Al Hazmi Fakhrul Alim

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
(77) Kujemput Cinta Dengan Istiqhara Part1

(77) Kujemput Cinta Dengan Istiqhara Part1

(Part 1 : Prolog)

Umar

Umar adalah seorang anak laki laki dari Haba dan Usman. Umar adalah anak yang baik.. ramah... sopan santun dan mudah bergaul... Umar juga merupakan anak dari orang kaya... namun ia selalu di ajarkan untuk tidak sombong oleh keluarganya

Keluarga Umar adalah keluarga yang sangat harmonis lebih dari kata sakinah mawaddah warohmah...

Tepat di hari ulang tahun Umar yang ke 6 tahun, mereka memutuskan untuk merayakannya dengan berekreasi ke Puncak.

"Umar anak umi... kamu kan hariini ulangtahun... jadi kamu mau apa dari umi ?..." tanya Haba dengan senang

"Jalan jalan mi... Umar pengen ke Puncak..." jawab Umar dengan semangat.

"Oke... kalau begitu nunggu apa lagi... ayo kita berangkat... tapi sarapan dulu yaa..." ucap Usman kepada anak semata wayangnya itu...

Di perjalanan

"Abi hati hati ya nyetir mobilnya..." ucap Haba dengan tenang sambil memangku Umar yang sedang sibuk dengan mainan di tangannya.

"Bruk....."

Tiba tiba di tengah perjalanan terjadi benturan sangat dahsyat yang tak bisa di elakkan yang menyebabkan mobil yang di kendarai oleh Usman terjerumus kedalam sebuah jurang yang terjal.

Untungnya masyarakat didaerah tersebut langsung membatu mengevakuasi korban korban kecelakaan dan langsung di bawakan ke rumah sakit terdekat...

"Abi... abi... bangun abi... abi... tolong suami saya...." teriak Haba dengan sangat histeris sambil memeluk anaknya yang sedang berlumuran darah...

"Ummi... sakit mi... sakit mi... umii.. kepala umar sakit sekali mi..." rengek Umar sambil memegang kepalanya yang sedang berlumuran darah

Di sisi lain Haba mencoba untuk menenangkan diri dan menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya sampai mereka tiba di rumah sakit terdekat. Namun dalam perjalanan menuju rumah sakit mereka sempat tak sadarkan diri sampai akhirnya umar pun terbangun dan perlahan ia membuka matanya .

"Abi... umi... abi... umi..." ucap Umar sambil menangis

"Kamu yang sabar ya Umar... Abi dan Umi kamu sudah tenang bersama Allah di surga..." ucap seorang wanita yang bernotabe sebagai sahabat karib Haba

"Nanti kamu tinggal sama tante ya sayang..."

Umar hanya mengangguk dan mencoba mencerna kata kata yang baru saja di lontarkan oleh wanita tersebut.

Dua bulan kemudian

Umar pun mencoba beradaptasi dengan lingkungannya yang baru... sekarang ia sudah menerima keluarga Aminah... dan ia pun menganggap Aminah sebagai ibunya sendiri

Terkadang... ia kerap sekali teringat dengan orang tuanya yang sudah meninggal dan ia tak tau dimana keluarganya... ia hanya tau dimana rumahnya saja

"Umar... mulai besok kamu mama masukkan ke Pesantren tempat ayah mama ya..." ucap Aminah.

"Iya ma..." jawab Umar setengah hati... ia tidak mau jauh dari makam orangtuanya... setiap hari ia selalu datang ke makam orangtuanya dan bercerita semua yang ia alami...

10 tahun kemudian

Seorang anak yang dulunya sebatangkara hidup dengan di besarkan di pondok pesantren.... kini menjadi seorang pria tampan nan gagah... ia lebih memilih untuk mengabdi di pesantrennya sebagai bentuk terimakasih nya...

Walaupun sebenarnya ia merupakan lelaki yang sangat pintar... ia bahkan di tawarkan banyak biesiswa namun ia menolaknya hanya karena ia ingin mengabdi sebagai guru di ponpesnya

Ia mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan santri baru di Pesantren. Ustad Abdillah memberikan amanah kepadanya agar ia menunggu di dalam ruangan sambil membaca ayat suci Al Quran.

Klek...

"Assalamualaikum" ucap seorang pria paruh baya... lebih tepatnya ustad Abdillah . Umar langsung mengangkat kepalanya saat mendengar suara pintu yang terbuka.

"Waalaikum salam" jawab umar

"Nah ini dia santri barunya... namanya Nazwa" jelas ustad abdlillah sambil menggandeng tangan seorang pria yang di belakangnya ada seorang wanita

"Nazwa ini ia pindahan dari pondok pesantren di Sumatra... sekarang ia akan kamu tes dulu ya... " perintah ustad Abdillah

Umar melihat seorang wanita cantik yang sedang di tunjuk oleh ustad abdillah,.. seketika jantungnya berdebar tak karuan ia langsung menundukkan pandangannya kepada wanita tersebut.

"I..iya ustad..." jawab Umar gugup

"Hmm kamu sudah hafal Quran sampai jus berapa ?" Tanya Umar namun ia tetap menundukkan pandangannya begitu juga dengan Nazwa

"Alhamdulillah 10 jus kak..." jawab Nazwa

"Maasyaallah.... yasudah kita mulai ya dari jus pertama... nanti saya bacakan kamu sambung ya.." ucap Umar memberikan penjelasan

Setelah Umar mengetes Nazwa, ternyata Nazwa memiliki poin 95 lebih dari cukup untuk dapat masuk ke ponpes tersebut

"Alhamdulillah... kamu lolos... sebentar lagi senior kamu namanya kak Syafa datang jemput kamu..."

"Assalamualaikum" ucap Syafa kepada semuanya di dalam ruangan tersebut. Syafa adalah santri cewek senior di pesantren tersebut.

"Waalaikum salam ..." jawab semuanya

"Nah... Syafa, tolong kamu antarkan Syifa ke kamarnya ya.." printah Ustad Abdillah

"Hmm... jadi kamu santri barunya ya... ayo kakak tunjukin kamar kamu..." ucap Syafa sambil menjabat tangan Nazwa

"I.. iya kak..." jawab Nazwa yang masih canggung dengan suasana pesantren tersebut.

"Kenalin nama saya syafa... tenang saja di sini orangnya baik dan ramah ramah kok... ya kecuali ada satu sih... hehehe...kamar kamu itu yang ada di sana " jawab Syafa dengan lemah lembutnya.

"Ha ? Maksudnya gimana kak ? Siapa orangnya ?..."tanya Nazwa dengan sangat penasaran

"Nanti juga kamu pasti bakalan tau sendiri..." jawab Syafa sambil menahan tawanya

"Assalamualaikum..." ucap Syafa ketika memasuki ruangan kamar mereka yang dapat berisi sampai 6 orang dan terdapat lemari besar di pinggir ruangan.

"Waalaikum salam" jawab Aurel sambil tiduran di atas kasurnya.

"Loh.,, kamu ngapain di sini Rel... kok kamu ga bantuin yang lain piket sih..." ucap Syafa dengan nada sedikit kesal.

"Males ah... gue capek tauk..." ucap Aurel cuek

"Nazwa coba deh kamu tanya sama Aurel kenapa dia masuk ke pesantren ini" pinta Syafa sambil menahan tawa

"Emangnya kenapa kak...?" Tanya Nazwa kepada Aurel

"Ya biasalah... gua di usir sama nyokap gua ... karena gaada lagi sekolah yang mau nerima gua.. ya gua pun terpaksa lah masuk ke sini" jawab Aurel sedikit ngegas

"Eh dasar.... yaudah deh.. yuk Nazwa tempat tidur kamu yang ini ya... ini kamu susun dulu saja baju kamu... " ucap Syafa sambil memegang tangan Nazwa.

"Sudah mau masuk waktu Maghrib nih... kita sholat di masjid yuk..." ucap Syafa kepada semua santri cewe.

Seusai mereka melaksanakan sholat Maghrib berjamaah di masjid, Syafa dan Aurel memutuskan untuk mengajak Nazwa untuk berjalan jalan mengelilingi pesantren.. sampai mereka bertemu seorang pria tampan ... pria idaman bagi santri cewe di pesantren tersebut.

"Eh... kamu lagi apa Umar..." tanya Syafa

"E.. e.. enggak ngapai ngapai kok... emangnya k... kalian ngapain disini... dah malam atuh neng.. ga baik cewe jalan jalan malam malam gini..." entah kenapa setiap kali Umar bertemu dengan Nazwa jantungnya berdebar kencang dan membuat ia gugup dan salah tingkah.

Bersambung....

Ttd. Al Hazmi Fakhrul Alim

Tebing Tinggi, 30 Juni 2020

#TantanganMenulisGurusiana

#TantanganHari77

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantul Bunda

30 Jun
Balas



search

New Post