Muhsin Sakhi

Ahmad Muhsin, pria kelahiran Boyolali, 5 April 1988 adalah lulusan FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta jurusan Bahasa Inggris. Lulus kuliah, mengabdikan dir...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menyalakan Lilin, Memantik Kreatifitas

Menyalakan Lilin, Memantik Kreatifitas

Stop cursing darkness, lets light more and more candles.” Satu dari sekian banyak kata-kata magic dari seorang pakar pendidikan yang sekaligus menjabat sebagai menteri pendidikan di era pemerintahan jokowi. Dia adalah Anies Baswedan, salah satu pahlawan pendidikan di negeri ini yang mencetuskan program Indonesia Mengajar. Sebuah program yang bertujuan menyalakan lilin-lilin di berbagai pelosok negeri.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan negeri ini tentu bukan perkara yang mudah. Banyak tantangan dan hambatan yang terbentang dihadapan. Moralitas, intelektualitas dan kreativitas harus menjadi perhatian penting pendidikan di negeri ini. Karena mereka adalah elemen penting yang harus selalu ditingkatkan kalau kita tidak ingin semakin tertinggal dari negara-negara maju.

Pak Anies mengajak kita sebagai pendidik untuk tetap fokus pada peningkatan kualitas dari pada sekedar menyalahkan atau bahkan mengutuk sistem pemerintahan negeri ini. Karena permasalahan pendidikan yang ada sekarang ini tidak bisa terselesaikan kalau kita saling menyalahkan satu sama lain. Sebaliknya, meningkatkan profesionalitas sebagai pendidik menjadi fokus utama. Karena guru mengambil peran penting dalam mencetak generasi masa depan yang berkualitas.

Untuk meningkatkan kualitas, seorang guru harus menguasai dua konsep dasar yaitu pengajaran (pedagogi) dan kepemimpinan. Untuk meningkatkan profesionalitas dalam pengajaran, kita mesti berani untuk terus berinovasi dan tampil kreatif di dalam kelas. Hal ini akan menciptakan suasana pembelajaran yang lebih hidup dan menyenangkan. Sehingga anak-anak betah untuk belajar. Jika anak-anak sudah betah didalam kelas dan antusias dalam menerima materi, maka akan lebih mudah untuk siswa menguasai setiap materi yang kita ajarkan.

Sebagai seorang pendidik barang kali kita pernah mendengar salah seorang siswa kita mengeluhkan tentang suasana belajar dikelas yang membosankan. Mereka tampak kurang begitu berminat untuk menerima materi yang kita ajarkan. Maka sebagai bentuk protes, mereka biasanya akan berulah atau bersikap seenaknya saja, meletakkan kepala diatas meja, ngobrol dengan teman sebangku atau memainkan benda-benda yang ada didepannya bahkan membuat kegaduhan di dalam kelas. Hal ini sering kali membuat kita sebagai guru naik pitam, jengkel dan bahkan cenderung menyalahkan siswa karena tidak mau memperhatikan. Ujung-ujungnya ketika siswa tersebut mengalami penurunan prestasi, maka kita akan berdalih sang anak tidak mau memperhatikan ketika sang guru menjelaskan materi di dalam kelas. Sang anak malah asyik main sendiri atau ngobrol dengan teman. Seribu alasan akan kita munculkan untuk menyelamatkan reputasi kita sebagai seorang guru yang sudah berpengalaman.

Jika sang siswa kemudian jeblok nilai akademisnya, alangkah baiknya kita tidak buru-buru menyalahkan siswa atas menurunnya prestasi mereka. Jika anak asyik sendiri bermain ketika guru tengah mengajar, jangan buru-buru memarahinya. Karena bisa jadi penyebabnya ada pada diri kita sebagai seorang pendidik. Ketika siswa menunjukkan tanda-tanda kebosanan, bisa jadi karena metode mengajar kita terlalu monoton alias begitu-begitu saja. Minim inovasi bahkan kreatifitas. Kelas yang seharusnya menjadi tempat belajar yang menyenangkan, malah menjadi kelas yang membosankan, kaku dan monoton.

Seorang pendidik harus mengenal karakter peserta didiknya. Karena setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Termasuk jenis kecerdasan yang pada akhirnya dipengaruhi oleh gaya belajar yang beraneka ragam. Disinilah tantangan kita sebagai seorang pendidik. Bagaimana kita bisa menfasilitasi gaya belajar anak yang beraneka ragam. Jawabannya ada pada kreatifitas seorang guru. Seorang guru harus terus mencari cara agar kelas yang ia ampu benar-benar menjadi kelas yang hidup dimana antusias dan semangat tertanam erat di dada mereka.

Konsep berikutnya adalah kepemimpinan. Selain mengajar, guru juga mengambil peran pokok sebagai pemimpin. Sebagai pemimpin tentu kita harus bisa memberikan contoh yang baik. Teladan bagi siswa-siswi kita. Bukan perkara mudah, tapi itu menjadi sebuah keharusan, karena teladan menjadi unsur penting pembentukan karakter peserta didik.

Semakin berkembanganya ilmu dan teknologi juga menuntut seorang guru untuk up-to-date terhadap perkembangan ilmu teknologi sekarang ini karena siswa yang kita hadapi sekarang adalah siswa yang dibesarkan dengan teknologi disekitarnya, sehingga jangan heran ketika anak lebih asyik bercengkrama dengan gadget dari pada teman sebaya.

Ketika kita telah memutuskan untuk memilih jalan sebagai seorang pendidik, berarti kita telah siap dengan segala konsekuensi yang ada. Menjadi seorang guru di era modern saat ini tentu banyak tantangan yang harus dihadapi. Kita tengah dihadapkan pada bentuk-bentuk kenakalan remaja yang semakin hari semakin menghawatirkan. Tawuran, merokok, pecandu narkoba, pelecehan seksual adalah permasalahan yang tak kunjung reda. Malah sebaliknya semakin ‘menggila’ karena didukung oleh banyak faktor. Oleh sebab itu, menjadi pendidik harus mau dan siap untuk terus belajar. Meningkatkan kompetensi sebagai seorang pendidik baik di bidang akademik, sosial, teknologi dan yang tidak kalah penting adalah konseling

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cetarrrr membahana. Hebat pak guru. Jazakumullah khoiron katsiro untuk ilmunya. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah...pak guru.

31 Jul
Balas

Aamiin. waiyyakum. terima kasih kembali bu Raihana

01 Aug
Balas



search

New Post