Ahmad Muhli Junaidi

Perkenalkan, saya guru sejarah di SMA 3 Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Madura. Senang menulis dalam segala tema kehidupan sejak bangku SD. Semakin suka menuli...

Selengkapnya
Navigasi Web
KEMEROSOTAN NILAI-NILAI RELIGIUS ORANG MADURA
#bombastis.com

KEMEROSOTAN NILAI-NILAI RELIGIUS ORANG MADURA

Hakikatnya, saya tetap mudah menemukan nilai-nilai religius masyarakat Madura saat ini. Apalagi, di tengah gempuran hegemoni sifat kapitalistik yang ada, tetaplah marak hal-hal baik tersebut. Tapi semua itu perlu pendalaman secara kaffah akan eksistensi sisi religiusitas itu melalui penelitian mendalam terhadap orang-orang Madura di pulau Madura, pulau-pulau sekitar Madura, dan orang Madura perantauan kini. Bukan tidak bisa dilihat walau hanya dari pandangan sekilas dan dangkal terhadap fenomena sikap keagamaannya yang sejak dulu dikenal amat kental bernuansa agamis itu. Sebagaimana misalnya penelitian Huub de  Jonge atau Kuntowijoyo.

     Saat ini, anggapan para peneliti sosial dan antropologi budaya yang terlanjur kita adopsi bahwa masyarakat Madura sangat kental dalam mentradisikan nilai-nilai  keagamaan, perlu dirumuskan ulang, jika tidak dikoreksi ulang. Alasan koreksi ulang itu sangat kasat mata. Misalnya mulai hilangnya muruah tradisi 'abagalan' tergantikan dengan ‘pacaran’. Juga mulai lunturnya peran ‘tandha’’ yang diperankan oleh laki-laki, tergantikan dengan wanita sebenarnya. Atau, sebagaimana diberitakan harian Radar Madura beberapa tahun lalu, bahwa selama setahun misalnya, puluhan bayi dibuang karena akibat ‘salah gaul’. Dan baru-baru ini, juga diberitakan harian ini, betapa masifnya peredaran rokok ‘durno’ yang sangat jelas melabrak aturan resmi negara. Serta, lagi-lagi harian Radar Madura secara intens memberitakan, sulitnya mengendalikan peredaran narkoba dan minuman oplosan yang korbannya sudah puluhan anak muda Madura. Dan lain-lain kejadian ‘aneh’ untuk kategori masyarakat Madura.

     Fakta-fakta di atas jelas menjadi alasan kuat betapa anggapan masyarakat Madura punya nilai keagamaan yang mendalam, perlu dikoreksi ulang. Tujuannya, agar kita tak terlena terhadap nilai-nilai yang sebenarnya telah kita kubur jauh hari. Sedangkan kenyataan hari ini yang melingkupi kita, sangat jauh dari nilai-nilai itu. 

     Benar sekali kita perlu jumawa, karena Madura bertumbuh dan berkembang pesantren-pesantren baru, acara pengajian dan majlis taklim juga marak, tradisi ngaji dan tahlil bersama tetap tak bergeser. Namun, mari kita jujur, betapa berdirinya lembaga-lembaga keagamaan itu mulai beralih fungsi, dari awalnya berfungsi ‘fastabikul khoirot’ dan murni berniat demi ilmu. Apa lacur, kini berlomba-lomba demi BOS, demi uang rehap, dan demi kapitalistik lainnya. Yang bermuara pada penyelewengan sebagian anggaran negara itu. Hingga tak sedikit, demi uang itu, Annuqayah pun pernah jadi sasaran alumni, sebagaimana diberitakan harian ini pula, untuk dijadikan bajakan bagaimana uang masuk ke kantong pribadi mereka. Setali tiga uang, fakta ini telah mengubah pandangan bahwa orang Madura bukan lagi bernilai agamis. 

     Jelas tak semua orang Madura berperilaku buruk. Bahkan sebagian besar tetap menjunjung tinggi nilai-nilai religiusitas sampai di ubun-ubun. Namun perlu kita ingat dengan serius, bahwa keburukan itu ibarat virus. Tatkala ada di tengah-tengah masyarakat yang baik, jika tidak ada imunitas kukuh, mereka akan tergerus habis. Dan akhirnya, menganggap keburukan itu lambat-laun menjadi boleh. Barangkali contoh nyatanya adalah uang yang ‘ditaburi’ oleh calon-calon kepala atau dewan pada waktu mendekati hari pilihan. Kini, perbuatan buruk itu menjadi ‘kebaikan’ tersendiri dalam setiap ajang pemilihan.

     Tentu, penulis tak ingin berapologis sembari bersembunyi di balik pemeo yang kadung melekat puluhan dekade tantang mendalamnya sifat dan pengalaman Keagamaan orang Madura. Sementara di seantero kita terlalu banyak perilaku sosial dan budaya yang menyimpang dari nilai-nilai luhur orang Madura dahulu.

     Tulisan ini saya buat sebagai refleksi dari anak Madura, yang hingga kini masih tetap menjadi orang Madura. Karena penulis sangat bangga menjadi orang Madura, di mana etnis ini terus mempertahankan jati dirinya sebagai; pekerja ulet, pantang mundur, suka menolong, tabah menghadapi tantangan, suka menginfakkan rezekinya, dan teguh memegang prinsip.

     Semua nilai itu tetaplah terjaga hingga kini. Dan akan menjadi cerita membanggakan buat generasi selanjutnya. Akan tetapi, kita pun jangan abai terhadap semua perlaku negatif yang penulis singgung di atas. Sebab kita sepakat bahwa setiap hal yang buruk perlu kita luruskan bersama, setiap penyelewengan yang ada perlu solusi bersama agar kembali baik. 

     Menyadari bahwa tekanan hidup, lebih-lebih urusan ekonomi semakin mempresing kita, tentu bukan alasan kita abai untuk ‘ta’awanu alal birri wa attaqawa’. Justru kemampuan kita mendapat harta melimpah merupakan penguat langkah dakwah kita demi menyelamatkan nilai-nilai religiusitas  orang Madura agar tetap tampil memukau. @

Penulis adalah pengamat sosial-budaya Madura. Tinggal di Montorna Pasongsongan Sumenep.

(Tulisan ini pernah dimuat di JPRM, 09 April 2023)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga niat baik mendapat apresiasi dan didukung pihak-pihak terkait agar budaya luhur masyarakat Madura tidak lenyap terkikis kemajuan zaman.

17 Apr
Balas

Alhamdulillah, semoga demikian harapan besar saya.

17 Apr

Semoga para tokoh masyarakat dapat mengembalikan nilai2 agamis yang identik dengan karakter masyarakat Madura. Semangat Pak

17 Apr
Balas

Terima kasih atas apresiasi dari tulisan ini.

17 Apr



search

New Post