasi, Pak

09 Jul
Balas

Alhamdulillah. Terima kasih apresiasi Bu Umul.

09 Jul



search

New Post