Alfauzan, S.Ag, MM

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
H Helmi Buka Penguatan Moderasi Beragama Bagi Kepala Madrasah dan Penghulu

H Helmi Buka Penguatan Moderasi Beragama Bagi Kepala Madrasah dan Penghulu

Bukittinggi Humas- Penguatan moderasi beragama adalah bagian dari cara kita mengawal dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat majemuk dan flural agar tetap exis dengan berbagai kondisi yang tengah dilanda pandemi covid 19 yang semakin memacu dan memicu berbagai gelombang perubahan yang berdampak kepada kemesraan kita sebagai anak bangsa

Demikian pengantar hebat yang disampaikan H Helmi Kakanwil Kemenag Provinsi Sumatera Barat saat membuka pelatihan penguatan moderasi beragama bagi kepala madrasah dan penghulu se Provinsi Sumatera Barat Kamis 9 Desember 2021 di hall Hotel Pusako Kota Bukittinggi.

Lebih jauh dijelaskan Kakanwil bahwa penguatan moderasi beragama bagi para kepala madrasah dan penghulu sangat urgen sekali sebagai penyambung dan penghubung yang luar biasa dalam melayani masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar tentang kemajemukan yang dimiliki negara kita, ujarnya

Demikian juga halnya dengan peran guru dan Kepala Madrasah walaupun di tengah situasi pandemi yang luar biasa mewabah di hampir seluruh dunia dan bangsa kita, tanpa lelah para guru dan kepala madrasah terus memberikan hak-hak anak dalam hal memberikan pendidikan dengan layanan pembelajaran yang serba terbatas, namun tetap menghadirkan kualitas terang kakanwil.

Dis sisi lain H Helmi juga menjelaskan bahwa pada kegiatan moderasi dipakai istilah penguatan karena Indonesia luar biasa majemuk dan heterogennya yang senantiasa hidup damai antar umat beragama sampai pertengahan tahun 2012 kemaren, sambung kakanwil

Kakanwil juga mengingatkan setidaknya pada lebih kurang sepuluh tahun belakangan yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi sampai pada era four poit zero (4.0) saat ini telah terjadi perubahan tatanan dan kedamaian kita sebagai bangsa, yang apabila tidak kita berikan penguatan terhadap nilai-nilai universal dari ajaran agama, Kita khawatir terjadinya perpecahan seperti Yugoslavia, Uni Syofiet yang hilang dari peredaran bangsa-bqngsa di dunia, seperti kita ketahui sampai saat ini negara yang masih exis itu hanya tinggal lebih kurang 193 negara dari sebelumnya 245 negara di dunia, ujar kakanwil"

Di sisi lain kakanwil juga mengungkapkan tentang kekhawatiran kita terhadap cara memahami ajaran agama yang sempit, sehingga dikhawatirkan akan semakin menggiring Indonesia ke jurang kehancuran, maka sebagai orang yang beragama dan tokoh umat tentu ini perlu kita terus tumbuhkan penguatan nilai-nilai keagamaan yang universal dan penguatan moderasi beragama dengan baik dan penuh tanggungjawab, tambah H Helmi

"Kadang terjadi klaim sepihak tentang siapa yang benar dan siapa yang bid'ah akibat terjadi hari ini suburnya inteloransi, bid'ah yang di masukin oleh orang orang wahabi yang mahir dan.pandai memanfaatkan situasi dan kesempatan di tengah-tengah sebagian umat beragama yang masih kurang pengetahuan dan pemahaman keagamaanya, terang kakanwil".

Untuk itu kita terus mencari formulasi dan cara yang tepat mengatasi permasalahan yang terjadi dari hulu ke hilir yaitu dari surau dan masjid-masjid yang perlu kembali ditata secara benar dan memiliki wawasan keindonesiaan serta mampu juga menjadi bagian dari solusi tentang ekonomi umat, tambah kakanwil penuh semangat

Terakhir H .Helmi menyampaikan tentang kata kunci dalam moderasi beragama yaitu hadirnya nilai nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, merasakan sakit tatkala kita di zalimi, maka dapat dipastikan kita masih akan terus hidup dan merasakan bahwa kita membutuhkan saudara kita dalam menghadirkan kedamaian dan perdamaian bagi umat beragama dan bangsa yang kita cintai ini, pungkas kakanwil

Sementara itu Kakankemenag Kota Bukittinggi H. Kasmir dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kegiatan moderasi yang diselenggarakan bagian ortala dan KUB diharapkan yang hadir menjadi penguat serta rull model tentang moderasi beragama di masing-masing instansinya serta masyarakat tempat bertugas, tegas Kakankemenag.

H Kasmir juga menyampaikan bahwa moderasi beragama mengandung makna bagaimana kita menghargai perbedaan sebagai kenyataan yang ada di Indonesia dan hendaknya kemajemukan dan perbedaan tersebut mampu menjadi potensi besar untuk terus berkembang dan menghadirkan kedamaian untuk semua, tukas H Kasmir penuh semangat.

Di sisi lain menurut kakankemenag yang selalu terlihat happy ini adalah bagaimana kita mampu menggali dan memanfaatkan kearifan lokal sebagai perekat dan menjadikan pesona dalam membangun iklim keberagamaan yangbsaling menghebatkan dan menginspirasi, terangnya.

Di samping itu komitmen kebangsaan diharapkan mampu menghadirkan kesejukan dan keteguhan kita sebagai bangsa yang flural dan majemuk, kita jadikan penguatan moderasi beragama melalui dunia pendidikan yang sekarang dimasukan menjadi bagian dari materi pembelajaran PPKn di Madrasah, sehingga diharapkan mampu memberikan pencerahan terhadap siswa siswi kita yang sedang berproses dan bertumbuh menjadi generasi yang akan melanjutkan konsensus kita sebagai negara yang majemuk tersebut, tambah H. Kasmir

H Kasmir berharap dengan adanya kegiatan penguatan moderasi beragama yang kita laksanakan tiga hari ke depan diharapkan mampu memberikan pencerahan serta pemahaman yang utuh dan kuat tentang komitmen kita dalam berbangsa yang flural ini, ujarnya

H Kasmir meyakini dengan terus menerus dilaksanakannya penguatan moderasi beragama diharapkan dapat menjadi dasar yang kuat bagi kita menghadapi berbagai tantangan yang semakin komplit serta sangat mengkhawatirkan kita sebagai umat beragama di Indonesia sekarang ini, terangnya.

"Kita berharap bagaimana hadirnya keadilan serta keseimbangan yang terus mampu menjaga spirit dan semangat bertoleransi dari semua umat beragama dengan menyadari dan memahami bahwa bangsa Indonesia benar-benar sangat majemuk dari berbagai aspek ujar kakankemenag"

H Kasmir juga mengingatkan dengan kemajemukan yang dimiliki Indonesia, ketika tidak terkelola dengan baik dan sungguh-sungguh dikhawatirkan menjadi bahaya besar bagi keutuhan kita sebagai bangsa, untuk itu perlu kesadaran kolektif bagi semua anak bangsa menyadari bahwa potensi untuk terpecahnya bangsa ini pasti akan selalu ada, maka di tuntut kita sebagai tokoh pendidik yang bersentuhan langsung dengan generasi penerus bangsa untuk memberikan ilmu serta nilai-nilai tentang ke Indonesian yang flural dan majemuk tersebut, tambahnya.

Untuk itu sekali.lqgi kita berharap kepada para Penghulu Agama yang berada di.masing kecamatan tentu akan dapat menyampaikan informasi yang benar dan utuh tentang moderasi beragama dalam kondisi Indonesia yang sekarang tengah mengalami berbagai guncangan serta derasnya informasi melalui media yang luar biasa cepatnya sampai ke pelosok negeri, ujarnya

Terakhir H Kasmir berharap peranan penghulu dan Penyuluh Agama di masing-masing nagari dan kecamatanlah bersama unsur tokoh masyarakat lainnya memberikan penguatan tentang nilai-nilai agama yang sejatinya adalah sebagai pedoman bagi umat dalam menjalankan ajaran agama dengan baik.

Sementara itu Fauqa Nuri Ihsan Kasubag ortala dan KUB selaku ketua panitia pelaksana kegiatan pelatihan penguatan moderasi beragama menyampaikan tujuan dilaksanakan pelatihan ini pertama untuk meningkatkan pemahaman tentang peta dan keberagqmaan masyarakat di Indonesia,

Lalu yang kedua menyadari pentingnya moderasi beragama sebagai strategi untuk mengelola kehidupan keberagamaan yang berkontribusi secara positif terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara, kemudian yang ketiga membangun kesadaran untuk merespon situasi keberagamaan di Indonesia saat ini, urai H Fauqa

Selanjutnya yang ke empat meningkatkan pemahaman tentang kasus kasus intoleransi, ekstrimisme, kekerasan dan diskriminasi di tingkat lokal, Nasional maupun internasional, yang kelima adalah memberikan wawasan tentang pentingnya memiliki sifat dan sikap yang moderat dalam melaksanakan pengabdian di tengah masyarakat yang beragam

Kasubqg juga menyampaikan kegiatan ini berlangsung selama tiga hari dengan peserta sebanyak lima puluh orang terdiri dari dua puluh tujuh kepala madrasah dan dua puluh tiga penghulu se Provinsi Sumatera Barat dan berharap semua peserta dapat mengikuti dengan semangat dan penuh tanggungjawab sampai berakhirnya acara pelatihan ini, harapnya. (fauzan)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren banget ulasannya

10 Dec
Balas

Makasih buk

10 Dec



search

New Post