Ailen Rossananda

Ailen Rossa Nanda, lahir di Bukittinggi pada hari Minggu tanggal 6 April 1969. Merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Menempuh pendidikan dasar di kota kela...

Selengkapnya
Navigasi Web

19. TAWAF WADA DAN BAHASA TARZAN

Kita lanjutkan cerita tentang tawaf. Tawaf yang terakhir yaitu tawaf wada’. Tawaf ini dilakukan sebelum jamaah meningglkan Kota Mekkah. Tawaf ini disebut juga tawaf penghormatan atau perpisahan. Ada rasa sedih di hati ketika akan meninggalkan Kota Mekkah. Rasanya hanya sekejab. Benar apa yang disampaikan oleh jamaah yang sudah kembali dari Mekkah, kita ingin berlama-lama tinggal di negeri ini. Betapa tidak, diberi kesempatan beberapa hari saja rasanya luar biasa. Kita tidak memikirkan apa-apa di sini, kita hanya fokus beribadah kepada Allah. Tempat istirahat tersedia, makan juga tersedia. Tidak memikirkan mencari nafkah, tidak memikirkan pekerjaan, keluarga dan apalagi masalah. Hati ini terasa damai, ya, kita hanya ingin bermesraan dengan Sang Khalik.

Rasa syukur yang tak terhingga diberi kesempatan hanya empat hari untuk tidak memikirkan kehidupan duniawi. Dari waktu shalat ke waktu shalat diisi dengan ibadah sunah. Berzikir, membaca Al-quran, beresedekah, ziarah dan mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang ada dalam kitab suci Al-quran.

Tak terasa inilah hari terakhir kami di Kota Mekkah. Setelah tour keliling Mekkah (akan diceritakan pada bab berikut) kami diberitahu untuk tawaf terakhir. Untuk tawaf terakhir, kami berjanji di pelataran Masjidil Haram. Ketika itu waktu shalat ashar hamper masuk. Kami masih berdiri menunggu rombongan yang akan melaksanakan tawaf. Kami di suruh masuk oleh petugas. Hajjah-hajjah katanya berbahasa Arab sambil menunjukkan pintu masuk dan arah ke lantai dua.

Karena kami masih bergerombol tidak masuk juga, petugas menyuruh lagi. Dia menyatakan bahwa tempat kami berdiri adalah jalan. Kami menghalangi jamaah yang akan masuk. Kami berdiri di pelataran supaya nati gampang berkumpul untuk tawaf. Supaya petugas mengerti saya pakailah bahasa tarzan. English komunikatif.

“We waiting my group, we will tawaf wada’. Kata saya sambil mengibaskan syal orange. Semoga dia mengerti kata saya. Ternyata ampuh, petugas menganggung-angguk dan membiarkan kami berkumpul disitu untuk shalat di pelataran saja. Setelah shalat kami masih menunggu rombongan yang shalat di pelataran lain. Cukup banyak kami berkumpul. Dipimpin oleh pembimbing kami memasuki Masjidil Haram menuju Ka’bah untuk bertawaf. Ada rasa sedih mengingat ini tawaf terakhir. Akankah kita diberi kesempatan untuk kembali kesini? Hanya Allah yang tahu.

(bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post