AHMAD RIKIYANTO

Namaku Ahmad Rikiyanto bisanya nama panggilan Riki, lahir 16 Januari 1998 tidak sama dengan yang lain melainkan ada keistimewaan yang di dapat olehku, Allah men...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cinta Bersemi di Pondok Pesantren

Cinta Bersemi di Pondok Pesantren

#Tagur Ke 5 (365)

Pertemuan pertama dengan tidak sengaja membuat hati luluh seakan dialah yang menjadi cinta pertama dan terakhirku, tidak bisa dipungkiri soal perasaan semua mempunyai sebuah rasa yang sama ketika bertemu dengan perempuan yang diidamkan terasa nyaman, senang, dan tersimpu malu ingin mengungkapnya.

Pertama kali kenal cinta pada saat duduk di bangku sekolah menengah pertama, banyak sekali seangkatan  sudah lebih dulu mengalaminya akan tetapi saya belum membuka diri untuk percintaan karena menurutku itu bukan ranah yang semestinya terjadi bagi usia anak-anak yang mengenyam pendidikan, seiring berjalannya waktu duduk di depan teras pondok sambil membersihkan rumput eh dalah, ada santriwati yang baru masuk diantar oleh ibu dan kakaknya untuk menyerahkan kepada kyai dan bu.nyai selang beberapa menit semua sudah matur tinggal barang-barang di bawa ke kamar yang sudah siap pakai tinggal merapikan bawaannya dari rumah, karena pada waktu itu semua santri boleh membawa handpone oleh pengasuh sebagai alat untuk menghubungi orang tua ketika butuh sesuatu hal.

Pertama masih kebingungan bagaimana untuk mendekatinya karena terbatas untuk ketemuannya bisa bertemu ketika sekolah madrasah diniah itupun hanya sebatas memandang, maklum anak pesantren semua serba ada batas ruang waktu, mulai gelisah takut ada yang lebih dulu pendekatannya akhirnya kirim suratlah dengan berbagai kata-kata senjata untuk menakluknya dia, dikirimkanlah melalui adik kelas dengan dalih, dek ini kasih ke mba ini yaaa jangan bilang kalau dari saya tuturku...., Malamnya waktu bersamaan dengan makan surat itu tiba melalui orang yang sama dengan jawaban panjang lebar plus nomor handpone bahwa menerimanya menjadi pasangannya atau dengan nama gaul sekarang  girlfriend, luar biasa senangnya sampai lari-larian dilatar pondok dengan berkata yey-yey -yey.

Suatu malam selepas kegiatan pondok pesantren mulai dari ngaji kitab bersama, belajar ba'da Isyak bergegas mengambil handpone ternyata lebih dulu mengirim pesan singkat padat yang berisi " sudah makan bi ? Jangan telat makan yaa tuturnya, padahal saya yang ingin lebih dulu untuk menghubunginya tetapi tidak apalah yang penting ada awalan komunikasi yang baik, semakin hari momen kita menjadi lebih berwarna tanpa ada sesuatu yang menjadi perselisihan, tidak terasa hubungan kita berjalan 2 minggu semua baik-baik saja dengan berbagai rintangan yang harus dilalui bersama, akan tetapi ada kabar yang kurang mengenakan bahwa ada salah satu santri ketemu oleh pengasuh  telponan dengan pacarnya sampai larut malam dengan dalih kalau yang di hubungi itu kakaknya, semua heran telponan sama kakaknya sampai malam tidak mungkin ternyata setelah di geledah handponenya dengan mengaku pacarnya.

Tidak lama kemudian, pengasuh memberikan pemberitahuan secara terbuka bahwa detik ini sampai seterusnya tidak boleh membawa handpone apabila masih melanggar maka akan di sita tidak akan kembali, sehingga kita berdua kebingungan untuk berkomunikasi, jam sudah mengadakan magrib semua bergegas mandi atau mengambil wudhu' untuk persiapan sholat magrib dilanjut dengan mengaji kitab bersama ustadz sampai Isya' , Isya' berkumandang tandanya kegiatan sudah selesai bergegas sholat Isya' bersama Alhamdulillah tuturku, langsung ke kamar ambil handpone SMS, " mi besok kita sudah tidak bawa handpone, terus gimana kita, apa yang harus diperbuat kedepannya tuturku, tenang bi kita pakai surat saja biar terus teringat dengan bermodalkan 1 buku untuk surat menyurat kita, sudah dulu yaa Bu entar lagi makan terus belajar, iya mi balasku.

Surat pertama dari dia, karena dulu masih lebai banget nulis saja singkat, dengan angka lagi yang berisi " 4skum bie.. gimana kabarnya ? Kangen bie kapan yaa bisa ketemu seperti sangat lama tidak bertemu padahal satu lingkungan terhalang dengan ruang waktu yang sangat terbatas, andai tidak ada masalah yaa bie pasti baik-baik saja tidak usah menulis, mengirimkan lewat adik kelas hanya melalui SMS sudah cukup hemmm, begitu aja dulu yaa bie I love you dengan tanda-tangan di bawah inisial. Ku balaslah surat yang berisi " waskum umi sayank Alhamdulillah baik , Abie juga kangen loh , kapan yaa bisa ketemu sedangkan kita sulit untuk ketemu kecuali keadaan mendukung banget, iya itu mie kalau tidak ada masalah pastinya aman sentosa, jadi buat pelajaran untuk kita umi bahwa apapun yang dilakukan oleh kita jangan sampai merugikan orang lain dipikir dulu sebelum bertindak sehingga akan lebih terjamin, sudah dulu yaa umi I Love You, Abi sayang umi forever .

Dengan surat saja sudah klepek-klepek apalagi bertemu hati menjadi ayem, senang dan tentram, meskipun lewat surat tidak apalah yang terpenting cintaku tetap utuh untukmu, bersyukurnya bisa melihat meskipun dari jauh, melihat, memandang sudah cukup untuk mengantikannya.

Setiap hari pasti surat mendarat dengan baik melalui adik kelas dengan berbagai isi yang diungkapkan mulai dari perasaan, pandangan kedepan selama menjalani hubungan ini, pernah suatu ketika ada adik kelas bahwa dia sakit yang memang tidak biasa, paniklah tanya sana-sini gimana kabarnya apakah sudah sehat atau belum, didlalalh ternyata tamu bulanan tetapi itu darah penyakit yang keluar yaitu istihadah, beberapa menit kemudian orang tua menjemputnya untuk dibawa pulang.

Perasaan mulai tidak karuan, kangen, rindu dengan dia yang tidak kunjung kembali kepondok, bingung bagaimana cara menghubungi sedangkan saya tidak bawa handpone, terus berpikir keras bagaimana caranya biar bisa menghungi, jalan keluar ketemu bahwa ada dari salah satu santri putri membawa diapun menelpon duluan tahu itu bukan handponenya, saya angkat dengan tangan gemetar seperti orang ketakutan, assalamualaikum umie, gimana kabarnya apakah sudah baik, sehat, Abie kangen umie lama banget pulangnya, kapan kembali dengan nada yang tetap gemetaran, jawab waalaikumsalam Abie Alhamdulillah sudah baik dan sehat bie insya Allah besok sudah kembali, sama umie kangen juga sabar yaa bie kan ini ujian untuk abie cinta juga butuh pengorbanan yang besar tanpa ada dasa itu sulit untuk bertahan lama, timpalku iya umie ditunggu kedatangannya.

Ternyata beneran kembali melewati pintu gerbang kenapa pas banget saya mau keluar pondon dia masuk pondok, begitulah cinta kadang kebetulan tanda disengaja apakah tanda itu seperti yang di ucapkan oleh masyarakat mungkin jodoh tetapi kita tidak tahu jodoh atau tidak semua serahkan kepada Sang Pencipta kita bisa ikhtiar saja.

Hari-hari menjadi lebih bahagia setelah lama tidak bertemu, begitulah cinta, tanpa melihat fisik atau materi ketika sudah sayang maka semua dikorbankan akan tetapi dalam Islam sendiri tidak ada istilah pacaran hanya ada pernikahan, sehingga dalam garis besar hanya pernikahan saja yang bisa memberikan suatu kehalalan bagi semua pasangan.

Tidak terasa hubungan kita sudah hampir satu saja, banyak lika-liku yang dialami akan tetapi semua itu sebuah perjalanan cinta yang harus dijalani, satu tahun bukan sebentar susah, senang, takut itu selalu menjadi momok yang terus datang, karena lingkungan pesantren banyak peraturan yang harus ditaati sehingga apabila ada yang pacaran maka ada hukuman tersendiri sehingga bagaimana pacaran kita ini tidak ada yang tahu siapapun pengasuh, pengurus hanya santri saja yang tahu akan hubungan spesial kita.

Tantangan terbesar dalam menjalani hubungan dipesantren adalah bertemunya sangat sulit, tidak bisa berdua, seperti pacaran yang umum, hanya bisa bertemu melalui acara-acara tertentu saja, sehingga rasa cinta itu terus tumbuh meskipun terbatas.

Pada suatu ketika ada permasahan sangat besar yang menyangkut harkat dan martabat pondok pesantren sampai pengasuh marah besar mengapa hal tersebut terjadi keadaan cuaca hujan deras di barengi dengan petir semua di suruh untuk mencari semua yang terlibat tidak dimana tempatnya, menyusuri kedalam tanaman jagung yang sangat rimbun dekat pesantren, ternyata banyak sekali yang terlibat mulai dari pengurus inti sampai Anggota pengurus, dipanggilah oleh pengasuh semua di hukum..

Malamnya memberikan pengumuman bahwa pengurus di ganti saya dan dia, inilah yang sulit ditolak tanpa berpikir panjang menerima semua konsekuensinya, saya bilang secara langsung dengan besar hati, karena sama -sama menjadi kepercayaan pengasuh tidak lain harus taat dan menjadi contoh bagi semua warga pesantren, tolak ukur tertuju kepada kita berdua maka jalan terbaik demi kabaikan pesantren harus berpisah meskipun itu sangat sulit untuk kita berdua dengan harapan semoga kita diberikan pasangan yang lebih baik lagi untuk menuju masa yang lebih baik.

Jujur ketika saya mengambil satu ini mau tidak mau harus di jalaninya, kata pepatah mungkin bukan jodohnya, Allah keputusan dimana menaruhkan rasa cinta dan kasih sayang harus berhenti karena suatu hal, sulit dilakukan berfikir sejenak tanpa menyakiti satu sama lain, pastinya dia belum siap akan perpisahan yang sunggu menyakitkan ini, apa boleh buat ketika sudah seperti sudah mengatur semua terkait jodoh, maut dan rizki tingga hambanya ikhtiar, tawakal.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post