Memory Haji 2016 M Wukuf di Arafah Gambaran Padang Mahsyar, Mendapat Ridho Illahi
Hari ini 9 Dzulhijjah jemaah haji dari berbagai penjuru dunia mulai sedang di Arafah, menyiapkan diri untuk menjalani wukuf pada Sabtu, 15 Juni 2024. Wukuf merupakan puncak dari seluruh rangkaian ibadah haji, yang dimulai saat matahari tergelincir hingga menjelang terbenam.
Kenangan penulis pada saat wukuf di Arafah 9 Dzulhijjah 1437 H/ 2016 M bersama istri dan 244 jemaah haji asal Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Lamongan yang tergabung dalam KBIH Bryan Makkah Surabaya yang melaksanakan ibadah haji saat itu.
Para jemaah mendengarkan khutbah wukuf, melaksanakan salat Zuhur dan Asar secara jamak taqdim, lalu mempersembahkan berbagai bentuk ibadah seperti zikir, salawat, dan munajat kepada Allah SWT.
Prosesi wukuf adalah momen sakral yang dianggap sebagai inti dari ibadah haji. "Al Hajju Arafah. Haji itu Arafah," KH. Imam Hambali pembimbing dari KBIH Bryan Makkah Surabaya, pembimbing ibadah (PPIH) Arab Saudi Daker Madinah. Pernyataan ini menekankan betapa pentingnya wukuf dalam perjalanan spiritual seorang muslim yang sedang menunaikan ibadah haji.
Makna Wukuf di Arafah
KH. SYukron Jazilan Dosen Sunan Ampel Surabaya yang juga merupakan salah satu Kyai Pembimbing di KBIH Bryan Makkah Surabaya, menjelaskan bahwa keutamaan wukuf terletak pada makna mendalam yang dikandungnya. Pertama, wukuf adalah simbol kebulatan tekad untuk meninggalkan keburukan dan menumbuhkan kebaikan dalam diri, seperti tanah subur yang ditanami bibit baik.
Momen ini mengajak jemaah untuk merenungkan kesalahan masa lalu dan berkomitmen untuk tidak mengulanginya, sambil berusaha menumbuhkan nilai-nilai positif yang akan membawa kebaikan dalam hidup mereka.
Makna kedua dari wukuf terletak pada waktu pelaksanaannya, yaitu ba'da zawal atau setelah matahari tergelincir. Ini melambangkan mata hati yang berusaha menghilangkan keburukan dan menumbuhkan kebaikan, mirip dengan sinar matahari yang berusaha menghangatkan dan menyinari bumi. Kondisi ini mengingatkan jemaah untuk selalu berupaya mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebagaimana matahari yang condong ke arah kebaikan.
Jika kedua makna ini terealisasi, tujuan utama wukuf sebagai puncak kesadaran untuk berbuat kebajikan akan tercapai. Jemaah akan terdorong untuk bertakwa, baik dalam hubungannya dengan diri sendiri, sesama manusia, maupun alam semesta. Kesempurnaan wukuf tidak hanya dicapai melalui ibadah dan mendekatkan diri kepada Sang Khalik, tetapi juga dengan mematuhi larangan-larangan wukuf, seperti tidak memotong tanaman di Arafah atau menyiksa hewan. Ini sebagai latihan untuk membentuk kesadaran diri yang lebih baik.
Prosesi wukuf adalah waktu yang sangat mustajab untuk berdoa dan berkomunikasi dengan Sang Pencipta. Di sinilah, setiap jemaah merasakan kedekatan dengan Allah SWT, memohon ampunan dan berkah, serta mengukuhkan niat untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Momen ini diakui sebagai waktu dan tempat yang penuh dengan keberkahan, di mana doa-doa diharapkan akan dikabulkan.
Para jemaah menjalani prosesi wukuf dengan khidmat, penuh dengan doa dan harapan. Mereka berusaha untuk meraih kesempurnaan ibadah haji mereka, dengan harapan mendapatkan ridha Ilahi. Dengan meninggalkan segala keburukan dan berjanji untuk menumbuhkan kebaikan, wukuf di Arafah menjadi momen transformasi spiritual yang mendalam bagi setiap jemaah.
Kesucian dan keutamaan wukuf di Arafah adalah sesuatu yang dirasakan oleh setiap jemaah haji. Mereka datang dari berbagai negara, budaya, dan latar belakang, tetapi disatukan dalam tujuan yang sama: mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih ridha-Nya. Prosesi ini tidak hanya memperkuat ikatan spiritual antara jemaah dan Sang Pencipta, tetapi juga mengingatkan mereka akan tanggung jawab mereka terhadap sesama manusia dan alam semesta.
Dengan menyelesaikan wukuf di Arafah, para jemaah haji melanjutkan perjalanan spiritual mereka dengan hati yang lebih bersih dan niat yang lebih kuat untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Momen ini menjadi titik balik yang penting, membawa perubahan positif dalam diri setiap jemaah dan menginspirasi mereka untuk selalu berbuat kebajikan dalam setiap langkah kehidupan mereka.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar