Alfauzan

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Memahami, Apa Itu Ikhlas

Memahami, Apa Itu Ikhlas

Ikhlas berasal dari kata *khalasha* yang berarti *_mengosongkan sesuatu dan membersihkannya._*

Kata ikhlas merupakan masdar dari kata *_Akhlasa_* yang berarti ; *_murni, bersih, jernih, selamat, memisahkan diri, dan pembersihan sesuatu._*

Di dalam Al-Qur’an kata ikhlas memiliki 5 pengertian sbb :

1. ●> ikhlas bermakna  al-ishthifaa’ (pilihan).

2. ●> ikhlas juga bermakna al-khuluus min as-syawaa’ib (suci dari segala macam kotoran).

3. ●>  Ikhlas  juga berarti *_al-ikhtishaash_* (kekhususan).

4. ●> ikhlas juga berarti *_at-tauhid_* (mengesakan).

5. ●> Ikhlas juga bermakna *_at-tathhir_* (penyucian).

Namun secara umum *ikhlas itu berarti* _mengosongkan sesuatu dari segala kepentingan sudut pandang manusiawi dan membersihkannya agar kembali sebagaimana yang dimaksud oleh sang pemilik ketetapan yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala._

Dari beberapa pengertian di atas tidak ada satupun pengertian ikhlas yang merujuk kepada *_sikap penerimaan atas suatu musibah atau keadaan tertentu._* Bahkan *ikhlas lebih banyak merujuk kepada *persoalan keimanan.* sebagaimana yang diterangkan dengan adanya surat Al-Ikhlas yang menegaskan tentang persoalan keimanan kepada Allah.

Hal ini seakan memberikan satu pemahaman bahwa dalam kita beriman kepada Allah haruslah bersih tanpa dikotori oleh noda kotoran sedikit pun. Sehingga hasil perilaku yang lahir dari keimanan yang bersih itu, akan menghasilkan penerimaan total atas ketetapan Allah Swt.

Sementara penerimaan terhadap suatu keadaan tertentu yang terjadi pada diri kita adalah hasil dari sebuah proses keimanan yang bersih itu.

Jadi seorang yang benar-benar beriman kepada Allah secara ikhlas, maka dia akan dengan sepenuh hati menerima segala ketetapan apapun yang terjadi atas dirinya, sebab dia yakin bahwa segala yang terjadi adalah berkat rahmat Allah artinya berada di dalam naungan kasih sayang Allah.

Konsekuensinya, tidak ada satupun peristiwa yang terjadi kecuali hal itu pasti dibangun atas rasa kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Termasuk pada peristiwa seburuk apapun menurut pandangan manusia. Allah menegaskan di dalam Firman-Nya tentang kasih sayang Allah di balik setiap peristiwa itu, yang terjemahan sbb :

*_Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)._*

Maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa *_ikhlas itu adalah kemampuan menerima dengan lapang dada dan sepenuh hati segala ketetapan Allah yang terjadi pada diri kita baik ataupun buruk._*

Seorang yang ikhlas di dalam memberi ataupun menerima harus berusaha belajar untuk mengosongkan diri dari segala kepentingan personalnya, dan kemudian mengembalikan seutuhnya kepada Allah semata.

Sebagaimana diinspirasikan oleh Al-Qur’an surat al-ikhlas yang tidak ada sama sekali di dalam teks ayat surat tersebut menyebut kata ikhlas, artinya seseorang yang benar-benar ikhlas, dia akan ditolong Allah menjadi orang yang telah diikhlaskan, sehingga orang pada kategori mukhlasin ini berarti dia telah belajar banyak berlatih ikhlas.

Seorang yang ikhlas akan sepenuhnya menyerahkan segala ketetapan yang ada kepada Allah, sebagaimana dijelaskan dalam firmanNya yang terjemahannya sbb :

*_“Kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka.” (Shad: 83)_*

Hamba yang akan dilindungi Allah dari godaan setan adalah yang telah diambil alih oleh Allah perlindungannya (sebagai maf’ul). Hal ini akan terjadi manakala seseorang telah berlaku sebagai fail (subyek) sebelumnya, artinya telah terus berupaya menjadi pelaku sikap ikhlas.

*_Inilah ilmu tingkat tinggi dalam kehidupan manusia,_* yaitu ; Menjadi seorang yang ikhlas* hingga Allah menjadikan kita seorang yang diikhlaskan. Dan inilah *derajat atau maqamnya pada waliyullah*.

Dari berbagai sumber, semoga bermanfaat bagi kita semua

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah

26 May
Balas



search

New Post