Senja Nestapa
Senja Nestapa
Bahagiaku bertahta
Mengukir renjana di balik rona wajahmu
Sentiasa memendar cahya
Menerangi sudut hati nan bahana
Tiba-tiba meredup seketika
Saat senja mulai meremang
Menuju malam kecemburuan
Tak terduga akan riak nestapa
Terkata dalam duka
Terucap dalam lara
Yang biasa, bagiku luar biasa
Yang tak diharapkan, bagiku menakjubkan
Yang tak dipikirkan, bagiku keistimewaan
Yang buatmu lelah, bagiku anugerah
Tidak menyangka rembulan pun tak bersinar
Tidak terduga senja nestapa
Sebab mentari kian cepat menuju kaki langit
Atau harapan yang terlinang
Atau impian yang terabaikan
Atau ketulusan yang terhinakan
Mega yang merah, lalu termarah
Awan yang mendung, lalu marah tak terbendung
Senja yang nestapa, lalu sendukan suasana
Mentari yang bersinar, lalu jiwa ternanar
Kini, kembali pagi
Pada sunyi yang tersembunyi
Pada hati yang menyepi
Pada jiwa yang tata
Senja nestapa, pagi terdera
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar