Kementerian Agama (Kemenag) Indonesia mempersiapkan rekrutmen besar-besaran dengan membuka kesempatan bagi 110.553 calon aparatur sipil negara (CASN). Langkah ini menjadi sejarah dengan jumlah formasi terbesar yang pernah diberikan, menandakan komitmen Kemenag dalam memperkuat manajemen Sumber Daya Manusia (SDM).

Ratusan ribu formasi yang dibuka oleh Kementerian Agama (Kemenag) Indonesia terbagi menjadi dua jenis, yaitu 20.772 formasi untuk Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan 89.781 formasi untuk Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengungkapkan bahwa alokasi formasi tersebut akan sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan jabatan krusial di Kemenag, seperti guru, dosen, penghulu, penyuluh agama, hingga pengawas produk halal. Tidak hanya itu, rekrutmen ini juga menjadi bagian dari upaya percepatan transformasi layanan digital di Kemenag, sesuai dengan arus perkembangan zaman.

Salah satu alasan utama di balik rekrutmen besar-besaran ini adalah adanya proyeksi pensiun yang signifikan dalam beberapa tahun mendatang. Dengan sebanyak 48.991 pegawai Kemenag yang diprediksi akan memasuki masa pensiun antara tahun 2024 hingga 2028, pemerintah perlu memastikan keberlanjutan layanan dan kebutuhan masyarakat terpenuhi.

Formasi CPNS ditujukan untuk posisi-posisi strategis seperti guru, dosen, penghulu, penyuluh agama, pengawas jaminan produk halal, dan jabatan lainnya yang memiliki peran penting dalam menyelenggarakan layanan publik di bidang keagamaan. Sementara itu, formasi PPPK meliputi beragam posisi yang juga memiliki peran krusial dalam mendukung berbagai program dan layanan Kemenag.

Pembagian formasi ini mencerminkan strategi Kemenag dalam memastikan keberlanjutan layanan publik sekaligus memberikan kesempatan kepada beragam kalangan untuk berkontribusi dalam pembangunan sektor keagamaan. Dengan memberikan kesempatan baik bagi CPNS maupun PPPK, Kemenag berupaya untuk menciptakan kesetaraan peluang serta memastikan keberagaman dan kecukupan tenaga kerja yang diperlukan dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Selain itu, pembagian jumlah formasi antara CPNS dan PPPK juga mencerminkan fleksibilitas dalam pengelolaan tenaga kerja oleh Kemenag. Dengan menggabungkan kedua jenis tenaga kerja ini, Kemenag dapat mengoptimalkan potensi serta mengakomodasi berbagai kebutuhan yang muncul dalam penyelenggaraan layanan publik di sektor keagamaan.