Sobat muda, bagaimana kabarnya? Semoga kalian semua pada sehat wal afiat. Nih, aku punya teka-teki. Kebetulan tentang Matematika. Hayo...mana yang benar dan mana yang salah dari pernyataan berikut ini.1 + 1 = 21+ 1 = 111 + ½ = 1 ½Sob..., ketiga pernyataan tersebut semuanya benar. Lho...kok bisa? Bisa dong. Coba sekarang mari kita bahas bersama-sama.Untuk pernyataan I, 1 + 1 = 2. Ini adalah pernyataan yang benar. Alasannya karena operasinya penjumlahan.Untuk pernyataan II, 1 + 1 = 11. Ini adalah pernyataan benar juga. Alasannya karena tanda + di situ dibaca 1 digabungkan dengan 1 menjadi 11.Untuk pernyataan III, 1 + ½ = 1 ½ . Ini juga benar. Alasannya karena operasinya adalah bilangan bulat dijumlahkan dengan bilangan pecahan, hasilnya adalah bilangan pecahan campuran.Ha..ha..ha bisa-bisa aja. Serius ini. Jadi dari ketiga pernyataan tersebut, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Matematika itu merupakan kumpulan dari bermacam teori dan kesepakatan – kesepakatan. Pendek kata, matematika itu tiada lain berisi aturan-aturan di dalam operasi – operasinya. Kalau kita melanggar aturan tersebut, tentu kita akan dikatakan telah melanggar aturan dalam menyelesaikan persoalan – persoalan yang terkait matematika. Betul kan...?!Kita ini diciptakan Allah SWT sebagai manusia yang disebut oleh Al-Qur’an dalam sebaik-baiknya bentuk. Allah SWT melengkapi kita dengan potensi-potensi kehidupan yang meliputi kebutuhan jasmani, naluri – naluri dan akal.Manusia membutuhkan makan, minum, dan buang hajat. Ini merupakan kebutuhan jasmani. Di antara tanda –tanda bahwa kita harus memenuhi kebutuhan jasmani ini adalah lapar dan dahaga. Tatkala kita sudah mengkonsumsi misalnya sepiring nasi goreng dan segelas air putih, tentu lapar dan dahaga kita akan hilang. Akan tetapi manusia itu tidak sekedar menghilangkan lapar dan dahaganya. Sob..coba kita renungkan berikut ini. Ia akan dikatakan sebagai orang yang tidak sehat akalnya di saat ia merasa lapar dan dahaga, tapi tidak ada upaya apapun untuk mencari makanan dan minuman yang bisa dikonsumsinya. Begitu pula, ia akan dikatakan sebagai seorang pencuri tatkala ia mengambil begitu saja makanan dan minuman orang lain. Ternyata sob.., dalam hal kebutuhan jasmani, kita terikat dengan yang namanya aturan. Minimal bagi mereka yang melanggarnya bisa terkena sangsi sosial.Sekarang kita sudah mengerti bahwa kehidupan manusia itu.., memang nggak bisa lepas dari yang namanya aturan. Nah, itu Tarzan bisa bebas di hutan? Bahkan Tarzan pun harus ikut aturan rimba. Nggak poercaya? Tuh...liat aja tingkah lakunya, gaya bicaranya dan gaya berpakaiannya. Mirip dengan lingkungannya kan, hutan rimba serta kawan-kawannya berupa para binatang. Artinya kehidupan Tarzan terikat dan diatur dengan satu aturan yaitu Hukum Rimba.Oke sob...masih tersisa satu persoalan lagi. Apaan? Kok sukanya cari-cari masalah sih. He he he...berpikir kritis ya seperti ini. Tidak gampang merasa puas. Persoalan yang masih ada adalah lalu aturan untuk kehidupan manusia itu, siapa yang membuat? Ada yang memberikan jawaban dengan gagah berani. Ya ...manusialah akang. Masak hewan. Wuih...masuk akal juga. Coba sekarang mari kita pikir dengan masak-masak ya. Bener nggak nih, bahwa manusia yang harus membuat aturan untuk kehidupannya sendiri. Ternyata setelah dianalisis, aturan yang dibuat manusia itu pasti akan menimbulkan banyak perbedaan dalam penilaian, sesuai dengan hawa nafsunya. Sebagai contoh, Jaman now, pacaran dianggap trend. Kalo kawula muda masih jomblo dianggap kuno dan dicap nggak laku. Padahal dulu, jaman old, berpacaran masih dianggap hal yang tabu. Membuka aurot sudah dianggap sebagai tuntutan jaman. Kalau udah seperti ini, yakin deh...banyak terjadi kemerosotan moral. Bukankah hal demikian hanya akan menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan bagi kehidupan manusia itu sendiri ?!Jika demikian, pastinya aturan bagi kehidupan manusia itu tidak boleh dong..., berasal dari manusia itu sendiri. Sob...., dengan kasih sayang-Nya, Allah SWT, telah menurunkan Islam sebagai agama dan aturan hidup yang paripurna bagi kita. Ketika kita melaksanakan aturan Islam, niscaya kita akan menuai kemaslahatan. Sebagai contoh, Allah SWT melarang dari aktivitas pacaran dan hal – hal yang mendekati zina demi untuk menjaga keturunan manusia. Allah SWT memerintahkan kita untuk meminta ijin terlebih dahulu tatkala akan memasuki rumah orang lain agar dengan ijin itu kita bisa menjaga pandangan kita dari hal-hal yang diharamkan. Begitu pula agar tuan rumah tetap terjaga kemuliaannya. Bila lelaki dan wanita sudah saling jatuh cinta, agar segera diikat dengan pernikahan demi terwujudnya keluarga sakinah mawaddah dan rohmah. Di samping itu, agar masyarakat muslim ini dibangun di atas dasar kesucian dan kemuliaan. Jadi aturan Islam itu mengatur manusia dalam memenuhi kebutuhan jasmani dan kebutuhan nalurinya.Kembali kepada kita sob...kita sudah dibekali oleh Allah SWT dengan akal pikiran. Kita memilih ta’at kepada aturan Allah SWT, ataukah justru kita mencampakkan aturan Allah SWT. Semua pilihan pasti ada resikonya. Yang ta’at kepada Allah SWT akan bahagia dunia dan akherat. Sebaliknya yang mencampakkan aturan Allah SWT akan menuai kesengsaraan dunia akherat. Inilah Matematika Tanpa Angka dalam kehidupan kita.