Ahmad Najib

Menulislah untuk Keabadian. Seorang Guru Ngaji-"Iqro" di Musholla Al-Muhajirin Griya Serua Bojongsari Depok. Mengajar di SMA Adzkia Islamic School Pesant...

Selengkapnya
Navigasi Web

"MENGADILI" ANAK ALA RASULULLAH

CARA “MENGADILI” ANAK ALA RASULULLAH

Anak adalah amanah dari Allah yang harus dijaga oleh orangtua dengan sebaik-baiknya. Kehadiran anak atau buah hati dapat membuat kehidupan keluarga menjadi lebih harmonis, diliputi kasih sayang, dan merupakan indicator kesempurnaan bagi sebuah keluarga. Anak juga dapat menjadi investasi akhirat bagi orangtuanya sebagaimana sabda nabi SAW. yang di riwayatkan oleh Imam Muslim nomor hadis 1631 “jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan doa anak yang sholeh”.

Namun terkadang anak-anak yang kita sayangi banyak melakukan kesalahan-kesalahan yang membuat kita sebagai orangtuanya merasa jengkel dan bahkan membuat emosi memuncak sehingga menyebabkan orangtua marah atau bahkan menghukum anaknya. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul adalah apakah hukuman dapat bekerja efektif membuat anak tidak membuat kesalahan? atau hukuman seperti apa yang tepat untuk anak agar tidak mengulang kesalahannya?

Orang tua harus berhati-hati dalam menyikapi kesalahan yang dilakukan anak, menghukum anak mungkin menjadi alternatif agar anak kita jera dan tidak melakukan kesalahan yang sama. Namun menghukum anak, apalagi hukuman yang tidak tepat atau berlebihan seperti kekerasan fisik atau kekerasan psikis justru berpotensi menjadi Permasalahan baru yang membuat anak membenci orangtuanya sehingga menjadikan hubungan anak dan orangtua memburuk.

Lalu bagaimana nabi Muhammad menyikapi permasalahan seorang anak yang melakukan kesalahan? Dari Rafi’ bin Amr al Ghifari, dia berkata: Dulu waktu aku masih usia anak-anak melempari pohon kurma milik orang-orang Anshar (masyarakat asli Madinah). Hal ini diadukan kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam: Ada anak kecil yang melempari pohon kurma kami. Maka aku dibawa ke Nabi shallallahu alaihi wasallam. Beliau bertanya: Nak, mengapa kamu melempari pohon kurma? Aku menjawab: Aku makan. Beliau berkata: Jangan kamu lempari pohon kurma itu. Makanlah apa yang jatuh di bawah. Kemudian beliau mengusap kepalaku dan beliau mendoakanku: Ya Allah ken-yangkanlah perutnya. (HR. Ahmad no. 19453)

Dari keterangan hadis diatas, kita dapat mencontoh apa yang dilakukan oleh Rasulullah. cara yang harus kita tiru bagaimana rasulullah “Mengadili” anak yang melakukan kesalahan. Sebagai orangtua kita jangan terburu-buru memvonis anak bersalah sebelum menempuh cara-cara yang rasulullah lakukan sebagai berikut:

1. Tanyakan motif perbuatannya.

Motif anak melakukan sesuatu tentu menjadi penting untuk menilai apakah memang anak melakukan kesalahan karena dorongan dari dirinya, atau ada factor lain yang menyebabkan anak melakukan kesalaha.

2. Jika benar anak berbuat kesalahan, sampaikan penjelasan tanpa kalimat kasar dan tuduhan tentang kesalahan tersebut.

Ketika seorang anak benar melakukan suatu kesalahan karena dorongan dari dirinya sendiri, maka sebagai orangtua kita harus menyampaikan penjelasan dengan sejelas-jelasnya tanpa menggunakan kalimat yang kasar, memojokkan, atau tuduhan tentang kesalahan yang dilakukannya.

3. Berikan alternative solusi atau cara yang benar untuk anak bisa mendapatkan keinginannya.

Setelah memastikan bahwa anak benar melakukan suatu kesalahan dan memberikan penjelasan dengan kalimat lembut maka selanjutnya orangtua juga memberikan alternatif solusi agar keinginan anak dapat terpenuhi tanpa melakukan pelanggaran atau kesalahan. Yang dicontohkan Rasulullah dalam kasus anak yang mencuri buah kurma adalah “Jangan kamu lempari pohon kurma itu. Makanlah apa yang jatuh di bawah.”

4. Akhiri dengan sentuhan fisik yang bersumber dari hati yang tulus

Sentuhan fisik ini sangat penting dan dahsyat, ketika kita menasehati anak dan memberikan alternatif solusi dibarengi dengan sentuhan fisik dengan hati yang tulus dengan cara memeluk, menepuk Pundak atau bahunya yang intinya menguatkannya agar tidak melakukan kesalaha dikemudian hari.

5. Doakan anak agar Allah jauhkan dari sifat tercela atau penyakit jiwa tersebut

Doa adalah senjata terampuh bagi kaum muslimin, Rasulullah melakukannya mendoakan anak yang melakukan kesalahan agar Allah jauhkan dari penyakit jiwa. Masya Allah sungguh indah apa yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam mengadili anak.

Wallahua’lam.

Ditulis Oleh:

Ahmad Najib, SE.

Guru SMA Adzkia Islamic School Kota Tangerang Selatan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post