Ahmad Muhli Junaidi

Perkenalkan, saya guru sejarah di SMA 3 Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Madura. Senang menulis dalam segala tema kehidupan sejak bangku SD. Semakin suka menuli...

Selengkapnya
Navigasi Web
(MENGAPA) PENGHANCUR BAHASA INDONESIA ITU ADALAH KITA SENDIRI (?)
fOTO DOKUMENTASI SENDIRI

(MENGAPA) PENGHANCUR BAHASA INDONESIA ITU ADALAH KITA SENDIRI (?)

Data Buku

Judul : AJAIB, ISTIMEWA, KACAU

Penulis : Andre Moller

Editor : Salomo Simanungkalit

Perancang Sampul : Frans Sitanggang

Penerbit : PT Kompas Media Nusantara

Tahun Terbit : November 2019

ISBN : 978-623-241-021-3

Jumlah Halaman : 182 Halaman

Harga P. Jawa : 65.000,-

Nama-nama besar seperti H.B. Jassin, Pramoedya Ananta Toer, Poerwadarminta, Taufik Ismail, J.S. Badudu, Gory Keraf, A.M. Moeliono, Harimurti Kridalaksana dan lain-lain adalah ahli bahasa dan sastra yang lahir dari rahim bahasa Indonesia itu sendiri. Namun, jika kita belajar bahasa dan sastra Indonesia dan ilmu-ilmu lainnya, kita jumpai nama-nama asing yang bukan lahir dengan bahasa ibu bahasa Indonesia. Sebut masalnya A. Teeuw, Ben Anderson, Berthold Damshauser, Helena Bouvier dan Andre Moller, serta masih banyak lagi.

Jika kita timbang, rupanya yang paling banyak menyukai sampai menjadi ahlinya adalah orang-orang asing. Merekalah Indonesianis sejati yang tanpa pamrih meneliti, dan menyebarkan penelitiannya tentang berbagai hal terkait Indonesia. Tidak hanya bahasa dan budayanya, tapi menyangkut agama, politik, sosial, dan ekonomi, mereka teliti dengan baik.

Peresensi katakan ‘tanpa pamrih’, sebab jika masih ada pamrih dapat diyakini tak akan menjadi seorang Indonesianis sejati dalam bidangnya masing-masing. Okelah, mereka mungkin mendapat beasiswa dari pemerintahnya di mana mereka menjadi warga negara, atau mendapat biaya dari yayasan atau amal terkait penelitian mereka. Tapi saya yakin, tanpa daya juang yang gigih di lapangan yang sangat sulit, semua pembiayaan yang disediakan negara atau yayasan tersebut tak akan ada artinya. Daya juang itulah tanpa pamrih yang sebenarnya.

Dengan demikian, bangsa besar ini merasa berutang pengetahuan kepada pendekar-pendekar pengetahuan Indonesianis. Tanpa mereka, Indonesia tak akan dikenal sampai ke pelosok dunia. Merekalah yang mengenalkan sesuatu tentang Indonesia dan bahasa Indonesia ke manca negara. Pada tahap inilah, kita merasa malu kepada orang asing itu.

Orang asing sangat peduli terhadap bahasa dan sastra Indonesia, namun kita cenderung tak peduli, atau bahkan penghancur bahasa Indonesia itu sendiri. Betapa kita tidak dikatakan penghancur bahasa kita, sementara kita tak peduli, abai, bahkan lebih senang istilah-istilah yang datang dari manca negara, sementara orang asinglah yang cenderung memeliharanya.

Kalau kita tidak malu kepada A. Teeuw, seorang Belanda yang ahli sastra, atau Berthold Damshauer, ahli budaya Indonesia dari Jerman, atau Ben Anderson, ahli politik dari Amerika Serikat, atau Bouvier, ahli budaya Madura dari Perancis, maka kita musti malu kepada Andre Moller, seorang ahli bahasa Indonesia dari Swedia. Mengapa musti malu kepada nama terakhir tersebut? Alasannya, dia berasal dari Swedia, sebuah negara paling ujung utara dunia, dekat dengan kutub utara, tapi sangat cinta terhadap bahasa persatuan kita.

Saking cintanya, ia sering menulis berbagai hal terkait bahasa Indonesia yang dipublikasikan di Harian Kompas. Tak cukup hanya menulis di koran, ia kemudian menulis buku terkait dengan bahasa Indonesia dengan judul ‘’Ajaib, Istimewa, Kacau Bahasa Indonesia dari A Sampai Z’’ juga diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas.

Dalam buku terbarunya inilah kita ketahui betapa pedulinya ia terhadap bahasa kebangsaan ini. Dengan menggunakan urutan abjad dalam tiap babnya, ia mengurai berbagai hal bahasa Indonesia yang ia temui dalam sehari-hari, terasa sangat asyik buku ini. Melalui urutan abjad itu pula, kalimat-kalimat yang menyertakan abjad itu diartikan sesuai dengan KBBI dan Tesamoko.

Buku ini disusun menjadi 26 bab. Setiap babnya menguraikan kebahasaan sesuai dengan judul bab. Misalnya, bab I tertulis ‘’Aneh Nan Ajaib’’. Andre Moller membahas perihal bahasa Indonesia yang menurutnya aneh nan ajaib (hlm. 16-22), yaitu sebuah kisah tentang ketertarikan pertama kali kepada bahasa Indonesia sejak ia datang ke Bali. Dalam pendengarannya, bahasa Indonesia terasa sangat aneh, sehingga ia berkesimpulan mustahil menguai bahasa ini. Namun sungguh ajaib, sebab hanya sebentar di Bandara Ngurah Rai, ia pelan-pelan bisa menirukan logat orang-orang setempat. Sejak itu, ia jatuh cinta dengan bahasa Indonesia.

Buku ini ia dedahkan sebagai buku populer, bukan buku pelajaran bahasa Indonesia yang penuh dengan teori kebahasaan. Namun, walau disetting sebagai buku populer, rupanya lebih berguna dibandingkan pembelajaran bahasa Indonesia yang penuh teori, tapi miskin praktik. Berbagai penyimpangan, lewah, atau kemubaziran berbahasa dibahas dengan lugas dan tangkas oleh Andre.

Jika kita merenung dan mengambil hikmah daripada tulisan Andre ini, sepertinya kita bisa memperbaiki kerusakan dalam berbahasa Indonesia. Kita musti tidak perlu malu belajar pada orang asing yang cinta bahasa Indonesia. Sebab kita pun tahu nama ‘’Indonesia’’ itu sendiri adalah ciptaan orang asing. Selamat membaca buku aslinya![]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow, resensi yang mantul. Sukses selalu dan barakallahu fiiik

11 Dec
Balas

Amien, Ibu. Sama-sama sukses selalu.

11 Dec



search

New Post