Tindakan Reflektif dalam Pembelajaran CLIS
Tindakan Reflektif dalam Pembelajaran CLIS
Tindakan reflektif dalam pembelajaran dikenal sebagai usaha guru merefleksi kegiatan pembelajaran atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru tidak saja merefleksi awal tentang kekurang yang dialami. Tetapi, juga merumuskan tentang sesuatu yang telah terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Rekam kegiatan pembelajaran yang tergambar oleh guru merupakan alat untuk mendiagnosa kendala yang dihadapi dan solusi yang direncanakan. Maka guru perlu memahami cara mendiagnosa kendala dan merumuskan solusi yang terbaik.
a. Kendala dalam Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, kadangkala menemukan kendala yang dihadapi. Kendala yang dihadapi dapat berasal dari unsur-unsur dalam kegiatan pembelajaran itu sendiri. Misalnya, kendala media pembelajaran yang terbatas, kemampuan intelegensi siswa yang belum maksimal, motivasi belajar siswa yang belum optimal, suasana belajar yang kurang kondusif, metode dan model pembelajaran yang belum maksimal diterapkan dengan tepat serta kendala lain yang dihadapi oleh guru.
Nah, kendala tersebut dapat menjadi masalah yang mengganggu kelancaran proses pembelajaran. Masalah yang dihadapi guru merupakan tanggung jawab guru untuk memecahkan dan mencari solusinya. Masalah pembelajaran yang terjadi, dapat berdampak pada proses pembelajaran itu sendiri dan hasil belajar siswa.
Penulis juga pernah mengalami kendala dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Jika kendala tersebut tidak segera ditemukan penyebabnya, bisa jadi permasalahan yang timbul akan semakin kompleks. Masalah yang kompleks di kelas, akan menghambat tugas-tugas pembelajaran siswa dan guru. Oleh karena itu, perlu segera dicari akar persoalannya dan dicari solusi alternatifnya yang paling relevan.
Sebagaimana yang dialami pada kegiatan pembelajaran menulis ini, penulis berupaya maksimal mendiagnosa masalah yang terjadi. Tentu, penulis bekerja sama dengan teman sejawat lainnya. Penulis juga menyampaikan kendala tersebut kepada pimpinan sekolah untuk mendiskusikan jalan keluarnya.
Hambatan yang dialami oleh penulis adalah rendahnya hasil belajar siswa pada materi pokok menulis laporan hasil pengamatan. Pengamatan yang dimaksud adalah kegiatan kunjungan siswa ke objek kunjung di dekat sekolah, yaitu mengamati transaksi di pasar. Akar persoalannya adalah rendahnya kemampuan siswa menulis laporan sesuai dengan indicator yang ditetapkan. Misalnya, memahami struktur laporan, penggunaan tanda baca dan ejaan dan keefektifan kalimat. Kendala lain adalah pengetahuan awal siswa yang beragam. Mayoritas siswa belum pernah melihat wujud laporan pengamatan, sehingga konsepsi awal siswa berbeda dengan konsep laporan yang disajikan dalam materi pembelajaran.
Tindakan Reflektif sebagai Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan masalah yang terjadi di kelas pembelajaran, guru perlu merefleksinya. Selain itu, juga harus mencari jalan keluarnya dengan cara yang terbaik. Jika masalah tersebut dianalogikan sebagai penyakit, maka guru bertindak sebagai dokter perlu mendiagnosa penyakit tersebut untuk ditentukan obatnya. Selanjutnya obat diberikan untuk meredakan atau bahkan menyembuhkan penyakit tersebut. Tindakan tersebut itulah disebut sebagai tindakan reflektif seorang guru.
Guru dalam melakukan tindakan reflektif haruslah dengan terencana dan sistematis melalui tahapan ilmiah mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menentukan pemecahan masalah hingga pada pelaksanaan dan evaluasi. Sehingga guru melakukan tindakan penelitian yang relevan, yaitu Penelitian Tindakan Kelas (action research classroom). Penelitian Tindakan Kelas memberikan tindakan nyata dalam pembelajaran di kelas. Guru berperan sebagai guru dan peneliti sekaligus.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan dan atau memperbaiki praktik pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga bertujuan untuk memperbaiki dan “mengobati” penyakit yang “diderita” oleh siswa. oleh karena itu, penelitian tindakan kelas ini harus dilakukan oleh guru di kelasnya mengajar. Sebab, guru telah memahami karakteristik siswa dan masalah yang terjadi di kelasnya.
Tujuan tersebut didukung oleh Mc.Niff (1992) dalam Suyanto (1997) yang memaparkan bahwa sesungguhnya dasar utama dilaksanakannya penelitian tindakan kelas oleh seorang guru adalah suatu perbaikan. Perbaikan yang dimaksud adalah perbaikan yang terkait dengan konteks dengan proses pembelajaran. Tindakan perbaikan tersebut dapat berupa perbaikan kondisi pembelajaran, hasil belajar siswa, penerapan model dan metode pembelajaran, media pembalajaran dan motivasi siswa dalam belajar.
Fokus penelitian tindakan kelas yang dilakukan penulis ini terletak pada tindakan reflektif guru. Tindakan reflektif tersebut dilakukan sesuai dengan karakteristik dan prosedur penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian tindakan kelas penulis berperan sebagai guru pengajar sekaligus peneliti. Kegiatan penelitian tndakan reflektif yang dilakukan penulis didesain dengan beberapa siklus pembelajaran dengan menerapkan model konstruktivistik tipe Children Learn In Science (CLIS). Penelitian tersebut dilaksanakan dengan dua siklus pembelajaran dengan tahapan pembelajaran yang telah disesuaikan dengan prosedur penelitian tindakan kelas model Kemmis & Taggart.
Tahap Penelitian Tindakan ReflektifPenelitian tindakan kelas model Kemmis & Mc. Taggart terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Tahapan tersebut adalah kegiatan penelitian tindakan satu siklus. Jadi, siklus penelitian dalam penelitian tindakan kelas adalah putaran kegiatan yang terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, pengamatan atau observasi dan refleksi (Depdiknas, 2005).
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dalam siklus I merupakan tindakan untuk memperbaiki kondisi sebelum dilaksanakan penelitian. Sebagaimana yang telah dialami penulis bahwa pada kondisi pratindakan ditemukan hasil belajar siswa yang rendah pada materi pembelajaran menulis laporan.
Tindakan pada siklus II dilakukan sebagai tindakan untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I. Siklus I dilaksanakan sesuai dengan tahapan dan prosedur penelitian tindakan kelas. Setiap siklus tetap memuat empat langkah kegiatan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi Suharsimi (2008).
Keempat langkah tersebut dilakukan secara berurutan dan tersrtuktur agar mudah dalam menganalisis hasilnya serta menentukan langkah lebih lanjut. Pada tahap perencanaan, penulis merancangnya bersama teman sejawat agar dirumuskan rencana yang mendekati sempurna. Pada tahap pelaksanaan, penulis mengajar dengan model yang telah ditetapkan dan didampingi oleh observer yang mengamati jalannya kegiatan penelitian tindakan kelas ini. Pada kegiatan refleksi, penulis menganalisis tentang proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Secara rinci, kegiatan penulis sebagai peneliti di kelas dan guru pengajar setiap tahap adalah sebagai berikut. Pada tahap perencanaan, penulis sebagai peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran, mempelajari lebih mendalam sintak model pembelajaran konstruktivistik tipe Children Learn In Science (CLIS), menyusun alat evaluasi, instrumen penelitian dan diskusi dengan teman sejawat sebagai observer. Dalam tahap ini, penulis berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk mendapatkan saran dan masukan agar kegiatan perbaikan pembelajaran dapat dilaksanakan secara maksimal.
Pada kegiatan tindakan, penulis mengajar dengan konsep sintak model pembelajaran konstruktivistik tipe Children Learn In Science (CLIS) dan tindakan pengamatan terhadap proses pembelajaran dan aktivitas guru dan siswa dilakukan oleh teman sejawat penulis sebagai obeserver. Penulis juga mengajak siswa berkunjung ke pasar pada saat jam sebelum pembelajaran menulis laporan dimulai. Penulis juga meminta izin kepada pimpinan sekolah untuk melakukan kegiatan kunjungan ke pasar sebagai implementasi kegiatan pembelajaran menulis laporan pengamatan kunjungan.
Penulis melakukan kegiatan refleksi pada akhir siklus untuk menelaah kekurangan yang terjadi pada tindakan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil refleksi dapat menentukan kegiatan perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya atau dianggap selesai. Interpretasi penulis dalam kegiatan ini dilakukan setelah menganalisis hasil yang dicapai siswa.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terima kasih ilmunya sangat bermanfaat sekali...sukses selalu
makasih bu
Terima kasih ilmunya sangat bermanfaat sekali...sukses selalu
Mantap pool ,pak Alee. Terima kasih ilmunya. Salam sukses
kerenn abis ulasannya pak,,, lanjutkenn