Aisyah Hany Auliya

Aisyah, seorang yang senang membaca. Membaca apa saja yang memberi manfaat. Manfaat yang bisa beranak pinak....

Selengkapnya
Navigasi Web
Menanti (Puisi)
📷 Syahida.com

Menanti (Puisi)

Masuklah, aku telah menunggumu dari janji yang pernah dipesankan

Pesta kusiapkan bersama kerakap di dinding batu dan debu air mata yang mendarah

Telah kuhafalkan senandung pengiring desah gairah untuk perayaan kita

Lupakah engkau dengan aromaku?

Kenapa kau hanya termangu di ujung pintu?

Ini aku, kasih yang ada dalam jadwal layananmu

Di ubun-ubun hasrat ini memuncak

Takkah merangsang aroma kapur barus, pandan, melati dan mawar yang telah kusiapkan?

Hei, mengapa kau berlalu?

Tak inginkah kau menikmati geliat erotisku?

Bukankah itu keranda milikku?

Maaf, ucapmu dingin tanpa mengerjap, dari balik lubang tadir

Aku salah mengirim tanda cinta

Bukan namamu yang kutuju

Bahkan baumu pun belum kudapat

Agh, membawaku ke puncak cinta pun kau jadikan gurauan

Pergilah! Aku tetap akan bersiap menanti hadirmu

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Penantian...

20 Feb
Balas

Sip...

20 Feb

Puisi ini tentang sebuah kerja penantian. Tentang hal seseorang yang menanti penjemputnya yg akan membawa ke pencipta terkasihnya. Itu kenapa saya lebih memilih kata kerja "menanti" sebagai judul

20 Feb



search

New Post