Pengurus Masjid Al Hibah yang ada di kampung saya, memutuskan untuk mengadakan pengajian rutin dengan mengundang para Habaib atau para keturunan Rasulullah (Ahlul Bait), pada hari Senin pertama dalam setiap bulan. Pengajian rutin yang dilaksanakan setelah salat isyak berjamaah itu selalu dihadiri oleh jamaah masjid Al Hibah juga masyarakat tetangga desa yang merupakan penggemar dan pecinta para Habaib.

Sebagai salah satu tinggalan Nabi Muhammad SAW untuk umatnya, keturunannya sudah selayaknya mendapat penghormatan dan rasa cinta seperti yang beliau terima. Sebagaimana anjuran dari sahabat termulia Rasulullah, Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq yang mengatakan, “Cintailah Muhammad melalui cinta kepada para keturunannya (Ahlul Bait).”

Dalam Islam sendiri, Allah SWT dan Rasul-Nya telah mewajibkan seorang muslim untuk hormat dan cinta kepada Ahlul Bait. Namun khusus bagi Rasulullah, penentuan keturunannya diambil dari putri kesayanganya yakni Fathimah Az-Zahro. Hal ini ditegaskan oleh hadis yang memiliki arti, “Sesungguhnya Allah telah menjadikan keturunan setiap nabi dalam sulbinya. Dan Allah menjadikan keturunanku dalam sulbi Ali bin Abi Thalib.”

Lebih lanjutnya, perintah terkait Ahlul Bait ini kemudian dijelaskan sebagai salah satu dari dua hal yang mesti dipegang teguh oleh umat Rasulullah. Seperti bunyi hadis berikut, “Aku tinggalkan dua perkara yang sangat berharga pada kalian. Yang pertama adalah Kitab Allah, yang kedua adalah Ahlul Bait-ku,” riwayat Imam Muslim. Meskipun dalam riwayat Hakim disebutkan, “Yang kedua adalah sunnahku,”, namun riwayat Imam Muslim diakui semua ulama lebih kuat dalam periwayatannya.

Tak hanya itu, Al-Qur’an melalui surah Asy-Syura ayat 23 pun mengatur perintah untuk mencintai Ahlul Bait. Dalam ayat tersebut disebutkan, “Katakanlah (wahai Muhammad): Aku tidak meminta upah kepada kalian kecuali rasa cinta kepada kerabatku,” Dalam tafsir disebutkan bahwa yang dimaksud kerabat disini adalah Ahlul Bait. Dengan demikian, jelas perintah memuliakan dan mencintai Ahlul Bait merupakan perintah langsung dari Allah yang wajib dipatuhi.

Senin (3 Januari 2022), dalam Pengajian Rutin yang bersamaan dengan Tasyakuran Sedekah Bumi dengan Istigotsah Akbar yang hadir dalam acara Pengajian Rutin tersebut adalah Habib Husein dan Habib Muhammad bin Al Jufri dari Surabaya, bersama grup sholawatan yang menjadi andalan para habaib untuk menarik para pecinta Rasulullah, jadi selain mendengarkan tausiyah para jamaah diajak melantunkan solawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, sebagai wujud kecintaan kita kepada Rasulullah.

Dengan bersolawat kepada Rasulullah kita berharap syafaat dari-Nya saat di akherat kelak.

Seperti biasa setelah acara pengajian selesai kami berkesempatan untuk beramah tamah, makan bersama sambil diskusi tentang kegiatan Remaja Masjid yang harus tetap diadakan untuk menyiapkan regenerasi kepemipinan dalam mayarakat khususnya dalam ketakmiran masjid.

Acara diakhiri dengan foto bersama para pengurus masjid Al Hibah bersama para Habib yang hadir malam itu.

Istanaku, 07-01-2022 (H-7 (725))