Adanya wabah covid 19 ini mengharuskan guru belajar dari rumah dan guru mengajar juga dari rumah. Pak Sukron merupakan guru kelas 6 di sebuah sekolah dasar negeri yang berada di pelosok desa. Banyaknya kurikulum yang belum tuntas dan sudah mendekati pelaksanaan US daring, maka KBM secara online pun dikebut untuk mengejar ketertinggalan.

Dari sebelas orang siswanya yang ada di kelas 6, hanya ada sepuluh siswa yang aktif mengikuti KBM daring setiap harinya, sedangkan seorang siswa yang bernama Rasyidi ini jarang menyetor tugas, bahkan sudah seminggu ini Rasyidi sama sekali belum pernah muncul di kelas online yang dibuat oleh pak Sukron. Dutanyakan ke teman-teman Rasyidi yang lain tidak ada yang tahu, karena memang letak rumah rasyidi ini berada jauh dari rumah teman-temannya yang lain. Dihubungi melalui telpon juga tidak pernah aktif, di kirim pesan WA juga centang satu.

Hari Senin minggu berikutnya, karena penasaran pengin tahu keberadaan Rasyidi yang sebenarnya akhirnya Pak Guru Sukron berinisiatif untuk melakukan kunjungan ke rumah Rasyidi yang berjarak kurang lebih 15 km dari rumah Pak Guru. Setelah bertanya ke penduduk sekitar akhirnya pak Guru sampai juga ke rumah Rasyidi yang ternyata sangat sederhana. Dari luar suasana rumah nampak lengang dan hampir tidak ada tanda-tanda kehidupan. Setelah mengucap salam sambil mengetok pintu sebanyak tiga kali belum juga ada jawaban dari dalam rumah, tiba-tiba grubbaaak sebuah buku terhempas jatuh dari atas pohon mangga yang ada di halaman rumah dan terdengar sahutan keras "saya disini pak guru", " itu kan suara si Rasyidi" gumam pak guru dalam hatinya. Tiba-tiba dari atas pohon nampak turun dengan tergesa-gesa si Rasyidi sambil berkalung ponsel dilehernya. Sesampainya di bawah dia langsung mencium tangan pak guru. Rupanya dia naik ke atas pohon untuk mencari signal, karena dalam seminggu ini signal android di rumahnya sangat jelek akibat adanya perbaikan pemancar signal yang ada di wikayahnya.