AINUN,S.Ag

Ainun, S.Ag adalah Putri dari alm Bpk. Ustadz Ahmad Ayub dan ibunda Kasimah binti H. Muhammad yang lahir pada tanggal 2 Mei 1971 di Desa Kuala Merbau. Kec...

Selengkapnya
Navigasi Web

Serakah Membawa Petaka

Serakah Membawa Petaka

Oleh. Ainun Ahmad

Assalamualaikum anak-anak. Apa kabar semua?. Alhamdulillah hari ini kita berjumpa lagi ya. Hari ini ibu ingin bercerita tentang pertemuan Monyet dengan Kucing dan Ayam. Mereka bertiga akan berbagi roti. Bagaimana kisahnya?. Yuk kita baca ya cerita berikut ini.

Sore itu hujan baru saja reda. Tanah masih digenangi air, karena hampir seharian hujan turun lebat. Seekor kucing duduk termenung di depan rumah tuannya. Sesekali kucing itu menjilat telapak tangannya lalu menyapu ke muka. Mungkin dia mencuci muka karena baru saja bangun dari tidurnya.

Tiba-tiba seekor ayam betina berlari-lari kecil di samping genangan air yang tepat di depan kucing itu duduk. Ayam itu mengais-ngais lalu mematuk sesuatu dari dalam genangan air itu. setelah itu dia kembali ingin masuk ke bawah kolong rumah. Ayam itu menghentikan langkahnya saat melihat si manis yang duduk termenung. Dia pun menyapanya :

Ayam : “Hai Manis, kenapa engaku termenung sediri?”

Kucing : “Aku lapar Yam, dari subuh tadi aku belum mendapatkan makanan.”

Ayam : “Aku juga lapar, sejak tadi baru ini aku makan seekor cacing”, Apakah tuan kita tidak memberimu makan? Bukankah engkau tinggal bersama di rumah tuan kita.”

Kucing : “Hei Yam, engkau tidak tau ya, tuan kita sedang tidak berada di rumah, mereka semua liburan pulang ke kampung, Lihatlah rumah tertutup semua.”

Ayam : “Oh Iya ya.” Kalau begitu ayolah kita jalan-jalan mencari makanan, sebelum hujan turun lagi dan keburu malam. Engkau tahu kan Manis, kalau sudah senja aku sudah tidak dapat mencari makanan lagi, karena mataku sulit untuk melihat.”

Kucing : “Ayolah Yam. Aku sudah sangat lapar, tapi aku tak tau kemana kita mencari makanan?”

Ayam : “Ayolah Manis, ikut saja aku, kita lihat di warung sana, mungkin kita dapat menemukan sesuatu untuk kita makan. Nanti jika ada makanan kita bagi bersama ya.”

Kucing : “Baiklah Yam, sedikit atau banyak sama-sama kita nikmati.” ***

Kedua sahabat itu pun berjalan beriringan menuju sebuah warung. Namun karena terlalu lapar kucing merasa perutnya sakit, sehingga tidak dapat berjalan cepat. Sesekali dia meringis kesakitan.

“Ayo manis, lebih cepat lagi langkahnya.” Kata si Ayam kepada si Manis. Si Manis pun mencoba mempercepatkan langkahnya. “Semangat kawan, sebentar lagi kita akan sampai.” Kata Ayam memotivasi kucing itu.

Mereka tiba di warung itu, keadaan sangat sepi. Warung sudah tertutup rapat. Mereka mengamati sekeliling warung. Kucing melihat ada toples berisi roti di atas meja di sudut warung. Dengan girangnya si Manis berteriak, “Yaaaam.. lihat itu! ada toples berisi roti, ayo kita ambil !”

Kucing dan Ayam segera mendekati ke toples yang berisi roti. Mereka sangat gembira menemukan dua potong roti. Cukuplah dibagi masing-masing satu, walau roti itu telihat sudah tidak utuh lagi. “Manis ayo buka toplesnya, aku tidak bisa, tutupnya terlalu kuat.” Kata Ayam. Si Manis pun berusaha membukanya. “Aduh, Kuat sekali tutupnya, aku juga tidak bisa membukanya Yam.” Kata si Manis. “Bagaimana caranya ya?” Tanya Ayam.

Disaat mereka berusaha ingin membuka toples itu, tiba-tiba datang seekor moyet. Monyet itu menawarkan jasanya dengan pamrih. Dia bersedia membuka toples itu asalkan ada bagiannya. Setelah berunding kucing dan Ayam akhirnaya menyetujuinya.

Monyet mengatur strategi. Dia membuat perjanjian, bahwa dia yang berhak membagikan roti itu. Satu potong roti untunya dan satu potong lagi untuk Kucing dan Ayam. Walau agak kecewa Kucing dan Ayam menurut saja perjanjian itu.

Monyet membuka toples dengan cepat. Dia mengambil sepotong roti miliknya. Kucing dan Ayam juga ingin mengambil bagiannya. Namun dengan cepat pula monyet menghalangi tangan kucing dan menutup toples itu. “Nanti dulu ! biar aku yang akan membaginya.” Sergah monyet. Lalu monyet itu makan sepotong roti miliknya. “Wah enak sekali rasanya” Kata monyet sambil melahap roti itu. kucing dan Ayam hanya memandang saja dengan rasa sudah tidak sabar menunggu gilirannya. Dalam tempo yang sesingkat-singkatnya sepotong roti telah berpindah ke perutnya.

“Ayo Monyet cepatlah keluarkan roti kami,” Pinta kucing. “Baiklah Kucing aku akan segera membaginya.” Kata monyet dengan nada mengejek.

Monyet mengeluarkan sepotong roti lalu membagi dua. Satu di tangan kirinya dan satu di tangan kanannya. Dia menunjukkan kepada Kucing dan Ayam. “Hei Lihatlah! Mana yang besar dari dua roti ini?” Tanya Monyet. Kucing dan Ayam serentak menjawab, “Yang kanan!” “Ya….. benar yang kanan lebih besar” Kata monyet. Lalu dia memakan roti yang ada di tangan kanannya. Kucing dan Ayam terkejut melihat Monyet memakan roti milik mereka.

“Monyet, Mengapa kau makan roti milik kami?” Tanya Kucing. “Tenanglah Kucing ini masih ada untuk kalian.” Kata Monyet menyebalkan. “Sekarang lihatlah! Mana yang lebih besar, yang kiri atau yang kanan? Tanya monyet lagi. Kucing dan Ayam kembali menjawab, “Yang Kiri”. “Iya benar yang kiri lebih besar.” Kata monyet sambil memakan roti yang di tangan kirinya. Kucing melihat megikuti tangan Monyet memasukkan roti ke mulutnya. Air liurnya jatuh bercucuran. Sambil memegang perutnya yang kesakitan Kucing itu meminta bagiannya. Namun monyet tidak menghiraukannya.

Kini roti di tangan monyet hanya tinggal sedikit. Dia bertanya lagi, “Roti mana yang lebih besar” dengan sedih Kucing dan Ayam menjawab, “Yang kanan.” Lalu monyet memakan roti yang di tangan kanannya sampai habis. sekarang yang tersisa hanya yang di tangan kirinya.

“Monyet, berikanlah roti itu pada kami, kasihanilah kami yang kelaparan, kami yang menemukan roti itu tadi.” Kata Ayam dengan nada sedih. “Aah! Emang gue pikirin, kalian cari saja lagi roti yang lain, ini milikku.” Kata Monyet sambil memasukkan roti ke mulutnya dan pergi. “Terlalu kau Monyet, dasar serakah ! kami tidak mau lagi berteman denganmu.” Kata Ayam dengan nada kesal.

Baru saja Monyet melangkah, tiba-tiba dia terjatuh, dia menjerit kesakitan. Monyet memegang perutnya yang sakit dan dari mulutnya keluar busa akibat keracunan memakan roti yang kadaluarsa.***

Nah anak-anak, begitulah prilaku monyet yang serakah. Akibatnya dia mendapat petaka. Semoga kita tidak meniru sikap Monyet yang serakah. Jadilah orang jujur agar hidup kita selamat dimanapun kita berada. Sampai jumpa lagi ya…

***

Tg. Batu, 23 Juni 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cernak keren

24 Jun
Balas

Baru mau belajar ni Bun mohon sarannya ya

24 Jun

Keren Bu. Sudah sy follow. Sukses selalu

03 Jul
Balas

Alhamdulillah. Makasih Bun akan saya follow kembali.

04 Jul

Cernak yang bagus bunda... Semangat selalu.salam literasi

25 Jun
Balas

Siap Bun. Salam Literasi kembali

03 Jul



search

New Post