Alaina.S

Lahir di Aceh Tengah, 10 Maret 1986 Mulai Menulis buku single, antologi cerpen dan puisi tahun 2018. Salam literasi ......

Selengkapnya
Navigasi Web

Potret bu Layla, Guruku Tidak Tersentuh Sejahtera

Sejatinya guru adalah pendidik, motivator, dan model bagi siswa. Sebagai model yang selalu tampil berdiri dihadapan siswa tentunya harus menarik bagi siswa termasuk dalam hal penampilan...bla..bla..bla... Kata kepala sekolah berbicara dalam rapat di ruangan guru. Bertepatan saat itu aku sedang menuju ruang guru mengantarkan tugas dan tak sengaja mendengarkan pembicaraan tersebut.

Saat belajar aku memperhatikan guru yang sedang asyik menjelaskan di depan kelas. Wajahnya kurang tersentuh dengan make up, tidak seperti guru lain yang bibirnya merekah. Bajunya juga sering tak serapi guru lain. Bahkan ketika aku melirik sepatunya ada sedikit robek seperti rekahan bolu yang masih hangat baru diangkat dari oven. Kadang terasa aroma badan yang kurang sedap dihidung ketika dia berjalan mengitari kelas sambil menjelaskan pelajaran. Sebenarnya dia manis, tapi karena kulitnya kusam seperti terpapar sinar matahari tampak mengurangi rona wajahnya. Aku merasa penampilannya bertolak belakang dengan apa yang ku dengar dari kepala sekolah ketika sedang rapat.

Hari ini libur sekolah bertepatan dengan libur nasional 1 muharram. Aku ingin menyelesaikan tugas matematika yang akan dikumpul besok. Aku ingin mendapatkan pemahaman lebih dari apa yang belum aku mengerti, karena itu aku ingin langsung belajar ke rumah bu Layla.

Aku menelusuri gang yang tak jauh dari sekolah ku. Disana aku sering melihat bu Layla yang selalu berjalan kaki menuju sekolah. Akupun bertanya kepada orang sekitar letak rumah bu Layla. Setelah mengikuti petunjuk warga akupun tiba di depan sebuah rumah yang cukup besar dan mewah. Seseorang datang mendekat, mungkin karena melihat aku kebingungan berdiri di depan pagar rumah tersebut. " Sedang mencari siapa dik?" Sapanya ramah, sepertinya ia orang yang bertugas untuk membersihkan taman di rumah tersebut. Setelah aku menjelaskan ia malah menunjuk ke sebuah gang kecil menuju belakang rumah tersebut.

Aku menemui beberapa rumah, kembali rasa bingung muncul karena tadi aku lupa menanyakan ciri rumahnya. Kemudian seorang anak kecil yang sedang bermain memberitahu ku dan menunjukan rumah bu Layla. Aku melongo terdiam dihadapan rumah kecil berdinding kayu. Bahkan celah-celah kecil pada dindingya bisa terlihat isi di dalam rumahnya. Seng pada atapnya juga sudah ada bolong kecil kemungkinan bisa ditembus air hujan. Tapi benar tetangganya menyebut itu rumah kontrakan bu Layla.

" Orangnya sedang tidak ada di rumah" suara seorang tetangganya tiba-tiba mengagetkan ku. Kemudian ibu tersebut justru menunjukkan kesuatu tempat dimana ladang bu Layla berada. Tanpa fikir panjang aku menelusuri arah yang ditinjukkan. Akupun tiba di area persawahan yang tak jauh dari kontrakan bu Layla berada.

Udara sejuk dan hamparan hijau padi di sawah langsung memanjakan hidung dan mata ku. Di area sepetak tanah yang tidak ditanami padi aku melihat bu Layla yang tengah sibuk menyiangi rumput tanaman bawang merah. Aku juga melihat anak perempuan kecil berusia 4 tahun yang sengaja dibiarkan anteng bermain mengaduk-aduk tanah demi tidak mengganggu pekerjaan orangtuanya. Kukunya menghitam dipadati tanah, rambutnya sedikit kusut. Jaket anak kecil itu sedikit lusuh dan robek dibagian bahunya, tapi cukup menghangatkan tubuh mungilnya dari tusukan dinginnya udara pagi di dataran tinggi seperti ini.

Tak lama terdengar suara tangisan bayi, nampak menggelinjang dalam ayunan yang digantungkan pada pohon petai. Bu Layla sudah menyiapkan botol yang disuguhkan kemulut bayi, suara itupun senyap. Hati ku terhenyuh melihat bayi dalam pangkuan bu Layla yang lahap menikmati isi botol hanya seduhan air teh yang diberi gula. Demi itu bu Layla harus menahan diri tidak membeli make up, dan doedoran. Berpenampilan apa adanya di depan siswa.

Akupun mengurungkan niat menanyakan tentang tugas. Ketika bu Layla bertanya ada keperluan apa aku menemuinya, aku hanya menjawab kebetulan lewat sambil jogging menikmati udara pagi dan pemandangannya sangat bagus.

Bu Layla hanya tenaga honorer K2 yang sudah mengabdi 14 tahun. Gaji yang ia peroleh hanya Rp. 300 ribu per bulan, itupun diterima setiap 6 bulannya. Terkadang itupun tidak cair sepenuhnya karena data dapodik yang seringkali tidak valid. Entah karena masalah apa, bahkan bu Layla pernah tidak menerima sepeserpun karena jumlah jam mengajarnya tidak mencukupi karena harus berbagi dengan guru yang sudah sertifikasi.

Sering bu Layla berputus asa dan ingin mengundurkan diri. Namun ia kembali mengingat perjuangan yang sudah cukup panjang. Pengorbanan orangtua yang sulit ekonomi tapi bersusah payah membiayai sampai meraih gelar sarjana. Bu Layla pun sudah berkali-kali mengikuti tes CPNS tapi nasib belum berpihak padanya. Hingga kini usia bu Layla sudah menginjak 41 tahun dan tidak punya kesempatan lagi mengikuti tes karena diluar batas usia.

Bu Layla tetap harus berjuang memenuhi kebutuhan hidup dengan berladang disepetak tanah sewaan, disela-sela sepulang sekolah atau hari libur. Hal itu juga tidak cukup untuk mensejahterakannya. Karena seringkali anomali cuaca membuat tanamannya rusak dan gagal panen. Bahkan ketika panen berhasilpun seringkali harga jual anjlok. Sehingga untuk biaya modal tanam dan sewa lahan pun tidak tertutupi. Tubuh kurusnya harus terus berjuang terpapar teriknya sinar matahari, membakar kulitnya, kusam dan menggelapkan warna kulit wajah dan tangannya.

Ketika anak pertamanya lahir bu Layla tidak punya persiapan apapun, hanya belas kasih tetangga membantu keperluan bayinya. Tentunya hanya sebatas ala kadarnya. Kini bu Layla sudah harus merawat anak yang kedua masih bayi. Tapi tidak mampu merawat dan memberi kebutuhan bayi selayaknya diberi Asi atau minum susu formula sperti layaknya bayi lain.

Bu Layla, bagiku engkau guru yang tangguh dan cukup cerdas sebagai guru matematika. Mungkin guru lain juga masih banyak yang berstatus honor di sekolah ku. Tapi mereka tertutupi dari penampilannya, walau harus berhutang membeli seragam demi tampil menarik di depan siswa. Sehingga tidak mencuri perhatian ku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post