Akhmadi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
MENUNGGU GERHANA DI GERBANG ISTANA

MENUNGGU GERHANA DI GERBANG ISTANA

MENUNGGU GERHANA DI GERBANG ISTANA

Gerhana itu hadir lagi dimalam ini. Setelah hampir tiga puluh satu tahun gerhana itu tidak pernah lagi mengusik perasaan ini. Ya, hampir tiga puluh satu tahun aku tidak pernah peduli dengan hadirnya gerhana. Tetapi malam ini tiba-tiba aku begitu merindui gerhana. Ketika mentari mulai tenggelam diujung dedaunan rimbun yang tumbuh menghijau memagari istana, aku terus menatap bulan yang mulai menyembul bak senyum bidadari yang begitu menawan. Ada beribu kenangan bayangan wajah yang memesona. Tapi bayangan wajahmu tak secebispun hadir direlung hati ini.

“ Di, besok kita akan berpisah. Entah kapan kita akan berjumpa lagi.

Jarak dan waktulah yang memisahkan kita. Aku akan mengikuti kedua orang tuaku ke negeri seberang. Jika rindu tataplah bulan , aku akan hadir walau hanya dalam bayangan ”. Itu adalah kata terakhir yang pernah engkau ucapkan pada pertemuan terakhir dimalam perpisahan sekolah pendidikan guru tiga puluh satu yang lalu disaksikan bulan gerhana .

Aku begitu berat melepas kepergianmu pada saat itu. Tetapi rasa cinta yang begitu dalam pada kedua orang tuamu membuat aku luluh melepas kepergianmu. Walau begitu berat perpisahan ini aku terpaksa melepas kepergianmu . Bayangan wajahmu kulepas diantara sinar rembulan yang mengikuti setiap langkah kepergianmu. Namun belum sampai diujung jalan kampung, bayangan wajahmu telah sirna ditelan sinar rembulan. Walau bekas jejak kaki kepergianmu belum hilang diterpa debu namun rasa rindu begitu mendera bathin ini. Kucoba untuk tetap tidak menatap sinar rembulan namun rasa rindu ini terus membuncah kalbu ini. Namun bayangan gerhana mulai menutupi sinar rembulan yang seakan tahu kegundahan menyelimuti relung hati ini.

Kini rasa rindu itu hadir kembali. Kenangan bayangan wajahmu begitu menyiksa bathin ini . tiga puluh satu tahun aku tak pernah peduli dengan hadirnya gerhana. Karena Aku tahu bayangan wajahmu tak akan pernah hadir bersama datangnya gerhana. Mungkin engkau telah lupa dengan janjimu, karena engkau telah membina mahligai istana yang baru. Namun istana rindu ini masih senantiasa menunggumu.

Aku masih setia menunggu gerhana mesti hanya di gerbang istana

Siak sri indrapura – 28 juli -2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post