Cemburu di Ujung Telepon
Cemburu di Ujung Telepon
Malam sudah mulai larut. Namun Empang belum bisa memejamkan mata. Di bayangnya hanyalah Entun, istri tercintanya. Di tengah rintik hujan yang berirama, Empang dikejutkan dengan chat sang istri.
"Abi, no jeleous ya. Umi, telponan tadi" kata Entun sambil mengirim tangkapan layar percakapan dengan seseorang. "Gusti, Umi menelponnya? Lalu, Abi...jawab Empang belum selesai.
Tetiba Entun menelpon sang suami, menjelaskan tentang percakapannya dengan pak Dirman, kepala sekolah Entun. Besok, Entun diminta menjadi Bendahara Sekolah. Entun merengek, menolak. Makanya, ia langsung menelepon KSnya. Empang dimakan api cemburu. Sebab, tak boleh siapapun menelpon istrinya. Dengan Isak tangis, Empang terbangun dari mimpi buruknya. Sambil mengantar sarapan pagi, Entun menyindir sang suami. "Mimpi apalagi, Bi. Cengeng". Empang memeluk erat sang istri. Nasi dan kuah kepala kakap, tumpah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap