Ali Harsojo

Saya adalah pribadi yang sangat sederhana dilahirkan di kota kecil Sumenep Madura Suka berkolaborasi dan bersinergi Selalu ingin mencari tahu setiap ilmu yan

Selengkapnya
Navigasi Web

Contoh Rencana Melatih Calon Pembina Pramuka

Contoh Rencana Melatih Calon Pembina Pramuka

Pernahkah ikut KPD? Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar memiliki tanggung jawab untukk memberi bekal pengetahuan dasar kepada para Calon Pelatih Pembina Pramuka tentang penguasaan pembelajaran. Pelatih alumni KPD juga mengajarkan dan melatihkan cara meramu materi kursus dengan baik dan benar, memilih metode serta mengelola proses kegiatan kepramukaan dengan baik. Tingkatan lebih tinggi lagi adalah Pelatih Alumni KPL.

Dalam pelaksanaan kursus mahir Pembina tingkat dasar banyak mata diklat yang diajarkan, sesuai dengan modul diklat. Biasa disebut saserahan. Pelatih (alumni KPD dan KPL) juga memiliki panduan teknis cara penyajian modulnya. Tetapi, pelatih juga diwajibkan menyusun rencana melatih.

Adapun contoh sederhana RM tersebut adalah sebagai berikut.

Topik : 2.2 Kepramukaan, Sejarah Dan Pendidikan Kepramukaan

Durasi : 60’

A. Tujuan :

Peserta KMD dapat:

memahami esensi Kepramukaan memahami kegiatan kepramukaan memahami Sejarah Gerakan Pramuka memahami Pendidikan Kepramukaan memahami jalur pendidikan pramuka

B. Materi :

KEPRAMUKAAN

Pendidikan Kepramukaan adalah proses pendidikan yang praktis, di luar sekolah dan di luar keluarga yang dilakukan di alam terbuka dalam bentuk kegiatan yang menarik, menantang, menyenangkan, sehat, teratur dan terarah, dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Pendidikan Kepramukaan, yang sasaran akhirnya adalah terbentuknya kepribadian, watak, akhlak mulia dan memiliki kecakapan hidup. Pendidikan Kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan Kepramukaan merupakan proses pendidikan sepanjang hayat menggunakan tata cara kreatif, rekreatif dan edukatif dalam mencapai sasaran dan tujuannya. Melalui Kegiatan yang menarik, menyenangkan, tidak menjemukan, penuh tantangan, serta sesuai dengan bakat dan minatnya diharapkan kemantapan spiritual, emosional, sosial, intelektual, fisik dan pengalaman peserta didik dapat berkembang dengan baik dan terarah. Pendidikan Kepramukaan merupakan proses pembinaan dan pengembangan potensi kaum muda agar menjadi warganegara yang berkualitas serta mampu memberikan sumbangan positif bagi kesejahteraan dan kedamaian masyarakat, baik nasional maupun internasional. Kegiatan Pendidikan Kepramukaan merupakan kegiatan di alam terbuka (outdoor activity ) yang mengandung dua nilai, yaitu :

a. Nilai formal, atau nilai pendidikannya yaitu pembentukan watak (character building ), dan

b. Nilai materiil, yaitu nilai kegunaan praktisnya.

Pendidikan Kepramukaan berfungsi sebagai:

a. permainan (game) yang menarik, menyenangkan dan menantang serta mengandungpendidikan bagi peserta didik;

b. pengabdian bagi anggota dewasa;

c. alat pembinaan dan pengembangan generasi muda bagi masyarakat.

Sifat Pendidikan Kepramukaan

a. Terbuka: dapat didirikan seluruh Indonesia dan diikuti oleh warga Negara Indonesia tanpa membedakan suku, ras dan agama.

b. Universal: tidak terlepas dari idealisme prinsip dasar dan metode Pendidikan Kepramukaan sedunia. Sukarela : tidak ada unsur paksaan, kewajiban dan keharusan untuk menjadi anggota Gerakan Pramuka

c. Patuh dan taat terhadap semua peraturan dan perundang-undangan Negara Kesatuan Republik Indonesia

d. Non politik:

1) bukan organisasi kekuatan sosial politik dan bukan bagian dari salah satu dari kekuatan organisasi sosial politik;

2) seluruh jajaran Gerakan Pramuka tidak dibernarkan ikutserta dalam kegiatan politik praktis;

3) secara pribadi anggota Gerakan Pramuka dapat menjadi anggota organisasi sosial politik.

Kegiatan Pendidikan Kepramukaan wajib meperhatikan 3 pilar Pendidikan Kepramukaan yaitu :

a. modern: selalu mengikuti perkembangan

b. asas manfaat: kegiatan yang memperhatikan manfaatnya bagi peserta didik;

c. asas taat pada kode kehormatan: sehingga dapat mengembangkan watak/karakternya.

Dalam kegiatan Pendidikan Kepramukaan selalu terjalin 5 (lima) unsur terpadu, yaitu:

a. Prinsip Dasar Pendidikan Kepramukaan;

b. Metode Kepramukaan;

c. Kode Kehormatan Pramuka;

d. Motto Gerakan Pramuka;

e. Kiasan Dasar Pendidikan Kepramukaan.

SEJARAH SINGKAT GERAKAN PRAMUKA

“DARI GERAKAN KEPANDUAN KE GERAKAN PRAMUKA”

1. Masa Hindia Belanda

Tahun 1908, Mayor Jenderal Robert Baden Powell melancarkan suatu gagasan tentang pendidikan luar sekolah untuk anak-anak Inggris, dengan tujuan agar menjadi manusia Inggris, warga Inggris dan anggota masyarakat Inggris yang baik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan kerajaaan Inggris Raya ketika itu. Beliau menulis “Scouting for Boys” sebuah buku yang berisi pengalaman di alam terbuka bersama pramuka dan latihan-latihan yang diperlukan Pramuka. Gagasan Boden Powell dinilai cemerlang dan sangat menarik sehingga banyak negaranegara lain mendirikan kepanduan. Diantaranya di negeri Belanda dengan nama Padvinder atau Padvinderij. Gagasan kepanduan dibawa oleh orang Belanda ke Indonesia yang pada masa itu merupakan daerah jajahan Hindia Belanda (Nederlands OOst Indie), dengan mendirikan Nederland Indischie Padvinders Vereeniging (NIPV) atau Persatuan Pandu-pandu Hindia-Belanda. Pemimpin-pemimpin pergerakan nasional, mengambil gagasan Baden Powell dengan membentuk organisasi-organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik yaitu sebagai kader pergerakan nasional. Pada saat itu mulailah bermunculan organisasi-organisasi kepanduan diantaranya Javanse Padvinders Organizatie (JPO), Jong Java Padvinderij (JJP), National Islamitje Padvinderij (NATIPIJ), Sarikat Islam Afdeling Padvinderij (SIAP), Hizbul Wathan (HW) dan lain sebagainya. Pemerintah Hindia Belanda melarang penggunaan istilah Padvinder dan Padvinderij untuk organisasi kepanduan di luar NIPV. Sumpah Pemuda yang dicetuskan pada Kongres Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, telah menjiwai gerakan kepanduan nasional Indonesia untuk lebih bergerak maju. Dengan meningkatnya kesadaran nasional Indonesia, maka timbullah niat untuk mempersatukan organisasi-organisasi kepanduan. Pada tahun 1930 muncullah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang merupakan gabungan dari organisasi kepanduan Indonesische Padvinders Organizatie (INPO), Pandu Kesultanan (PK) dan Pandu Pemuda Sumatera (PPS). Pada tahun 1931 terbentuk federasi kepanduan dengan nama Persatuan Antar Pandu-pandu Indonesia (PAPI), yang kemudian berubah menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada tahun 1938.

2. Masa Pendudukan Jepang

Pada masa pendudukan Jepang (PD II), penguasa Jepang melarang keberadaan organisasi kepanduan. Tokoh-tokoh kepanduan banyak yang masuk organisasi Seinendan, Keibodan dan Pembela Tanah Air (PETA).

3. Masa Perang Kemerdekaan

Dengan diproklamasikan kemerdekaan 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia bahu membahu mempertahankan kemerdekaan. Seiring dengan itu, pada tanggal 28 Desember 1945 di Surakarta berdiri Pandu Rakyat Indonesia (PARI) sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di wilayah Republik Indonesia.

4. Masa Pasca Perang Kemerdekaan hingga 1961

Setelah pengakuan kedaulatan NKRI, Indonesia memasuki masa pemerintahan yang liberal. Sesuai dengan situasi pemerintahan tersebut, maka bermunculan kembali organisasi kepanduan seperti HW, SIAP, Pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Katholik, Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) dan lain-lain. Menjelang tahun 1961, kepanduan Indonesia telah terpecah-pecah menjadi lebih dari 100 organisasi kepanduan. Suatu keadaan yang melemahkan nilai persatuan dan gerakan kepanduan Indonesia. Organisasi kepanduan pada saat itu terdiri atas satu federasi kepanduan putera dan dua feserasi kepanduan puteri yaitu:

1) Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO), 13 September 1951.

2) Persatuan Organisasi Pandu Putri Indonesia (POPPINDO), 1954.

3) Perserikatan Kepanduan Putri Indonesia.

Selanjutnya, ketiga federasi tersebut melebur menjadi satu federasi yaitu Persatuan Kepanduan Indonesia (PERKINDO). Organisasi kepanduan yang bergabung dalam federasi ini hanya 60 dari 100 organisasi kepanduan dengan 500.000 anggota. Disamping itu, sebagian dari 60 organisasi kepanduan anggota PERKINDO tersebut berada di bawah organisasi politik atau organisasi massa yang satu sama lain berbeda paham dan prinsip. Untuk mengatasi keadaan yang tidak kondusif dalam gerakan kepanduan, PERKINDO membentuk panitia untuk memikirkan jalan keluarnya. Panitia menyimpulkan bahwa kepanduan lemah dan terpecah-pecah, terpaku dalam cengkeraman gaya tradisional kepanduan Inggris. Hal ini disebabkan pendidikan yang diselenggarakan oleh gerakan kepanduan Indonesia belum disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu gerakan kepanduan kurang memperoleh tanggapan dari bangsa dan masyarakat Indonesia. Kepanduan hanya terdapat pada lingkungan komunitas yang sedikit banyak sudah berpendidikan barat. Kondisi lemah gerakan kepanduan Indonesia dimanfaatkan oleh pihak komunis sebagai alasan untuk memaksa gerakan kepanduan Indonesia menjadi Gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara-negara komunis. Keinginan pihak Komunis berhasil ditentang oleh kekuatan Pancasila dalam tubuh PERKINDO. Dengan bantuan Perdana Menteri Djuanda, tercapailah perjuangan mempersatukan organisasi kepanduan ke dalam satu wadah Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden RI No. 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka, pada tanggal 20 Mei 1961 yang ditandatangani oleh Ir. Djuanda selaku Pejabat Presiden RI. Saat itu, Presiden Soekarno sedang berkunjung ke negeri Jepang.

5. Masa 1961-1999

Gerakan Kepanduan Indonesia memasuki keadaan baru dengan nama Gerakan Praja Muda Karana atau Gerakan Pramuka, Keppres No. 238 Tahun 1961.

Semua organisasi kepanduan melebur ke dalam Gerakan Pramuka, menetapkan Pancasila sebagai dasar Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka adalah suatu perkumpulan yang berstatus non-governmental (bukan badan pemerintah) yang berbentuk kesatuan. Gerakan Pramuka diselenggarakan menurut jalan aturan demokrasi, dengan pengurus (Kwartir Nasional, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Kwartir Ranting) yang dipilih dalam musyawarah. Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya badan di wilayah NKRI yang diperbolehkan menyelenggarakan kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia; organisasi lain yang menyerupai, yang sama dan sama sifatnya dengan Gerakan Pramuka dilarang adanya. Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan sebagaimana dirumuskan Baden Powell, yang pelaksanaannya diserasikan dengan kebutuhan, keadaan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar menjadi manusia Indonesia yang baik dan anggota masyarakat yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara. Dengan melakukan penyesuaian berdasarkan kebutuhan dan keadaan di masing-masing wilayah di Indonesia, ternyata Gerakan Pramuka mampu membawa perubahan dan dapat mengembangkan kegiatannya secara meluas. Gerakan Pramuka menjadi lebih kuat dan memperoleh tanggapan luas dari masyarakat. Dalam waktu singkat organisasinya telah berkembang dari kota-kota hingga ke kampung dan desa-desa, dan jumlah anggotanya meningkat dengan pesat. Kemajuan pesat tersebut tak lepas dari sistem Majelis Pembimbing (Mabi) yang dijalankan oleh Gerakan Pramuka di setiap tingkat, dari tingkat gugusdepan hingga tingkat nasional. Mengingat bahwa 80% penduduk Indonesia tinggal di desa dan 75% adalah keluarga petani, maka pada tahun 1961 Kwartir Nasional menganjurkan Pramuka menyelenggarakan kegiatan di bidang pembangunan masyarakat desa. Anjuran tersebut dilaksanakan terutama di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat telah mampu menarik perhatian pemimpin-pemimpin masyarakat Indonesia. Pada tahun 1966, Menteri Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional mengeluarkan instruksi bersama tentang pembentukan Satuan Karya Pramuka (Saka) Tarunabumi. Saka Tarunabumi dibentuk dan diselenggarakan khusus untuk memungkinkan adanya kegiatan Pramuka di bidang pendidikan cinta pembangunan pertanian dan pembangunan masyarakat desa secara lebih nyata dan intensif. Kegiatan Saka Tarunabumi ternyata telah membawa pembaharuan, bahkan membawa semangat untuk mengusahakan penemuan-penemuan baru (inovasi) pada pemuda desa yang selanjutnya mampu mepengaruhi seluruh masyarakat desa. Model pembentukan Saka Tarunabumi kemudian berkembang menjadi pembentukan Saka lainnya yaitu Saka Dirgantara, Saka Bahari, dan Saka Bhayangkara. Anggota Saka tersebut terdiri dari para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang memiliki minat di bidangnya. Para Pramuka Penegak dan Pandega yang tergabung dalam Saka menjadi instruktur di bidangnya bagi adik-adik dan rekan-rekannya di gudep. Perluasan kegiatan Gerakan Pramuka yang berkembang pesat hingga ke desa-desa, terutama kegiatan di bidang pembangunan pertanian dan masyarakat desa, dan pembentukan Saka Tarunabumi menarik perhatian badan internasional seperti FAO, UNICEF, UNESCO, ILO dan Boys Scout World Bureau.

6. Masa 1999 – sekarang

Perkembangan politik negara dan pemerintahan mengalami perubahan dengan adanya reformasi. Keadaan ini turut mempengaruhi perkembangan masyarakat secara menyeluruh. Untuk pertama kali pada Munas 2003 di Samarinda, pemilihan Ketua Kwartir Nasional dilaksanakan dengan sistem pemilihan langsung oleh Kwartir Daerah. Gerakan Pramuka keluar dari World Asociation Girls Guide & Girls Scout (WAGGGS). Pencanangan Revitaliasi Gerakan Pramuka oleh Presiden RI selaku Ka Mabinas Tahun 2006 pada Pembukaan Jambore Nasional di Jatinangor, Jawa Barat. Disahkan Saka Wirakartika. Disahkan Undang-undang Gerakan Pramuka Nomor 12 Tahun 2010.

PENDIDIKAN DALAM GERAKAN PRAMUKA

I. PENDAHULUAN

Jalur Pendidikan

1. Dalam Sistem Pendidikan Nasional, terdapat 2 (dua) jalur pendidikan yaitu:

Jalur pendidikan sekolah, adalah pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Jalur pendidikan luar sekolah; adalah pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan.

2. Di beberapa negara terdapat 3 (tiga) jalur pendidikan, yaitu:

pendidikan formal; pendidikan non formal; pendidikan in formal.

3. Ditinjau dari lingkungan hidup manusia, maka terdapat 3 (tiga) lingkungan pendidikan, yaitu:

lingkungan pertama dan utama adalah lingkungan keluarga sebagai lingkungan yang dapat bersifat mendidik. lingkungan kedua adalah lingkungan sekolah yang tugas utamanya adalah melaksanakan program-program pendidikan (bimbingan, pengajaran dan/atau latihan). lingkungan ketiga adalah lingkungan masyarakat yang bersifat mendidik: Gerakan Pramuka, Palang Merah Remaja dan sebagainya.

II. MATERI POKOK

1. Pendidikan adalah usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

2. Gerakan Pramuka merupakan Gerakan (lembaga) Pendidikan yang komplementer dan suplementer (melengkapi dan memenuhi) pendidikan yang diperoleh anak/remaja/pemuda di rumah dan di sekolah, pada segmen yang belum ditangani oleh lembaga pendidikan lain yang pelaksanaannya mengunakan Prinsip Dasar Pendidikan Kepramukaan dan Metode Pendidikan Kepramukaan; di Alam Terbuka (out door activities), dan yang sekaligus dapat menjadi upaya "self education" bagi dan oleh anak/remaja/pemuda/pramuka sendiri.

3. Pendidikan dalam Gerakan Pramuka diartikan secara luas adalah suatu proses pembinaan dan pengembangan sepanjang hayat yang berkesinambungan atas kecakapan yang dimiliki peserta didik, baik dia sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.

4. Sasaran pendidikan dalam arti luas adalah menjadikan peserta didik sebagai manusia yang mandiri, peduli, bertanggungjawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat.

5. Pendidikan dalam arti luas bertumpu pada empat sendi atau "soko guru" yaitu:

a. Belajar mengetahui (Learning to know) untuk memiliki pengetahuan umum yang cukup luas dan untuk dapat bekerja secara mendalam dalam beberapa hal. Ini juga mencakup belajar untuk belajar, agar dapat memanfaatkan peluang-peluang pendidikan sepanjang hidup.

b. Belajar berbuat (Learning to do) bukan hanya untuk memperoleh kecakapan/ketrampilan, kerja, melainkan juga untuk memiliki ketrampilan hidup yang luas,termasuk hubungan antar pribadi dan hubungan antar kelompok.

c. Belajar hidup bermasyarakat (Learning to live together) untuk menumbuhkan pemahaman terhadap orang lain, menghargai, saling ketergantungan, ketrampilan dalam kerja kelompok dan mengatasi pertentangan-pertentangan, serta menghormati sedalamdalamnya nilai-nilai kemajemukan (pluralism), saling pengertian, perdamaian dan keadilan.

d. Belajar untuk mengabdi (Learning to serve) agar peduli terhadap sesama dan alam semesta.

e. Belajar menjadi seseorang (Learning to be) untuk mengembangkan watak dan kepribadian sehingga mempunyai sikap mandiri, tegas, prinsip, nalar, dan berani mengemukakan pendapat serta bertanggungjawab.

6. Proses pendidikan dalam Pendidikan Kepramukaan terjadi pada saat peserta didik asik melakukan kegiatan yang menarik, menyenangkan, rekreatif dan menantang. Pada saat itu, disela-sela kegiatan Pendidikan Kepramukaan tersebut Pembina Pramuka memberikan bimbingan dan pembinaan watak.

C. Metode :

Kolaboratif Diskusi kelompok Presentasi Pemecahan Masalah

D. Langkah-langkah Pembelajaran

Pendahuluan :

Pelatih membuka kegiatan pembelajaran dengan salam dan salam Pramuka

Pelatih membangkitkan semangat peserta kursus (pembina) dengan apesepsi, merangsang pengetahuan awal peserta kursus dengan mengajukan pertanyaan awal: apa kepramukaan itu, pendidikan kepramukaan dan jalur pendidikan pramuka?

Pelatih menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan kursus, dan menjelaskan pendekatan atau metode yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Kegiatan Inti :

Pelatih menyajikan materi secara garis besar, dan selanjutnya pelatih meminta peserta kursus mengikuti instruksi berhitung beraturan untuk menentukan kelompok baru.

Pelatih meminta para peserta kursus (peserta pembelajar) berkelompok berdasarkan skenario pelatih (berhitung dan berkelompok dengan nomor hitung yang sama) dan menetapkan ketua kelompok dan menyiapkan diri untuk melakukan diskusi

Pelatih melakukan ICE BREAKING

Pelatih membagi tugas kelompok pemecahan masalah yang terdiri dari sub pokok bahasan yang disajikan.

Pelatih memfasilitasi kelompok kolaboratif bekerja secara bersinergi mengidentifikasi, meneliti, menganalisis, dan memformulasikan jawaban-jawaban tugas atau masalah yang ditemukan sendiri.

Pelatih meminta masing-masing kelompok menulis laporan kerja kelompoknya secara lengkap

Pelatih menunjuk salah satu kelompok secara acak dan bergiliran untuk melakukan presentasi hasil diskusi kelompok di depan kelas, peserta kursus pada kelompok lain mengamati, mencermati, membandingkan hasil presentasi tersebut, dan menanggapi

Pelatih meminta laporan kelompok yang segera dikumpulkan.

Kegiatan Peserta

Peserta kursus menjawab salam dan salam pramuka dari pelatih

Dengan semangat dari pelatih, peserta kursus (pembina) menyimak apesepsi, dan menjawab pertanyaan awal dari pelatih tentang apa kepramukaan itu, pendidikan kepramukaan dan jalur pendidikan pramuka

Peserta (pembina) memahami tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran dan menjelaskan pendekatan atau metode yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.oleh pelatih.

Peserta kursus menyimak Pelatih menyajikan materi secara garis besar, dan dan selanjutnya pelatih meminta peserta kursus mengikuti instruksi berhitung beraturan untuk menentukan kelompok baru.

para peserta kursus (peserta pembelajar) berkelompok skenario pelatih (berhitung dan berkelompok dengan nomor hitung yang sama) dan menetapkan ketua kelompok dan menyiapkan diri untuk melakukan diskusi

dengan bimbinga Pelatih, peserta kursus mengerjakan tugas kelompok pemecahan masalah yang terdiri dari sub pokok bahasan yang disajikan.

Kelompok kolaboratif bekerja secara bersinergi mengidentifikasi, meneliti, menganalisis, dan memformulasikan jawaban-jawaban tugas atau masalah yang ditemukan sendiri.

masing-masing kelompok menulis laporan kerja kelompoknya secara lengkap

peserta (pembina) dari salah satu kelompok yang dipilih secara acak dan bergiliran untuk melakukan presentasi hasil diskusi kelompok di depan kelas, peserta kursus pada kelompok lain mengamati, mencermati, membandingkan hasil presentasi tersebut, dan menanggapi

peserta kursus mengumpulkan tugas laporannya

Peserta kursus menerima penjelasan pelatih tentang materi pengayaan yang relevan dengan materi yang disajikan.

peserta kursus dengan arahan pelatih merefleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan

peserta

Penutup :

Pelatih memberikan pemahaman lanjutan dengan pengayaan materi yang relevan dengan materi yang disajikan

Pelatih bersama peserta kursus merefleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan

Pelatih menutup kegiatan pembelajaran dengan salam

Catatan: laporan dari masing-masing peserta (pembina) dikoreksi, dikomentari, dinilai dan dikembalikan pada pertemuan berikutnya, dan didiskusikan

E. Sumber Belajar dan Media/ Alat :

1. Sumber Belajar Materi

a. Modul Kursus KMD (2011)

b. Internet

2. Media/ Alat

a. LCD Proyektor

b. PPT

c. Lembar Tugas

F. Penilaian : Tes Pengetahuan, Keterampilan dan sikap sesuai dengan instrumen penilaian

............, ......................20 ...

Mengetahui

Kapusdiklatcab, Pelatih,

RB. Hasanudin, S.Pd. Ali Harsojo, M.Pd.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap. Salam Pramuka

18 Sep
Balas

Salam

18 Sep

Wow... salam pramuka.. keren pak

23 Sep
Balas

Salut buat pak Alee

18 Sep
Balas

makasih bu

18 Sep

Siip,pak. Wah sdh dibuatkan saya tinggal contoh saja he..he..Tengkyu,pak Alee.

18 Sep
Balas

mantab kaka, salam pramuka !!

18 Sep
Balas



search

New Post