Alfira Dini Sabriana

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bergurulah pada buku, tapi jangan biarkan buku mengguruimu. Membacalah untuk hidup, bukan

Sangat menarik perhatianku ketika melihat quotes diatas muncul di dalam explore pencarian browser ku. Bingung dan bertanya – tanya. Ya, itulah yang melintas di dalam pikiranku. Apa arti sesungguhnya dari penggalan quotes yang dicetuskan oleh Owen Meredith, seorang diplomat asal Inggris tersebut. Oh anyway, ini pengalaman pertamaku menulis. Hmm not very first time sih, karena sebelumnya aku menulis singkat tentang pengalamanku sebagai pendidik di salah satu satuan kerja tingkat Madrasah di Kabupaten Jember. You know what? Yes, I did it karena suatu kewajiban yang dibuat oleh madrasahku so I have to. Alhasil akupun berhasil menulis, dan itu menjadi candu. Percaya atau engga, tapi aku menyelesaikan tulisan itu dalam waktu kurang lebih 3 jam. Kebayang ga? In my very first time, cerita itu mengalir begitu saja di pikiranku ketika aku menulisnya. Kalian yang membaca tulisan ini, menjadi saksi dari hasil karya tulisanku yang kedua hehe congratulations. Okay kembali ke fokus tema kali ini, tentang Membaca untuk Hidup. Tulisan ini merupakan opini atau hasil pemikiran pribadiku didasari oleh ebebrapa sumber informasi sebagai landasannya. Hal pertama yang aku lakukan adalah mencari referensi tentang tema ini. Finally aku bertemu dengan penggalan quotes diatas. Dari penggalan quotes diatas, setelah dibaca berkali – kali ternyata memiliki kesinambungan. Dimana buku dan membaca merupakan satu kesatuan kegiatan di dalam literasi. Seseorang akan melakukan kegiatan atau aktivitas yang disebut dengan membaca. Dimana di dalam kegiatan membaca itu, ada objek atau benda yang terkait. Yakni buku, walaupun di era digital saat ini banyak juga buku yang tidak berbentuk buku cetak melainkan e-book atau electronic book. Quotes tersebut erat hubungannya dengan yang namanya pengetahuan. Dimana ketika seseorang melakukan kegiatan mencari pengetahuan, orang tersebut dikatan sebagai pelajar atau orang yang sedang belajar. Frasa “bergurulah pada buku” memiliki konotasi belajar. Sedangkan untuk lanjutannya which is “tapi jangan biarkan buku mengguruimu” memiliki konotasi bahwa kita harus selektif. “membacalah untuk hidup” memiliki arti bahwa kita sebagai individu harus rajin meningkatkan literasi kita. Disambung oleh frasa “bukan hidup untuk membaca”, makna nya apa yang kita baca harus berbobot dan mendapatkan pesannya, jangan hanya membaca saja tapi kita tidak dapat ilmu apa – apa. Secara garis besar, yang aku tangkap dari penggalan kalimat dari quotes diatas adalah bahwa kita sebagai individu hendaklah selalu membaca di dalam belajar. Belajar dalam artian mencari sumber informasi baru atau pengetahuan. Namun, kita juga sebagai makhluk yang akademis harus pandai juga dalam menyaring dan memfilter informasi mana yang pantas kita terima dan terapkan dan informasi mana yang tidak sepatutnya kita terima atau terapkan.

Sama halnya dengan di dalam kegiatan mengajar. Sebagai tenaga pendidik, aku diharuskan untuk terus membaca dan membaca. Apa yang aku baca? Buku materi tentunya tentang mata pelajaran yang diampu dan apa saja yang akan disampaikan kepada siswa – siswi ku di kelas nantinya. Siapa bilang seseorang ketika sudah menjadi guru, dia tidak perlu belajar. Heyyy kalian salahh. Justru seorang guru harus belajar, belajar, dan terus belajar. Membaca, membaca dan terus membaca. Apa yang dibaca? Selain materi bahan ajar, guru juga harus membaca kondisi dan psikologi siswa – siswi nya yang nantinya akan menjadikan pembelajaran di kelas itu menjadi efektif. Seorang pendidik sepertiku, sudah pasti dibekali dengan beberapa background knowledge tentang teori belajar dan pembelajaran. Bagaimana sikap guru ketika ada siswa dengan masalah a, b atau c dan bagaimana solusinya. Serta metode pembelajaran atau teknik apa yang sesuai untuk diterapkan di kelas dengan kondisi siswa a, b, dan sebagainya. Namun, itu semua hanya teori. Teori yang dibaca oleh seorang pendidik untuk dijadikan sebagai pengetahuan. Sebagai landasan awal atau background knowledge nya dia. Selebihnya, itu kembali kepada seorang pendidik itu sendiri di dalam mengaplikasikan pengetahuannya. Dengan kata lain, seorang guru harus pandai dalam memilah – milih aktivitas atau metode apa yang pantas diterapkan atau diaplikasikan ke dalam suatu kelas dengan permasalahan – permasalahan yang dihadapinya. Lalu atas dasar apa seorang guru tersebut mengaplikasikan suatu aktivitas tersebut? Tentunya atas dasar keyakinan dia terhadap background knowledge yang sudah ia pelajari sebelumnya. Apakah hal tersebut dapat dibenarkan? To be honest di dalam opini pribadiku, tentu hal tersebut benar. Karena seorang guru yang terus membaca dan belajar, ia akan paham betul bagaimana ia seharusnya menjalankan peran ia sebagai role picture dan sebagai orang tua kedua bagi siswa – siswinya. Justru mereka – mereka yang tidak mau belajar dan banyak membacalah yang nantinya akan kesusahan ketika menghadapi persoalan – persoalan kehidupan lainnya. That’s all opini aku yang begitu singkat tentang tema kali ini. Sekali lagi ini murni opini pribadiku, jadi kalau kalian memiliki pandangan yang berbeda denganku ya that’s fine, not a big deal. Okay cukup sekian tulisan aku di dalam tema kali ini, sampai jumpa di tema – tema berikutnya. See you . . . .

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bergurulah pada buku, tapi jangan biarkan buku mengguruimu.

20 Apr
Balas



search

New Post