Evi

Seorang guru bk di SMPN 5 Cikarang Utara, alumni Universitas Muhammadiyah Surakarta fakultas Psikologi tahun 2002...

Selengkapnya
Navigasi Web

Cerita Sedih Aisha (Tantangan menulis hari ke-8)

Aisha putriku duduk di kelas satu SD di salah satu SDIT di daerah Cikarang. Ia sangat suka bercerita. Setiap pulang sekolah selalu ada bahan yang bisa dijadikan cerita. Mulai dari teman temannya, pelajaran dan gurunya selalu ada hal yang menarik untuk diceritakan. Malam ini dia bercerita tentang kekecewaannya karena hanya tugas gambarnya yang tidak dipajang di kelas. Menurut Bu guru gambar dia yang paling tidak rapi di kelas. Padahal dia sudah berusaha untuk mengerjakan yang terbaik dalam tugas mebuat poster.

Setiap pulang sekolah Aisha masih bersemangat untuk mengerjakan pr yang diberikan oleh gurunya. Rabu tanggal 19 februari Aisha mendapatkan tugas membuat poster dilengkapi dengan kalimat ajakan. Walaupun tugas tersebut dikumpulkan hari rabu yang akan datang tapi Aisha langsung mengerjakannya sepulang sekolah. Ia mengerjakan di kertas gambar. Ia menggambar masjid dengan dilengkapi kalimat ajakan, ayo kita shalat di masjid.

Ketika mencoba kali pertama ia merasa sulit menggambar masjid lalu minta tolong dibuatkan oleh saya. Tapi saya menolak dan memotivasi Aisha agar membuat sendiri karena Aisha pasti bisa. Akhirnya ia menggambar sendiri. Hasilnya memang gambar masjid yang sangat sederhana. Aisha merasa tidak puas dengan hasil gambar pertamanya lalu keesokan harinya ia mengerjakan tugas yang sama. Dan ketika mendengar teman teman mengerjakan di karton Aisha membuat tugas yang sama di karton. Jadi seluruhnya ada tiga gambar yang sama yang dikerjakan Aisha untuk satu tugas pelajaran tematik. Sungguh perjuangan yang layak diapresiasi.

Namun betapa sedihnya ia ketika mengetahui bahwa gambarnya tidak diapresiasi oleh gurunya. Malah mendapatkan ungkapan yang tidak menyenangkan.Dan lebih terluka lagi ketika ia tahu hanya gambarnya yang tidak dipajang di kelas. Ia merasa perjuangannya sia sia. Ketika mendengar Aisha bercerita saya tau ia berkata jujur karena hasil tugasnya dibawa pulang kembali. Sedih mendengarnya karena membayangkan saya berada pada posisi Aisha.

Sebagai seorang guru alangkah bijaknya ketika memeriksa hasil tugas siswa tidak hanya melihat hasil jadi tugas terkait. Melainkan bagaimana tugas tersebut bisa dikerjakan, bagaimana proses perjuangan dalam mengerjakan tugas tersebut. Selain itu pemahaman guru terhadap pribadi siswa akan sangat membantu guru dalam memahami hasil kerja siswanya.

Untuk anak sd kelas satu terkadang nilai bukan segalanya. Tetapi penerimaan guru terhadap dirinya, kata kata positif yang menyemangati serta pujian dari gurunya menjadi nilai yang sangat berharga dalam pembentukan rasa percaya dirinya.

Sebagai orang tua saya mendengarkan dengan sepenuh hati cerita yang disampaikan putriku. Mendampingi ia di saat sedih dan meyakinkan dirinya bahwa ibu dan bapak tidak menuntut Aisha mahir menggambar karena kami tau kelebihan Aisha ada pada kemampuan menghafal Alquran.Setiap anak pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan masing masing. Fokus pada kelebihan anak dapat membantu anak anak menjadi lebih percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aisyah sabar yah. Cerita yang jadi pengingat bagi kita para guru untuk selalu mengapresiasi tugas yang dilakukan murid. Sukses selalu dan barakallahu fiik

02 Mar
Balas



search

New Post