Wasiat (Puisi)
Nak, dengarlah! Mentari akan tetap terbit dari Timur selama kiamat belum menjelang.
Bumi memang telah tua memangku ulahmu. Namun belum akan lelah menanggung bebanmu.
Jangan kau paksa mentari terbit dari Barat, Nak!
Nikmati dulu senandung Kacer yang melengking lembut menyambut pagi.
Atau ritme Kenari yang bervibrasi menyeruak indah di labirin pendengaranmu.
Tak usah terburu menyudahi semua!
Masih ada kelopak melati yang kan mekar menebar wewangi surga
Takkan sudah tetes embun menyejukkan pagi, meski engkau selalu memetik bara di setiap pucuk cinta
Nak, usah sesal kau jejal memaki nyata, karena nyatamu sesungguhnya kefanaan yang engkau paksakan
Senandungkan saja suara sumbangmu dengan nada indah
Sandingkan dengan tabuhan gendang pembangkit gairah
Menarilah! Liukkan segenap kekakuan di setiap persendian lelahmu
Hempaskan bersama napas kekalutan
Buang semua dalam koreo menawan
Nak, sungguh, merah jingga bianglala sebenar menawan
Pilihlah warnamu! Ciptakan indah lukisanmu!
Kau berhak memilikinya
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
wasiat yang keren bu... sy jd followernya ya bu.....
Terimakasih, Bu.Silakan...Kita saling mengikuti saja, ya. Banyak teman akan lebih menyenangkan
Terimakasih, Bu.Followfollowan kita ya Banyak teman itu menyenangkan.