Ailen Rossananda

Ailen Rossa Nanda, lahir di Bukittinggi pada hari Minggu tanggal 6 April 1969. Merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Menempuh pendidikan dasar di kota kela...

Selengkapnya
Navigasi Web

17. BERITA DUKA DI PAGI HARI

Seperti yang saya sampaikan diawal cerita ini, saya hanya memanfaatkan wifi hotel untuk berkomunikasi dengan keluarga di tanah air. Selebihnya android saya yang RAM nya kecil hanya digunakan untuk berfoto. Itupun sudah penuh, saya harus hapus foto yang sama dan kurang bagus untuk dapat mengambil foto lagi. Karena itu pulalah koleksi foto selama di tanah suci tidak banyak. Saya merasakan keuntungan tidak ada paket data, yaitu lebih fokus dan khusuk beribadah karena tidak memikirkan pesan masuk dan notifikasi medsos.

Untuk berkomunikasi dengan saudara dan teman-teman di tanah air, saya lebih cepat berkemas, sarapan dan lebih dulu pergi ke loby. Pagi itu saya sudah duduk dilobby, karena ada agenda tour keliling Kota Mekkah dari travel kami. Sengaja saya dahului untuk saling bertukar informasi. Ketika saya buka android, banyak pesan masuk. Android saya berdenting-denting tak berhenti. Saya baca satu persatu dan saya balas. Yang pertama saya lihat pesan dari keluarga dan saya mengabari posisi dan kondisi saya dan menanyakan keadaan mereka. Ibu sangat antusias mendengar khabar dari saya, sebab ibu sudah berhaji di tahun 2002 dan sangat rindu untuk kembali ke tanah suci.

Chating berikutnya membuat saya tertegun. Di group rekan sekerja saya baca,

“ Innalilahi wa inna ilaihi rajiun, telah berpulah ke rahmatullah rekan kita Yusnani setelah shalat subuh tadi di Bandung”

Kemudian diiringi dengan banyak balasan ucapan duka dari rekan-rekan. Mata saya kabur oleh tetesan air mata. Saya tidak peduli dengan tatapan tamu hotel yang memang tidak saya kenal. Tanpa sakit rekan sejawat saya meninggal yang Insya Allah dalam keadaan husnul khatimah. Masih segar dalam ingatan ketika rapat kenaikan kelas, saya pamit mohon doa untuk berangkat umrah. Ni Yus, begitu kami memanggil saya salami.

“ Selamat pulang pergi ya len, Ni Yus liburan ke Bandung, mau lihat cucu, “kami berjabat tangan dan berpelukan. Kami sempat bercerita sejenak jika memang sudah direncanakan untuk ke Bandung Desember ini. Selain melihat cucu yang baru lahir juga mengunjuni anak bungsu beliau yang baru dapat kuliah di Bandung. Itulah komunikasi terakhir saya dengan beliau.

Saya jadi ingat keseharian uni sekaligus sahabat satu jurusan ini. Mungkin bisa menjadi teladan bagi kita. Beliau tidak banyak bicara dan cenderung menghindari konflik. Selama bergaul belum pernah terdengar Ni Yus berkonflik dengan siapapun. Ramah, murah tersenyum dan bertanggung jawab jika diberi kepercayaan untuk pekerjaan tertentu. Karena kami satu jurusan, kami kompak dalam menyiapkan perangkat pembelajaran dan soal ujian. Demikian juga dengan even-even sekolah. Saya masih menyimpan video lomba lagu perjuangan dan foto-foto lomba memasak. Karena kekompakan kami meraih juara pertama.

Rasanya terlalu singkat kebersamaan kami. Alahkah indahnya kepergian beliau. Menurut cerita yang disampaikan putri bungsu beliau, setelah shalat subuh, tiduran kembali karena merasa tidak enak badan. Dalam tidur itulah beliau berpulang. Semoga Ni Yus tenang di sana, diampuni segala dosa dan diterangi kuburnya, aamiin ya Rabbal alamin.

(bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post