Mendidik itu Harus Sabar
#Tagur Ke 9 (365)
Ahmad Rikiyanto
Menjadi seorang guru adalah sebuah pilihan karena tidak mudah untuk membuat anak-anak lebih baik dari masa sebelumnya, butuh usaha keras untuk mencapai target anak didik berkualitas, inovatif dan berprestasi, usaha bukan hanya sekedar belajar setiap waktu melainkan lebih banyak beribadah, meminta kepada sang kuasa.
Jangan pernah mengeluh meskipun jarak antara sekolah dan tempat tinggal sangat jauh karena menjadi sebuah resiko, melewati jalan bebatuan tajam, hutan mahoni dan nuansa pedesaan dingin di terjal menggunakan sebuah motor sebagai kuda besi setiap hari menemaninya, susah, senang dilakukan terpenting jangan lupa bersyukur setelah berusaha maksimal dengan halang rintangan.
Dari kediaman untuk berangkat sangat semangat, berbagai persiapan belajar materi, sudah tinggal pakai, baju, celana, sepatu dan yang tidak boleh ketinggalan tas beserta isinya, penting banget sebagai pelengkap urusan administrasi ketika sampai dalam sebuah lembaga pendidikan atau tempat mengajar.
Berbagai masalah ketika menghadapi anak didik, rewel, bercanda, suka gurau dan iseng kepada teman-temannya, hal seperti itu menjadi sebuah lumrah bagaimana tidak, setiap di sekolah pasti bertemu, sehingga pertemanan menjadi sangat awet dengan terciptanya guyonan ala anak zaman now or milenial, tetapi harus ada batasannya jangan sampai terjadi perkelahian.
Guru yang baik adalah guru memahami sebuah pembelajaran sesuai bagian keilmuannya tidak hanya itu saja, memahami karakter anak didik sehingga dalam memberikan sebuah pemahaman lebih cepat, bukan sekedar mengajar, membuat perangkat saja.
Ingat, guru itu yang diingat adalah sebuah perilaku dalam sebuah kegiatan belajar mengajar, anak didik itu bukan tidak tahu, benar duduk manis menghadap kedepan, mata memandang, pikiran terus merekam kegiatan didalam kelas, maka hati yang tulus, sabar menjadi sebuah cerminan tidak akan hilang meskipun tertimbun sebuah debu sangat pekat.
Berjuang bersama lebih nikmat dari pada sendiri, meskipun gaji yang tidak seberapa, niatkan dalam hati bahwa profesi ini sebuah jalan untuk menumbuhkan sebuah rezeki, benar rezeki akan datang tetapi apabila hanya diam saja, tidak akan datang, mungkin semut mau makan gula yang tercecer diatas meja atau lemari bumbu.
Hargailah sebuah perjuangan guru,karena rela meninggalkan anak, istri atau suami demi anak didik dilembaga, sebuah pengorbanan, beenagkat pagi pulang sore ...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Pak.Salam literasi
matur nuwun bapak