Matrasit

Salam kenal... Namaku Ahmad Rasyid (nama pena) atau Matrasit, terlahir di Sumenep pada tanggal 6 Mei 1967. Mulai Maret 1988 berprofesi guru di Kabupaten ...

Selengkapnya
Navigasi Web

TADARUS ALAM

#01 TADARUS ALAM

Puisi Ahmad Rasyid

Gelombang Pasang

Sesekali kutangkap lengking jeritan rindu

Seirama desau angin berburu gelombang

Saat kemudian terhempas di bibir pantai

Bertempo rancak kepak sayap burung camar

Sajak bunga rampai kasih dilantunkan semalaman

Oh, lautku

Seberapa lama daku tahan membisu

Berdiri menanti atas geladak sandaran kapal ini

Sedang debar debur keras membentur dada, atau

Biarlah rindu kusimpan

pada palung laut terdalam

Sebelum air pasang kembali menyisir segala asa

#Ambunten, 11 Oktober 2020

#02 TADARUS ALAM

Puisi Ahmad Rasyid

Batu Apung

Putih kusam kecoklatan

Rupa warna keterpaksaan

Berabad-abad bawah jajahan

Jejak rekamnya terhapus

Tersapu terseret arus

Tanpa khayal, pupus

Antara pasang surut

Harap damai terajut

Geram sunyi tercerabut

Alamku

Pikirnya

Zikirnya

Zona batu apung

Hingga batas pantai

Pesona badai rindu

Bergumul rahasia rimba

#Ambunten, 11 Oktober 2020

#03 TADARUS ALAM

Puisi Ahmad Rasyid

Anak Sungai

Aku anak sungai

mengalir dari celah

menuju celah bebatu

deras laju muara

muara cinta bergelora

Aku anak sungai

tugasku melarung asa

tanpa lelah berkesudahan

tanpa takut kedalaman

laut semesta cinta

Aku anak sungai

tempat burung perindu

bercanda mengepak terbang

memburu indahnya semesta

membakar kehangatan jejiwa

Hingga

arusku beku

derasku luruh

dinginku kelu

di ujung negeri

ujung berbakti

#Ambunten, 11 Oktober 2020

#04 TADARUS ALAM

Puisi Ahmad Rasyid

Kabut Merah

Sekawanan kelelawar beterbangan

mengitari pepohon mangga

buahnya ranum memerah

tumbuh subur bermanja

di pematang hatiku

Kini awan biru

tenggelam menghatur salam

pada laut penghambaan

keniscayaan tak berhingga

bersimpuh luruh tawaduk

Dalam gigil sembahyang

tatap silau rembulan

kembali memagut sunyi

kucium aroma kesangsian

mengalir iris kenangan

Bias kabut menghitam

Membiaskan kasih keilahian

seluas tangis kealpaan

mengeja rahasia berlarian

menuju kedamaian alam

Sesaat kabut merah

menghias samudera raya

tegak menjunjung alif

terasa buih sujudku

mengalir air mata

#Ambunten, 11 Oktober 2020

#05 TADARUS ALAM

Puisi Ahmad Rasyid

Lovebird Hingga Perkutut

Seribu tahun didaulat puja di altar singgasana

Dikasih dan dinikmati laksana kekasih

Walau aku tak mengerti apa yang dirasa

Dipercaya bila saat menatap langit

Rona senjakah atau senyum fajar kabarmu

Perkutut, desahmu runtut

Kita pun luluh berkepasrahan

Kini tafsir rindumu mulai hampa, tak bertuah

Lovebird hadir barakan api cinta

Lincah bertingkah

Indah berkicau

Corak bulunya menggaris cakrawala

Laksana emas permata dunia

Mempesona ..

Menyilaukan...

Burung adalah burung

Gambaran pasang surut pendakian

Yang membentang sepanjang syahadat ilahiah

Perlambang jejak keabadian

#Ambunten, 11 Oktober 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Waw,,byak puisinya pak,,semuanya Keren...sukses selalu

12 Oct
Balas

Alhamdulillah, terima kasih

19 Oct



search

New Post