Ahmad Prasetyo Aji

Ahmad Prasetyo Aji itu adalah nama yang diberikan bapak saya. Saya dilahirkan di Jember tanggal 3 Desember 1981. Anak tunggal dari ibu yang bernama Muawati ini ...

Selengkapnya
Navigasi Web
GALAUNYA KEPALA SEKOLAH

GALAUNYA KEPALA SEKOLAH

Sejak adanya keputusan work form home itu , semua lembaga pendidikan di semua jenjang melaksanakan pembelajaran secara online. ada yang menggunakan media website, ada pula yang menggunaka aplikasi semacam google classroom. Tapi sebagian besar menggunakan media sosial seperti whatsapp dan telegram. Sangguru cukup mengirimkan intruksi untuk mengerjakan tugas dari buku. kemudian mengirimkan hasilnya melalui aplikasi yang sama. Makatidak mengherankan ada beberapa wali murid protes karena banyaknya tugas tanpa disertai pembahasan yang memadai. Prosesini sudah berlangsung selama 4 bulan. dan bisa lebih lama lagi. selama vaksin belum ditemukan. Parakepala sekolah pun pusing melihat perkembangan anak didiknya. Merekagalau, seperti kegalauan seorang laki laki menunggu jawaban seorang kekasih pujaannya. Ditolak atau diterima. Tapik kegalauan mereka bukan karena percintaan. Ini tentang nasib masa depan anak didiknya. Proses pembelajaran secara daring tidak pernah akan efektif. Terutama untuk anak usia sekolah dasar. Membutuhkan bimbingan orang tua---sebagian besar anak anak bila tidak didampingi ketika memegang handphone, mereka bermain game--- Terutama lagi, kesakralan proses pembelajaran menjadi hilang. Tidak ada hubungan erat antara guru dan murid. Beberapa kepala sekolah menginginkan ada pertemuan tatap muka langsung. Tetapi tidak diperbolehkan oleh dinas terkait, karena adanya perkumpulan orang itu ----anak anak itu--- Konsepnya menggunakan aturan yang dikeluarkan oleh gugus tugas pandemi ini. Anak anak di buat jadwal ber sift. Pertemuan hanya di lakukan selama 2 jam. Yang masuk pun dibatasi. Hanya separuh dari jumlah kelas itu. Sehingga duduknya bisa berjarak sangat jauh. Dan sudah dipastikan guru tidak menyentuh muridnya. Mereka menggunakan face shield--- menggunakan pelindung muka yang sudah banyak beredar di pasaran--- Materi pelajaran pun sudah mengikuti kurikulum versi covid 19 dari pemerintah. Tetapi tetap tidak bisa. Selama masih zona merah. Dan sampai kapan. Sampai wilayah itu masuk zona hijau, dan itu kita tidak tahu kapan bisa menjadi zona hijau. Kemampuan pemerintah daerah sangat berbeda beda. Lihat saja Jawa Timur, jumlah yang positif covid 19 sudah melampaui jakarta. Apalagi tidak ada kejelasan bagaimana penanganan pandemi ini oleh pemerintah daerah. Pantaslah mereka galau. Para orang tua pun banyak yang galau. Apakah pemerintah juga galau, saya pun tidak tahu, jangan jangan mereka tidak galau. Mungkin lebih baik terserah saja.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post