#tantanganGurusiana

#hari ke-2

GERAKAN LITERASI DASAR DALAM PEMBELAJARAN

MELALUI REFLEKSI DIRI MENUJU PRESTASI

Literasi dasar yang meliputi literasi bahasa (baca dan tulis), literasi numerasi, literasi finansial, literasi sains, literasi budaya dan kewarganegaraan, serta literasi digital. Tentu saja setiap satuan pendidikan diharapkan mampu untuk mengembangkan keenam literasi dasar tersebut bagi seluruh peserta didiknya melalui berbagai program yang telah direncanakan. 

Sebagai guru PPKn juga memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan gerakan literasi dasar sesuai kewenangan yang dimiliki. Berkaitan dengan konten materi mengenai kewarganegaraan, tentu saja penulis ingin mengembangkan kompetensi literasi budaya dan kewarganegaraan yang diintegrasikan dengan literasi lainnya. 

Adapun literasi yang diintegrasikan yaitu literasi bahasa dan literasi digital, melalui Refleksi Diri bagi peserta didik. Dalam refleksi diri ini, seluruh peserta didik mendeskripsikan kondisi atau keadaan dirinya sendiri, yang mencakup kehidupan dan keadaan keluarganya, perjalanan masa-masa sekolah sejak mereka TK/ PAUD sampai sekarang, pengalaman dengan teman-teman sebayanya atau pergaulan. Selanjutnya introspeksi diri dengan menuliskan kelebihan-kelebihan yang dimiliki, baik sifat, karakter, bakat, minat, hobby dan penggunaan waktu luang yang positif, perilaku baik dan prestasi yang membanggakan keluarganya. Selain kelebihannya, juga peserta didik diminta menuliskan kelemahan-kelemahan yang dimiliki, yang meliputi sifat, karakter dan perilaku atau kebiasaan yang kurang baik, bahkan merugikan orang lain. Tahap berikutnya, mendeskripsikan harapan dan cita-cita di masa depan, keinginan-keinginan yang belum tercapai. Dari keinginan dan cita-cita tersebut dianalisis mengenai peluang dan tantangan untuk meraihnya. Peluang yang dimaksudkan berupa berbagai faktor pendukung dalam meraih cita-cita, baik faktor dari dalam dirinya sendiri, maupun faktor dari luar dirinya seperti dukungan keluarga, lingkungan serta berbagai fasilitas. Sementara tantangan berupa berbagai hal yang dapat menghambat terwujudnya cita-cita yang diharapkan. Tulisan diakhiri dengan upaya-upaya yang akan dilakukan sebagai hak dan kewajibannya oleh peserta didik dalam mencapai cita-cita dan keinginannya. 

Dalam mendeskripsikan refleksi diri ini dipandu oleh guru di awal KBM pertemuan pertama semester ganjil di kelas IX, mereka menuliskan kerangka tulisannya  di buku tulis terlebih dahulu. Kemudian diberi kebebasan mendeskripsikan tulisan berdasarkan kerangka yang telah dibuat, hal ini untuk mengembangkan kemampuan literasi bahasa terutama kompetensi menulis. Masing-masing point minimal dikembangkan dalam dua paragraf.  Aktivitas menulis ini dapat melatih daya nalar maupun daya imajinasi, mengingat-ngingat kembali pengalaman serta peristiwa masa lalu, kemudian dirumuskan dalam rangkaian kata hingga menjadi kalimat demi kalimat yang menjelaskan setiap point kerangka tulisan berdasarkan tata bahasa yang baik dan benar.

Dengan diberinya kebebasan menulis ini, nampak berbagai tingkah polah peserta didik. Ternyata dengan menuliskan keadaan kehidupan mereka, terlihat semangat dan antusias yang luar biasa.  Bahkan di antara mereka nampak matanya berkaca-kaca, dan menyatakan kesedihannya saat harus menceritakan kehidupan keluarganya yang salah satu orang tuanya telah meninggal dunia. Tentu saja hal ini menjadi perhatian tersendiri, berusaha memberikan motivasi dan semangat untuk terus belajar hingga dapat membanggakan keluarganya.

Jika kerangka tulisan sudah dikembangkan menjadi tulisan bebas yang lengkap mengenai refleksi diri dalam meraih prestasi dan cita-cita, maka selanjutnya peserta didik diarahkan untuk mengetik tulisan tersebut dalam program word di smartphonenya masing-masing atau di laptop/komputer pada pertemuan selanjutnya. Hal ini untuk mengetahui kompetensi literasi digital peserta didik, ternyata belum seluruhnya mereka menguasai keterampilan komputer terutama dalam program word untuk pengetikan tulisan. Sehubungan dengan pemberlakuan kurikulum 2013, mata pelajaran TIK (teknologi informasi dan komunikasi) sudah tidak diajarkan, maka kewajiban guru pengajar lainnya untuk mengintegrasikan pembelajaran berbasis TIK. Sekemampuan guru memberikan arahan dan bimbingan kepada peserta didik untuk dapat mengetik tulisannya dalam program word, sehingga terkumpullah tulisan peserta didik mengenai Refleksi Diri menuju prestasi. 

Hasil tulisan yang telah ditik selanjutnya dikirim file melalui email, namun ada di antaranya juga yang belum tahu cara-cara mengirimkan softfile dokumen melalui email. Pengalaman peserta didik dalam menuangkan refleksi diri hingga dapat mengirimkan softfile dokumennya, dapat melatih kemampuan literasi digital yang selama ini belum dilakukan. Hal ini memberikan kepuasan dan kebanggaan tersendiri, manakala dapat memberikan pengalaman belajar pertama sebagai bekal kelak jika mendapatkan tugas serupa.

File-file tulisan Refleksi Diri terkumpul dari seluruh peserta didik kelas IX sebanyak sebelas kelas, rata-rata tiap kelas terdapat 32 orang. Setelah diseleksi baik konten, maupun teknik pengetikannya hampir 50% saja yang memenuhi standar penulisan sesuai tata bahasa  yang baik dan benar. Untuk mengapresiasi tulisanya, maka berencana untuk dapat menerbitkan kumpulan tulisan peserta didik ini dalam sebuah buku antologi. Setidaknya penulis telah berupaya mengembangkan kemampuan literasi bahasa, digital dan kewarganegaraan peserta didik. Dengan harapan, cita-cita yang telah mereka tuliskan dapat tercapai.