#tantanganGurusiana

#harike128

Salam Tempel

Seiring  dengan perkembangan tingkat kesejahteraan yang diperoleh, bukan hanya kebutuhan keluarga yang terpenuhi, tetapi selalu kusisihkan sekedar tanda kasih sayang terutama kepada anak-anak tetangga, keponakan, atau orang-orang yang menurut pertimbangan kami perlu dibantu. Maka jauh-jauh hari sudah dipersiapkan uang kertas baru, sengaja ditukarkan agar anak-anak senang dengan pemberian uang yang masih baru. Walau jika dihitung tak seberapa, namun tanda cinta dan kasih sayang, sebagai motivasi terutama bagi mereka yang dapat melaksanakan ibadah puasa secara penuh

Biasanya jika pasca sholat Idul Fitri ada beberapa anak tetangga datang, mengucapkan Minal Aidin Walfaidzin, tak tega hanya bersalaman dengan mereka tanpa salam tempel. Karena sudah dipersiapkan tinggal memberikan saja, tentu berapapun pemberiannya, mereka nampak senang, bersuka cita. 

Sebagai wujud rasa syukur atas nikmat yang kuterima, walaupun tak berlebihan tetapi merasa cukup akan kebutuhan kami. Maka beberapa buah amplop diisi dengan uang lembar, selalin untuk membantu saudara, tetangga yang membutuhkan, juga mendidik anak-anak untuk memiliki rasa empati dan solidaritas. Bahwa di antara rejeki yang kita penoleh ada hak orang lain yang perlu diberikan sebagai upaya menjaga keberkahan harta dan rejeki yang kita terima. Sehingga suatu saat jika mendapatkan rejeki, mereka terbiasa berbagi kepada orang lain.

Dengan situasi menjelang dan pasca lebaran, tentu kebutuhan pun meningkat. Kebiasaan bersilaturahmi dengan tetangga atau saudara, yang sudah masuk perhitungan untuk diberikan “salam tempel”, jelas nampak bahagia dan berterima kasih dari raut wajahnya. Disertai dengan ucapan terima kasih  serta do’a  agar apa yang kita berikan mendapat pahala yang berlipatganda, kita aamiinkan saja. Karena memang dengan berbuat baik, sangat mengharap keberkahan dari Allah SWT. 

Cikajang, 26052020