ahmad muttaqillah Muttaqillah

Ahmad Muttaqillah Praktisi Pendidikan MP UIN Jakarta; Dosen Luar Biasa UMJ/UIN Jakarta Karya Tulis: 1. Bahasa Indonesia Kelas 1 da 2 Untuk Guru. Kementerian ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Khotbah Jumat Akhir Ramadan
Khotbah Jumat

Khotbah Jumat Akhir Ramadan

اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ،

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إله إِلاَّ اللّه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ قَالَ الله تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

قال الله تعالى :

إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ ١ وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ ٢ لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٞ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرٖ ٣ تَنَزَّلُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذۡنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمۡرٖ ٤ سَلَٰمٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ ٥

Hadirin Rahimakumullah

Mari kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan-Nya kepada kita. Dengan bersyukur itu Allah pasti akan memberikan tambahan dengan kenikmatan yang lebih sempurna.

Salawat dan salam kita sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad Saw. Karena dengan bersalawat kita akan mendapat syafaatnya di yaumalkiamah.

Marilah kita bertakwa kepada Allah SWT., karena dengan takwa itu kita akan diberikan keberkahan dari langit dan bumi juga kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Hadirin Sidang Jumat Rahimakumullah

Ramadan yang kita lalui semoga menjadi ibadah yang amat berarti untuk kehidupan duniawi dan ukhrawi. Karena sesunggguhnya dengan ibadah Ramadan menjadikan manusia meningkat ketakwaanya kepada Sang Pencipta, yaitu Allah SWT.

Peningkatan ketakwaan itu akan tampak apabila kita terus menjalani ibadah lima waktu, qiyamullail, membaca Alquran, dan senantiasa mewujudkan kepedulian sosial antarsesama dengan menolong, silaturahmi, dan bersedekah tatkala berada di luar bulan Ramadan. Usai Ramadan semua kebaikan yang telah dijalankan di bulan Ramadan akan terus berlanjut di bulan-bulan lainnya. Itulah wujud dari ketakwaan manusia kepada Tuhannya.

Seperti yang difirmankan oleh Allah Swt dalam surat Albaqarah ayat 183:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ١٨٣

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Untuk meningkatkan takwa berarti kita harus berpuasa karena berpuasa (saum) secara bahasa (etimologi) maknanya adalah al-imsak artinya menahan. Menahan hawa nafsu, tidak boros, tidak pelit, tidak gasab, tidah namimah, tidak berbohong, dan seterusnya tidak melakukan keburukan-keburukan lainnya.

Sedangan makna puasa secara terminologi (istilah) adalah Ibadah kepada Allah ta’ala yang disertai niat, dengan menahan diri dari makan, minum dan seluruh pembatal puasa, sejak terbit fajar kedua sampai terbenam matahari, yang dilakukan oleh orang yang tertentu dengan syarat-syarat yang tertentu.

Hadirin Sidang Jumat yang Dirahmati Allah

Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah Saw.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.

“Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (ridha Allah), maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu (HR. Bukhari).”

Tentu pengampunan terhadap dosa- dosa yang Allah berikan kepada manusia mengandung sayarat yaitu dengan kesadaran iman, ikhlas karena Allah, bersungguh-sungguh karena berharap akan keridaan AllahAllah. Itulah syarat diampuninya dosa-dosa manusia.

Kuncinya adalah semua yang diperintahkan dalam berpuasa haruslah dijalankan, dan semua yang dilarang harus ditinggalkan. Jadi sebenarnya bahwa puas merupakan perisai (tameng) untuk mencegah segala perbuatan yang dilarang.

Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah Saw.,

الصِّيَامُ جُنَّةٌ كَجُنَّةِ أَحَدِكُمْ مِنَ الْقِتَالِ

“Puasa merupakan tameng terhadap neraka, seperti tameng salah seorang dari kalian pada peperangan.”

Hadirin sidang Jumat yang berbahagia

Ramdan adalah bulan penggemblengan, bulan pendidikan bagi orang-orang yang beriman. Pasca Ramdan ini kita dinyatakan lulus dalam pendidikan. Semua dosa yang lalu telah diampuni. Berarti kita menjadi suci kembali seperti bayi yang baru dilahirkan.

Untuk menjaga dan memilihara kesucian itu cara yang harus dilakukan adalah, tidak memutus kerajinan ibadah di bulan Ramadan, seperti qiyamulail, puasa sunah, menahan dari perbuatan dosa. Tadarus Al-Qur’an dan bersedekah.

Ramadan adalah suatu ibadah yang sangat mulia. Yang kemuliannya adalah sebanding dengan seribu bulan.

Seperti yang difirmankan oleh Allah Swt., dalam surat Alqadar.

بِّسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ ١ وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ ٢ لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٞ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرٖ ٣ تَنَزَّلُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذۡنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمۡرٖ ٤ سَلَٰمٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ ٥

1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan

2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu

3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan

4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan

5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar

Malam kemuliaan itu sama dengan seribu bulan senilai dengan 83 tahun lebih lamanya.

Hadirin Rahimakumullah

Orang yang telah meraih Lailatulqadar tampak dari tanda-tandanya.

Apa yang dijelaskan dalam Alquran yang disebut dengan lailatulqadar merupakan suasana, cerminan adanya tanda-tanda lahiriah dan batiniah pada diri orang-orang yang beriman.

Tanda tanda Lailatulqadar yang kedua adalah seperti yang digambarkan dalam hadis-hadis Rasulullah Saw.

أَيُكُم يَذْكُرُ حِيْنَ طَلَعَ الْقَمَرُ، وَهُوَ مِشْلُ شِقِّ جَفْنَةٍ

“Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan seperti syiqi jafnah (tampak terang temaram)” [ Muslim 1170 ]

“(Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan” (Ibnu Khuzaimah).

صَبِيْحَةُ لَيْلَةِ الْقَدْرِ تَطْلُعُ الشَمسُ لاَ شعاع لَهَا، كَاَنَهَا طَشْتٌ حَتَّى تَرْتَفَعُ

"Matahari terbit pada pagi hari (yang malamnya merupakan malam Lailatulqadar) tanpa cahaya yang menyilaukan. Ini seakan-akan seperti belanga hingga meninggi." (HR Muslim)

Merujuk pada hadis yang bersumber dari Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah (Bukhari dan Muslim)."

Apa yang dijelaskan dari hadis-hadis di atas adalah merupakan tanda-tanda lahiriah, sekaligus pula sebagai simbol yang menunjukkan adanya tanda-tanda batiniah.

Tanda Lailatulqadar yang ketiga adalah, seperti yang dijelaskan oleh ulama kontemporer, salah satunya Quraisy Shihab yaitu: menyebutkan sedikitnya dua tanda bagi orang yang menerima kesempatan berjumpa dengan malam lailatul qadar, yakni bertambahnya kebaikan dan merasakan adanya ketenangan.

“Pertama, bertambahnya kebaikan. Kebaikan yang dimaksud adalah kebaikan yang menyeluruh, dari perkataan, sikap, hingga perbuatannya,”

Adapun tanda kedua adalah ketenangan. Karena mayoritas ulama mengartikan ketenangan/kedamaian yang dimaksud sifatnya berkelanjutan sebagimana termaktub pada ayat terakhir surat Al-Qadar.

Yaitu “Salamun hiya hattaa mathla’il fajr, pada malam itu, kedamaian dirasakan oleh orang yang beruntung menjumpai malam lailatulqadar hingga terbitnya fajar. Atau keesokan harinya.”

Paparan itu disandarkan pada ayat itu juga yang menceritakan bahwa pada malam tersebut malaikat turun ke bumi. Selain itu, kalimat mathla’il fajr (terbitnya fajar) juga diartikan sebagai terbitnya kehidupan baru bagi manusia setelah mengalami kematiannya. (Arrahmah, 2022).

Hadirin Rahimakumullah

Jadi bila kita telusuri mengenai adanya lailatulqadar, pasti adanya. Semua manusia beriman diberikan lailatulqadar. Hanya saja ada yang dapat melihatnya dan tidak dapat melihatnya.

Ada yang dapat merasakannya dan tidak dapat mersakannya. Namun baik melihat dan tak melihat. Baik merasakan maupun tak mersakan tentu semua mendapatkan lailatulqadar (malam kemuliaan) itu.

Ada yang melihat dengan mata kepalanya, ada yang melihat dengan persaannya, dan ada pula yang melihat dengan mimpinya.

Tanda-tandanya adalah apakah setelah puasa perilakunya semakin baik atau sebaliknya. Bila semakin baik, dia telah sempurna mendapatkan lailatulqadar. Namun sebaliknya jika semakin buruk sifatnya, maka lailatulqadar tak hadir dalam lahir dan batinnya.

Jadi orang yang telah mendapatkan lailatulqadar adalah orang yang setelah usai menjalani puasanya dan idul fitrinya, akan semakin baik perilakunya, semakin baik ketaatannya kepada Allah Swt.

Tampak dari raut wajahnya yang cerah dan tenang, dan selalu mensyukuri nikmat-nikmat Allah, serta selalu mohon ampun dari segala dosa, dan selalu mengkaji Alquran. Maka orang itu terjaga

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنيِ وَاِيّاَكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِين

Khotbah Ke-2

اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ،

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،

وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ و الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ،

اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ .

اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا إِلَى آبَاءِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَأَسَاتِذَتِنَا وَمُعَلِّمِيْنَا وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلِأَصْحَابِ الحُقُوْقِ عَلَيْنَا،

Ya Allah ya, Tuhan kami ampunilah segala dosa kami, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Jauhkan kami dari segala bencana dan penyakit. Berikan pertolongan kepda saudara-saudara kami yang berada di Palestina, dan wilayah-wilayah konfliks, serta wilayah lainnya agar mereka tak teraniaya.

اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، من بَلادِنا هذا خاصّةً ومِن بُلدانِ المسلمين عامّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ .رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ،

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post