Alfira Dini Sabriana

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Dari Terpaksa menjadi Terasa

4 tahun menghabiskan studi di bidang pendidikan sangatlah melelahkan menurutku, pada saat itu. Banyak sekali teori tentang pendidikan yang harus aku pelajari, demi menyangga gelar Sarjana Pendidikan. Belajar dan Pembelajaran, dimana calon guru harus paham betul teori dasar belajar siswa dan metode pembelajaran yang bagus untuk siswa. Hingga mempelajari Profesi Kependidikan dimana kita, calon guru, harus menghafalkan dan tentu saja memahami betul kode etik guru. Berawal dari sebuah keharusan, dimana ayahku ingin aku menjadi seorang guru, akupun harus menerimanya.

Mengawali karirku sebagai guru dengan berbekal studi pendidikan yang telah aku selesaikan pada tahun 2021 merupakan pengalaman tak terlupakan bagiku. Pengabdian pertamaku ada pada salah satu MAN di Kabupaten Jember. Takut, malu, insecure, campur aduk perasaan yang aku rasakan ketika hari pertama masuk dan memulai hariku sebagai guru, bukan lagi seorang murid. And thennn, ternyata disana banyak rekan kerja yang usia nya tidak jauh selisihnya denganku (hahaha beruntunglah aku masih bisa punya rekan kerja yang seumuran). Oh iya daritadi cerita panjang tapi lupa belum berkenalan ya hehe. Hai, namaku Dini. Miss Dini, begitu mereka memanggilku karena aku mengajar mapel Bahasa Inggris. Menjadi guru muda dan mengajar siswa – siswi yang usia mereka pun juga tidak jauh dariku, sangatlah menyenangkan bagiku. Tapi tetap saja konsep dasar di sekolah yakni ketika guru masuk kelas, sudah pasti ada kegiatan belajar mengajar. Meskipun siswa – siswi di MAN ini terbilang remaja, namun tetap saja aku ingin mereka bisa menikmati pembelajaran dengan nyaman. Yaaa bisa dibilang ice breaking lah ya ditengah – tengah materi yang cukup untuk membuat mereka pusing dengan tenses/grammar yang ada hahaha.

Suatu ketika, aku mendapatkan amanat dari Kepala Madrasah bahwa aku harus mengajar di Ma’had (Asrama Putri) untuk mapel Bahasa Inggris diniyah. Yang mana jam mengajar di 2 kelas tersebut bukan pada jam regular, yakni jam 18.00 – 21.00 WIB. Cukup melelahkan bagiku, ketika mendapatkan tugas seperti itu. Hari pertama ku lalui mengajar mereka, di pertemuan pertama kita. And yeah, I was touchedkarena mereka sudah lebih dulu tahu tentang aku. Hari – hari yang awalnya aku bayangkan akan begitu melelahkan, justru menjadi penawar rasa letihku hari itu. Terlebih karena usia mereka tak jauh beda denganku, jadi mereka justru lebih gampang untuk bercanda denganku. Bahkan merekapun sering menjodohkan aku dengan salah satu guru muda juga di MAN itu, yang kini sudah menjadi Kepala Rumah Tanggaku (re: suami). Setelah aku berada di zona nyamanku, datanglah rencana Tuhan yang lainnya. Memang benar bahwa hidup itu seperti roller coaster.

Datanglah suatu ketika dimana mengharuskan adanya sebuah perpisahan, hal yang paling tidak diharapkan di dalam sebuah perjalanan, aku harus mengakhiri masa kerjaku di sekolah itu dikarenakan satu dan dua hal alasan. Entah burung apa yang mengantarkan berita itu kepada siswa – siswi yang aku ajar di sekolah itu. Ketika penilaian tugas Sing a song, mereka memberiku surprise, unforgettable moment. Mereka semua menyanyikan lagu tema perpisahan dan memberiku sebuah gift, kenang – kenangan dari mereka. Di lain hari, ada beberapa kelas juga yang memberiku surprise dengan menyanyikan lagu di tengah halaman sekolah dan memberikanku kado. Sungguh hal yang sangat tidak bisa dilupakan, dimana aku begitu menganggap bahwa mereka bisa menerima kehadiranku sebagai guru atau bahkan kakak mereka di sekolah ini. Dari pengalaman pengabdian pertamaku, aku mendapatkan beberapa hal yang bisa aku jadikan pembelajaran hidup kedepannya. Aku menyadari bahwa ketika seorang guru menikmati tugasnya sebagai seorang guru, siswapun dengan senang hati menerima dan mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut dengan senang. Oleh karena itu, kita sebagai guru harus benar – benar mencintai profesi kita dan meningkatkan profesionalitas kerja kita demi anak bangsa. Dengan begitu, siswa – siswi pun akan merasa senang dan tidak merasa terbebani dengan adanya tugas dan pembelajaran di sekolah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sukses selalu, Bunda. Salam literasi

15 May
Balas



search

New Post